Caroline asyik mengutak Atik handphone barunya di dalam mobil, dia sudah janjian dengan k-3 teman nya untuk makan siang di sebuah cafe green forest. Tentu saja kali ini Caroline tidak diperbolehkan oleh orang tua nya untuk menyetir sendiri karena trauma akan kecelakaan masih membekas di benak orang tuanya. Dan mereka tak ingin ambil resiko dengan membiarkan Putri mereka pergi sendirian lagi.Seorang supir kini siap menemani kemanapun sang putri akan pergi. Mobil Ferrari hitam itu pun memasuki halaman sebuah cafe bernuansa hijau ala hutan hutan liar. Caroline seakan de javu melihat interior cafe yang mengingatkan nya dengan waktu berharga nya dengan Zack. Entah kenapa dia semakin merindukan Tarzan berotot besar itu.
"Carol.." terlihat Viola melambaikan tangan kearah Caroline, disisinya sudah ada Jeane dan William.
"Hei, sudah lama..?" tanya Caroline sambil memeluk Viola dan Jeane bergantian seakan sudah lama tak bertemu.
"Baru beberapa menit kok. Oh Carol, kau sukses membuat kami jantungan dengan adegan kecelakaan mu itu.." gerutu Viola sambil mencebikkan mulutnya membuat Caroline sedikit terkikik geli. Lalu dia memposisikan diri untuk duduk disamping Viola dan dihadapan William yang dari tadi asyik menyesap kopinya. Sedangkan Jeane hanya senyum senyum sambil mendengarkan celotehan Viola yang bawel.
"Hei, kau pikir aku sedang syuting jadi mengatakan kecelakaan itu sebuah adegan. Aku hampir mati tau, kalau saja tak ada yang menolong ku. Bayangkan saja 4 hari di dalam hutan sendirian denga tubuh penuh luka.. Parahnya lagi, semua orang mengira aku sudah meninggal, huu.." dengus Caroline seolah olah kesal dengan semua orang.
"Kecuali aku, akulah satu-satunya orang yang percaya kau masih hidup dan segera menemukan mu. Kalau tidak, mungkin sekarang kau sudah jadi istri orang utan itu.." balas William sambil menyombongkan diri.
"4 hari Will, jika tak ada orang yang kau sebut orang utan itu menolongku, mungkin aku sudah mati.." tandas Caroline sedikit tak suka cara William mengejek Zack.
"Ehh kok aku malah belain Zack ya.. kenapa aku malah kesal sama Will.. kemana rasa suka ku padanya dulu.. " batin Caroline bingung. Karena setelah bertemu lagi dengan William, perasaan nya yang dulu sering berdebar ketika melihat lelaki itu kini malah menghilang entah kemana. Sekarang Caroline justru merasa biasa saja pada William.
"Emmm ngomong-ngomong, siapa dia si orang utan.." tanya Jeane sedikit penasaran.
Mendengar pertanyaan Jeane, Caroline pun tiba tiba jadi antusias.
"Ahh dia Zack, dia tinggal di hutan itu. Percaya atau tidak, dia itu Tarzan jaman now. Yah kalau dibandingin sama wajahnya Will sih bisa dibilang sebelas dua belas lah.. Tapi kalau masalah badan, wuihhhh.. super atlet mah lewat..." Adu caroline sambil mengibaskan tangan nya dan melirik nakal kearah William yang sedikit dongkol."Jangan memancing ku Carol.. Aku bisa saja menggunduli hutan itu sekarang jika kau terus memujinya.." ancam William sambil mendelik jengah dan membuat Jeane memutar bola matanya karena kesal. Kesal karena William terlihat cemburu pada Caroline.
"Sebelum kau melakukan itu, maka aku yang akan lebih dulu menggunduli kepalamu..!" Caroline yang gemas langsung saja menjambak rambut William sampai lelaki itu berteriak tertahan minta ampun.
"Awww Iyya Iyya becanda kok. Ampunn beb..." lirih William meringis memegangi kepalanya akibat jambakan mesra caroline.
***
Sudah beberapa hari ini Caroline tidak dapat fokus pada pelajaran kuliahnya, disaat sendirian di kamar pun dia sering melamun. Pkirannya terus melayang pada Zack yang pasti sedang sendirian sekarang. Yah walaupun Zack memang selalu sendirian sebelum Caroline tersesat di hutan itu. Tapi karena sekarang Caroline telah mengenal Zack, Caroline jadi tidak sampai hati membiarkan Zack terus terusan hidup sendirian di hutan sana.
Andai saja pada saat Caroline pulang dia sempat berpamitan pada Zack, mungkin dirinya tak akan merasa sebersalah ini. Tapi, ini jangankan berpamitan Zack saja seakan menghindari nya pada saat melihat dirinya dan William.
"Ehh.. apa jangan-jangan dia takut pada Will dan anak buahnya..? dia kan primitif. makanya pas aku menegurnya dia malah melarikan diri. Hmm kalau begitu aku harus menemuinya dan bicara dengan benar pada Zack.. semoga saja dia mau memaafkankanku.." kata Caroline mulai bertekad di dalam hati nya.
Dan keesokan harinya Caroline pun benar benar berniat pergi ke hutan di dekat lokasinya kecelakaan dulu, tentu saja tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Pagi pagi sekali Caroline sudah siap sebelum orang rumah bangun dan mengendap endap ke halaman rumah nya dengan berbekal sebuah kunci mobil yang entah merk apa yang akan dia gunakan, karena dia hanya mengambil sembarang kunci mobil dari lemari penyimpanan kunci.
Setelah sampai ke parkiran mobil mobil milik keluarga nya, Caroline menekan remote yg ada dikunci mobil dan setelah mengetahui mobil mana yg bereaksi dengan remot tersebut, Caroline segera memasukinya dan tancap gas meninggalkan rumah mewahnya.
Sesampai nya di pinggir hutan, Caroline memarkir mobilnya baik baik. Lalu mulai memasukinya dengan Mengikuti jejak yg sempat ia tinggalkan pada saat keluar dari hutan bersama William beberapa hari yg lalu. Dan benar saja, dengan itu dia tak ragu akan tersesat, dan dengan mudah menemukan sungai yang terakhir kali dia tinggal kan.
"Zack.. Zack..! dimana kamu..?! " seru Caroline mengedarkan pandangannya ke sekeliling hutan. Berharap jika Zack akan mendengar suara nya. Namun sampai beberapa saat dia berteriak Zack tak juga muncul.
Tenggorokan Caroline sampai kering memanggil Zack, tapi lelaki itu tak kunjung datang. Sebenarnya kemana dia. Caroline yakin bahwa Zack mungkin sudah mendengar suara nya, Gadis itu curiga, apa mungkin Zack merajuk pada nya.
Kalau benar dia merajuk, terpaksa lah Caroline harus bermain kasar padanya. Gadis itu pun segera menjatuhkan tubuh nya ke bebatuan hingga lutut nya sedikit lecet, setelah itu Caroline pun mengaduh lirih dengan tampang penuh kesakitan memegangi lututnya dan mulai pura pura menangis.
"Awwww.. aduhhhh kakiku berdarah, Huuaaa... sakitt... tolonggg..." jerit Caroline penuh dramatis sambil memegangi lutut nya dan mulai menangis sesenggukan berharap si lelaki Tarzan akan muncul di hadapannya.
Dan benar saja..
"Carol..!"
Nah ini dia. Dan jika nada lelaki itu cepat tanpa terbata seperti biasa nya, itu menandakan bahwa Zack sedang panik atau khawatir. Caroline baru menyadari nya setelah beberapa hari tinggal dengan lelaki tersebut.
"Carol.." panggil nya lagi dan Caroline pun mendongak melihat Zack yang berada di atas pohon dengan wajah cemasnya.
"Zack..!" panggil si gadis dengan nada manja sambil mencoba untuk berdiri. Namun dengan sigap Zack langsung membawa Caroline dalam gendongannya.
Good boy..
"I miss you Zack.."
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY TARZAN
RomanceFollow dulu sebelum baca.. 17+ Bagaimana perasaan kalian jadi Caroline, jika sedang tersesat di hutan dan keesokan hari nya tiba tiba saja terbangun dalam pelukan seorang lelaki tampan yang hanya memakai kolor kulit macan.