Song: Sunflower - Movie; Sierra Burgess
---
Jika biasanya pukul tujuh pagi Beby masih bergelung di kasur bersama Gaga, maka kelihatannya pagi ini menjadi berbeda. Karena Gaga sudah bangun terlebih dahulu dari Beby.
Sudah mandi, bersiap dengan t-shirt berwarna hitam yang dilapisi sweater berwarna abu-abu karena di Oslo sedang musim semi. Gaga kemudian menatap pantulan dirinya di cermin sembari menyisir rambutnya.
Mengambil kesempatan itu untuk melirik Beby yang sedang menggeliat—terlihat baru saja bangun.
"Mas?" Beby bangun dan mengusap wajahnya. "Ini jam berapa? Beby kesiangan ya?"
Beby sudah buru-buru hendak turun dari kasur, namun Gaga segera menghampirinya dan menahan lengannya.
"Ini masih jam tujuh kok. Kamu nggak kesiangan." Jawab Gaga menenangkan.
Tapi Beby malah makin terlihat bingung. "Terus kamu mau kemana? Rapi banget."
"Ada urusan sebentar."
"Restoran kamu?" Tanya Beby dan Gaga mengangguk. "Oh yaudah, aku siapin sarapan dulu buat kamu. Tapi aku ke kamar mandi dulu sebentar—"
"Beby," Gaga menyela dan menahan lengannya lagi. "Aku bisa sarapan di luar."
"Kamu biasanya sarapan sama aku."
"Maaf untuk kali ini." Gaga mengusap punggung tangan Beby sambil tersenyum berusaha menenangkan Beby. "Aku sudah ada agenda sendiri untuk pagi ini."
Mendengar hal itu Beby sontak menghela napasnya. Mereka baru tiba di Oslo beberapa hari yang lalu, seharusnya Beby paham jika selama di Oslo Gaga akan sibuk. Apalagi dengan urusan restorannya yang sedikit bermasalah.
Karena terlalu lama di tunggui oleh Gaga di rumah, Beby jadi terbiasa bersama Gaga. Dia merasa bahagia sekali bisa menghabiskan waktu dengan Gaga lebih banyak lagi.
Beby hanya terlena dan lupa jika alasan mereka pindah ke Oslo sementara adalah untuk memperbaiki usaha restoran Gaga yang berpusat di negara ini.
"Nanti aku pulang untuk makan siang bareng. Mau kan?" Tawar Gaga karena dia entah kenapa jadi merasa bersalah pada Beby.
"Yaudah deh." Beby mengangguk riang. "Beneran ya mas?"
"Iya." Gaga kemudian berdiri dan mengecup dahi Beby. "Aku berangkat, ya."
"Mas Gaga," namun Beby menahan pergelangan tangan Gaga. Membuat Gaga berbalik kembali menatapnya dengan alis yang saling bertautan karena bingung. "Cium di dahi doang nih?"
Gaga mendengus geli, kemudian mendekati Beby lagi. Dia sedikit menundukkan wajahnya dan mengecup bibir Beby.
"Bye." Bisik Gaga.
Beby mengulum bibirnya dan tersenyum kecil. Dia masih terduduk di kasur sambil menatap punggung suaminya sampai benar-benar keluar dari kamar.
Beby lalu menggerai rambutnya dengan jemari tangannya. Hatinya masih saja berdebar-debar jika Gaga menciumnya, padahal mereka sudah memasuki satu tahun pernikahan.
Namun entah kenapa perasaan cinta yang menggebu-gebu itu masih selalu ada. Mengingat Gaga, membuat Beby menggigit bibir bawahnya.
Dia merasa begitu bahagia menikah dengan Gaga dan dia bersyukur akan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Hope [END]
RomancePacaran bertahun-tahun dan saling mengenal pasangan dengan baik tidak menjamin akan selamanya bertahanan lalu mengantarkan ke jenjang pernikahan. Itulah yang dirasakan Dirgantara Felixiano, seorang lelaki dingin dan datar yang hubungan pacaran s...