Beby langsung buru-buru memasuki pintu café miliknya begitu mendapatkan kabar dari Cika bahwa Azida, Nichol, dan Sera ada di café-nya dan hendak bertemu dengan Beby.
Senyumnya langsung merekah lebar dan dia sontak memekik heboh ketika kembali bertemu dengan Sera.
"Kak Sera!!!" Pekik Beby, dirinya langsung menghambur ke pelukan wanita cantik yang bernama Sera itu.
"Beby, ya ampun. Kangen!!!" Sera balas memeluk Beby.
Dan Azida pun berdiri dari duduknya. "Mau juga dong dipeluk Beby."
Lalu Nichol sontak menendang tulang kering Azida, membuat sahabatnya itu langsung meringis kesakitan.
"Ingat, kita sudah ada porsi sendiri-sendiri. Lo ada Sera, gue ada Beby." Ucap Nichol mengingatkan. Membuat Azida hanya bisa mencebikkan bibirnya dengan kesal.
"Eh ngomong-ngomong, ada apa nih? Tumben kumpul begini." Celetuk Beby.
Azida kemudian berusaha memberikan senyum terbaiknya pada Beby, sambil memberikan undangan pernikahannya dengan Sera yang langsung diterima Beby.
"Acaranya masih dua minggu lagi, kok." Kata Sera.
"Wuah! Cepat banget, sih. Udah mau nikah aja." Beby tersenyum senang. Namun kemudian dia mengerucutkan bibirnya. "Beby aja belum nikah-nikah nih, huhu."
Mendengar hal itu, Azida langsung berteriak heboh. "Wah, Beby, nih. Temen gue udah siap gini kok."
"Siapa?" Tanya Beby.
"Ini nih, malu tapi mau." Goda Azida sambil melirik Nichol yang langsung terlihat salah tingkah.
Beby sontak tertawa, dan Nichol berdeham kemudian. "Tapi ucapan Azida barusan nggak sepenuhnya bercanda kok, Beb. Serius juga itu."
"Yang bagian mananya?" Beby kembali bertanya, kali ini ingin memastikan.
Nichol langsung gelagapan sendiri. "Bagian-eum, bagian... astaga, ini kapan kita jadi bahas surpirse-nya si batu itu?!"
"Eh iya lupa!" Sera menepuk dahinya. "Ulang tahunnya Gaga! Hari ini!"
"Gaga?" Entah kenapa, tapi ketika mendengar nama Gaga, hati Beby terasa menghangat dan belum-belum pipinya sudah merona merah.
Nichol kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya, Gaga. Dirgantara Felixiano, bukannya kalian saling kenal, kan?"
"Kok kamu tahu?" Tanya Beby, dia merasa heran sekarang.
Tapi Azida yang memberikan reaksi paling heboh. "Eh yang bener?! Beneran si batu itu kenal sama Beby? Kok bisa?!"
"Nyokapnya Beby temennya nyokapnya Gaga." Nichol menerangkan, walaupun menurutnya tidak penting juga jika Azida tahu. Kemudian tatapan Nichol beralih pada Beby. "Kok kamu nggak tahu? Padahal waktu kamu mabuk karena wine dan dibawa ke apartemen Gaga, di apartemen itu ada aku."
"Oh ya? Kok Beby nggak tahu, sih?" Beby bingung sekarang.
"Padahal aku sudah bilang sama Gaga, supaya beritahu kamu kalau aku ada disana nemenin kamu selama tidur."
"Ecie..." Siul Azida, sahabatnya ini memang tidak pernah melihat situasi dan kondisi setiap menyeletuk yang iya-iya.
Tanpa Azida tahu saja, kini entah mengapa dada Nichol merasa ada yang mengganjal saja ketika dia mengetahui jika Gaga menyimpan info kemarin pada Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Hope [END]
RomancePacaran bertahun-tahun dan saling mengenal pasangan dengan baik tidak menjamin akan selamanya bertahanan lalu mengantarkan ke jenjang pernikahan. Itulah yang dirasakan Dirgantara Felixiano, seorang lelaki dingin dan datar yang hubungan pacaran s...