Jakarta.
Kota yang menurut Gaga menyebalkan karena kemacetannya, panasnya, orang-orang yang mudah marah dan berpikiran sempit—itu semua menurutnya.
Kota yang menyebalkan menurut Gaga, kota yang membuat Gaga menghindar untuk pulang ke rumah dan lebih memilih menetap di negara lain.
Tapi hari ini, Gaga merasa Jakarta tidak seburuk yang dia bayangkan. Jakarta tidak semenyebalkan itu. Ada beberapa kisah manis miliknya yang terbentuk dari kota ini.
Di kota ini dia bertemu Nichol dan Azida, dan kini salah satu sahabatnya yang paling konyol sedang serius. Mengucapkan ijab kabul dihadapan penghulu, saksi, dan ayah dari Sera.
Gaga yang duduk di barisan kursi paling depan ikut tegang ketika Azida mengucapkan ijab kabul, satu jam sebelum acara dimulai, Nichol dan dirinyalah yang menemani Azida berlatih mengucapkan ijab kabul dalam bahasa arab.
Ya, Azida terlalu gila ingin mengucapkannya dalam bahasa arab. Terlalu konyol sampai Gaga hanya bisa menghela napas pasrah.
Azida ingin terlihat hebat dihadapan sang ayah mertua, dia juga tentu saja ingin acara yang khidmat.
Sampai sebuah tangan kurus nan putih itu menggenggam telapak tangannya. Gaga menoleh, Beby kemudian mengulas senyum kecil dan hanya mengangguk sekali.
Beby sedang menenangkannya.
Entah kenapa, menjalin hubungan yang lebih intens dan mengenal Beby selama satu minggu setelah lamarannya ini membuat Gaga dan Beby bisa saling paham hanya karena sebuah tatapan. Aneh, tapi nyata.
"Anakahtuka wa zawwaj-tuka makhthubataka Serania binti Irfandi bi mahri mushaf alquran wa alatil 'ibadah haalan."
Jawaban Azida menggema keras dan tegas melalui pengeras suara. Jabatan tangannya begitu erat pada ayah mertuanya.
Sang ayah mertua dan penghulu saling bertatapan sejenak. Sampai pertanyaan yang kental dalam suatu pernikahan ditanyakan pada para saksi nikah.
"Sah?"
"Sah."
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillahirobbil alamin!" Semua orang mengucapkan syukur.
Para saksi, ayah mertua, Sera yang cantik dalam balutan kebaya putih dan juga Azida langsung mengucap syukur, tapi juga langsung mengusap keringat dingin di dahinya.
Gaga dan Nichol saling tatap sejenak, menghela napas lega. Mereka benar-benar lega Azida bisa mengucapkan ijab kabul dengan jelas dan tegas.
Sahabatnya itu akhirnya menikah juga.
Setelah doa selesai, Azida sempat melirik ke belakang, mengacungkan jempol pada Gaga dan Nichol.
Gaga tertawa sambil balas mengacungkan jempol, Nichol juga melakukan hal yang sama.
"Siap tempur malam pertama!" Bisik Nichol dengan semangat.
Azida tertawa tanpa suara dan kembali ke posisinya. Astaga, Gaga benar-benar selega itu.
Kemudian dia melirik gadis disampingnya yang baru saja mengusap air matanya.
"Kenapa nangis?" Tanya Gaga.
"Gara-gara nggak keburu di halalin." Jawab Nichol yang duduk disamping Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Hope [END]
RomancePacaran bertahun-tahun dan saling mengenal pasangan dengan baik tidak menjamin akan selamanya bertahanan lalu mengantarkan ke jenjang pernikahan. Itulah yang dirasakan Dirgantara Felixiano, seorang lelaki dingin dan datar yang hubungan pacaran s...