Bagian 17; Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti

4.3K 694 65
                                    

Posisi Beby terasa serba salah kini. Dihadapannya, ada dua orang yang sebenarnya betul-betul dibencinya. Dua orang sejoli yang begitu berharga di hidupnya beberapa tahun yang lalu. Namun tidak lagi setelah mereka berdua mengkhianati Beby.

Beby bisa saja kini langsung pergi begitu saja. Namun bagaimana dengan tanggapan Gaga nanti?

Gaga tidak tahu apapun dan nantinya Beby juga tidak ingin ditanyai apapun oleh Gaga.

Jadilah Beby hanya berdiri diam, tanpa sebuah senyuman. Ketika Fina—istri Keano mengulurkan tangan kearahnya.

Beby menaikkan pandangannya, menatap Fina. Alih-alih ingin menyambut uluran tangan dari Fina, Beby rasanya malah ingin menampar pipi mantan sahabatnya itu.

Fina, wanita yang sejak pertama kali masuk kuliah Bersama Beby, betul-betul semangat untuk menjodohkan Beby dengan Keano. Fina juga yang paling senang ketika Beby bisa berpacaran dengan Keano.

Karena Fina sudah akrab dengan Keano sebelum Keano berpacaran dengan Beby, dan karena Beby menganggap Fina teman yang baik, merekapun sering berpergian bertiga.

Fina juga yang selalu menjadi penengah ketika ada masalah diantara Keano dan Beby walaupun itu jarang.

Fina juga yang membantu Beby mengurus beberapa hal tentang pernikahannya dengan Keano. Tapi Beby tak tahu mengapa, beberapa minggu sebelum pernikahan mereka, tiba-tiba saja Keano menghubunginya.

Berkata bahwa pernikahan mereka berdua harus batal. Karena Keano sudah menghamili wanita lain. Yaitu sahabat mereka sendiri. Fina.

"Lama nggak ketemu ya, Beb." Fina akhirnya menyeletuk ketika jabatan tangannya tak kunjung disambut oleh Beby.

Dia akhirnya sadar diri, menarik tangannya sendiri dengan gerakan canggung. Kemudian Fina melirik Keano, namun suaminya itu hanya terdiam menatap Beby.

Kemudian Risa tiba-tiba tertawa. "Eh, ya ampun! Kok tiba-tiba kaya canggung gini, deh. Beby, kok diam aja?"

"Nggak ada yang perlu aku omongin juga kan sama mereka." Beby kemudian kembali duduk dan menatap lurus kearah Gaga.

Lelaki dihadapannya itu baru saja melepas pandangan dari bayi lelaki yang sedang digendong oleh Keano.

"Mas Gaga, kamu mau pulang, nggak? Pulang yuk." Ajak Beby.

"Kenapa? Teman-teman kamu aja baru datang." Gaga kemudian menaikkan pandangannya, membuat dia saling bertatap mata dengan Keano. "Silahkan duduk. Lagipula Anda, gendong-gendong anak pasti capek."

Mendengar itu Keano mendengus tak kentara. Entah kenapa rasanya dia seperti di ejek oleh lelaki berwajah blasteran ini.

"Sure. Kenapa kita nggak duduk sebentar?" Keano lalu tanpa canggung menempati tempat duduk yang tersisa, diikuti oleh Fina. Kemudian tatapan Keano beralih pada Beby. "Beby, kamu gimana kabarnya?"

Sungguh, Beby sampai tersentak ketika Keano menyapanya. Rasanya suara itu masih dia rindukan walaupun tercampur kebencian ketika mendengar suara Keano.

Namun ketika Gaga menatapnya, seperti juga menunggu jawaban, akhirnya Beby berdeham sebelum menjawab, "seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik aja. Apalagi hari-hariku sekarang selalu ditemani oleh calon suami idamanku yang LEBIH BAIK."

"Oh ya? Dia?" Keano kemudian beralih menatap Gaga.

"Menurut kamu sendiri?"

Finding Hope [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang