Bagian 30; Time Will Tell

4.8K 769 139
                                    

Song: Time Will Tell

Don't forget to vote ⭐

---


Pandangan Emma sedari tadi tak bisa lepas dari punggung tegap yang berdiri satu meter dihadapannya.

Dia tidak bisa mengalihkan pandangan dari Gaga yang sedang menggendong Evalie—menidurkan gadis kecilnya itu. Sampai Eva benar-benar tertidur pulas di dekapan Gaga.

Gaga kemudian berbalik badan, berbisik pada Emma. "Apakah dia sudah tidur?"

Emma menyengir geli dan mengangguk. Tanpa berkata apa-apa lagi dia langsung berdiri, berjalan mendekati Gaga dan mengambil Evalie.

"Aku akan ke kamarnya dulu untuk menidurkannya." Bisik Emma dan Gaga yang ganti menganggukkan kepalanya.

Setelah Emma meninggalkannya sejenak, Gaga memilih duduk di sofa yang ada di ruang keluarga rumah Emma.

Malam ini, setelah pulang dari restoran Gaga mengajak manager-nya untuk ke rumah Emma untuk meeting. Karena ketika Gaga meminta membahas kerjasama mereka untuk esok hari, Emma bilang dia sibuk dan sedang tidak bisa jika meeting di restoran Gaga.

Maka dari itu Emma mengajak Gaga ke rumahnya, tentu saja bersama manager Gaga. Namun setelah meeting itu, manager Gaga pamit pulang. Sedangkan Gaga masih tinggal di rumah Emma untuk bermain bersama Evalie.

Evalie, gadis kecil itu begitu manis dan lucu. Tipikal semua anak kecil yang periang dan menyenangkan, membuat Gaga dan Evalie entah kenapa menjadi cocok. Apalagi ketika dia teringat ucapan Edward, untuk menerima kondisi Emma apa adanya jika memang Gaga masih mencintainya.

Masih mencintai? Entahlah, di sisi lain Gaga sudah mempunyai Beby dan Gaga tidak ingin menyakiti hati Beby lebih jauh lagi.

Gaga masih menunggu Emma selama beberapa menit, sampai kemudian ponselnya yang berada di saku celana bergetar ketika menandakan adanya pesan masuk.

Beby Abhyaksa:

Mas, bisa pulang sekarang?

Gaga mengernyitkan dahi ketika membaca pesan itu. Biasanya Beby langsung meneleponnya saja dan jarang memberinya pesan seperti ini. Maka dari itu Gaga berinisiatif sendiri untuk menghubungi Beby.

Di dering ketiga panggilannya diangkat. "Halo, Beby. Ada apa?"

"...pulang sekarang, ya."

"Aku—" Gaga sudah hendak berdiri dengan ponsel di telinganya ketika mendengar suara Beby yang lemas dan terdengar parau.

"G, kau mau kemana?" Namun Emma kemudian datang dan menahan gerakannya.

Gaga terdiam, kembali terduduk. Dia sadar jika Beby pasti bisa mendengar suara Emma melalui sambungan telepon ini dan itu adalah suatu kesalahan. Maka dari itu dia langsung memutus sambungan teleponnya secara sepihak.

Emma kemudian duduk di samping Gaga, tangannya masih berada di pundak Gaga. "Ada sesuatu yang mengharuskanmu untuk pergi sekarang?"

Gaga menghela napas, entah kenapa dia jadi resah sendiri sekarang. "Sudah terlalu malam. Lebih baik kau beristirahat, lagipula meeting kita juga sudah selesai."

"Gaga," Emma menahan lengan Gaga lagi dan terkekeh kecil. "Mungkin kau ingin wine atau cake?"

Cake? Entah kenapa Gaga jadi makin teringat dengan Beby. Gaga harus pulang sekarang. Jika wine, Gaga bisa mengambilnya sendiri di rumah. Jika cake, Beby bisa membuatkan Gaga cake yang enak.

Finding Hope [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang