Don't forget to vote ⭐
---
Gaga sebetulnya tahu jika Beby menghampiri Emma dan mengajaknya berbicara. Tapi Gaga tidak tahu maksud dan tujuan Beby berbicara dengan Emma. Sampai Emma sendiri yang memberi tahunya beberapa saat kemudian.
Ketika Beby sedang ke toilet sebentar ketika dansa berlangsung, tanpa pikir panjang lagi Emma langsung menghampiri Gaga. Tersenyum lembut seiring dengan tarikan lembut Emma pada pergelengan tangan Gaga. Menarik Gaga ke lantai dansa.
"Emma—"
"Belum pernah menemukan wanita yang mengajakmu berdansa terlebih dahulu?" Emma kemudian menarik lengan Gaga agar memeluk pinggang rampingnya. "Sekarang kau menemukannya. Aku ingin mengajakmu berdansa, Dirgantara Felixiano."
Bagian kulit leher Gaga serasa meremang ketika Emma memajukan badannya dan berbisik tepat di telinganya. Dengan aksen yang sedikit susah ketika menyebutkan nama lengkap Gaga yang begitu Indonesia sekali.
"Tapi ada Beby disini. Kurasa aku tidak bisa."
Emma lalu tertawa kecil dan terus menggerakkan kakinya untuk berdansa. "Dia saja sudah berbicara langsung padaku. Kau bilang bahwa Beby wanita yang berpikiran terbuka? Jadi dia mungkin saja tidak akan marah. Mung-kin."
"Kenapa kau berbicara seperti itu?" Tanya Gaga.
"Well, ternyata Beby tidak seterbuka itu pemikirannya dan seharusnya kau mengatakan pada Beby dari awal jika kita berdua sekarang sering menghabiskan waktu bersama karena urusan pekerjaan."
"Dia mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepadamu?"
"Hm..." Emma memiringkan kepalanya, menatap mata Gaga makin dalam dan kemudian tersenyum kecil. "Dia hanya terbawa api cemburu sedikit dan sedikit posesif."
Kerutan di dahi Gaga makin dalam ketika melihat Emma malah tertawa dan mengusap dahinya.
"Kau lucu ketika menampilkan ekspresi seperti ini." Emma lalu sedikit melirik ke sekeliling dan kemudian berbisik. "Aku harus pulang sekarang."
"Sekarang juga?"
Emma mengangguk, lalu mendekatkan wajahnya kearah Gaga dan kembali berbisik. "Don't miss me."
Dan tanpa disangka-sangka Emma mendaratkan kecupan kecil di pipi Gaga sebelum meninggalkan yang kini dibuat tertegun olehnya.
Gaga memang bukan seorang remaja lagi yang akan tertegun jika pipinya di kecup oleh seorang wanita. Apalagi ini adalah Oslo.
Tapi jika Emma yang menciumnya, maka segala perasaan ini sudah salah.
***
Setelah malam ketika gala dinner itu, sampai di penthouse malam harinya dan pagi ini, tidak ada pembicaraan yang terjadi antara Gaga dengan Beby.
Awalnya mereka tidak bertengkar. Hanya teguran kecil Beby satu hari yang lalu itu dan malam itu Beby hanya bisa diam melihat Gaga yang berdansa dengan Emma serta menahan pedih ketika Emma mengecup mesra pipi suaminya.
Sungguh pedih hanya bisa menahan amarah ketika melihatnya. Sebenarnya bisa saja Beby menarik Emma dari Gaga dan menamparnya didepan umum. Beby akan merusak reputasi Emma, sekaligus merusak reputasi Gaga dan acara gala dinner itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Hope [END]
RomancePacaran bertahun-tahun dan saling mengenal pasangan dengan baik tidak menjamin akan selamanya bertahanan lalu mengantarkan ke jenjang pernikahan. Itulah yang dirasakan Dirgantara Felixiano, seorang lelaki dingin dan datar yang hubungan pacaran s...