Caroline terlihat gelisah beberapa hari ini. Kenyataan tentang jati diri Zack membuatnya sedikit dilema dan galau. Gadis muda itu bingung harus mengatakan apa pada keluarga Zackline perihal hal ini. Pasalnya Zack sendiri bahkan tak mengingat apapun perihal masalalu nya. Juga, bagaimana cara nya dia bisa menjelaskan latar belakang nya pada Zack yang tak pernah sedikitpun mengingat keluarganya.
Bagaimana jika Zack tak percaya..
Bagaimana jika Zack menolak..
Bagaimana jika Zack marah pada nya karena terlalu ikut campur..Ohh tidak opsi terakhir sungguh sulit untuk di bayangkan bagi Caroline.
Dan setelah itu, muncullah sebuah ide di kepala cantik nya.
Dia harus memberitahu kan hal ini pada seseorang dan merundingkannya. Caroline butuh dukungan juga Dan orang itu adalah..
William.
Ya. Carol harus memberitahu hal ini pada William terlebih dahulu.
Lelaki itu punya naluri tajam tehadap segala masalah yang harus dihadapi bahkan William lebih bijak dari pada ayahnya sendiri.karena itu lah Caroline harus bertindak sedikit demi sedikit.tidak bertindak gegabah dengan langsung menyerang ke target utama.***
Siang itu, Caroline tengah menonton tv bersama Zack sambil memakan cemilan favorit mereka tak lupa kemesraan dan candaan menjadi bumbu kebersamaan mereka. Dan saat itulah bel apartemen Caroline pun berbunyi. Caroline bergegas membuka pintu dengan tidak sabar, karena dia sudah bisa menebak siapa yang datang.
Dan benar saja, William berada di balik pintu dengan senyum lebar sembari menyerahkan 2 kantong paperbag kepada Carol.
"Ayo masuk..!" Sambut Caroline dengan senyum manis yang segera di angguki oleh William dengan senang hati.
Caroline mengajak William menuju pantry yang ada di dekat dapur untuk meletakan paperbag yang di bawa oleh lelaki itu. Dari arah dapur, mereka masih bisa melihat Zack yang dengan polosnya menonton tv sambil meraup cemilan di pangkuannya.
Caroline pun menoleh dengan dada berdebar kearah sang sahabat.
"Will.. ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Kau tunggulah disini, aku akan menghampiri Zack dulu.." kata Caroline sambil membawa sepiring burger yang dibawa oleh William tadi ke depan tv untuk zack."Zack, astaga.. Kau makan berantakan sekali.." gerutu Caroline sambil mengambil tissue dan menyeka remah makanan di wajah Zack ketika melihat wajah lelaki itu belepotan seperti anak kecil.
"Hemm, aku tak sadar.." jawab Zack menyengir polos. "Jadi, siapa tadi yang membunyi kan bel..?" Tanya Zack seolah baru menyadari bahwa beberapa saat yang lalu seperti nya Caroline tengah menerima tamu. Lelaki itu pun menoleh ke kiri dan mendapati William yang tengah tersenyum kecut kearahnya karena melihat perhatian Caroline untuk zack.
Dan Zack pun sama, dia sedikit tidak tenang akan kehadiran lelaki yang lebih muda sekitar 5 tahun darinya itu.
"Makan burger ini dulu Zack. Dan ya, aku harus bicara dulu dengan William sebentar. Ada sedikit masalah yang harus ku diskusi kan dengannya.." walaupun Caroline berbicara dengan lembut namun terdengar tajam oleh Zack.
Entah kenapa dia tiba-tiba iri pada William yang merupakan lelaki terpelajar dari kota yang bisa mengimbangi pola pikir Caroline. Sedangkan dirinya..?
Dia hanya orang utan yang dipungut oleh Caroline. Hati Zack langsung mencelos dan teriris menyadari hal itu.Zack hanya mengangguk pelan untuk respon perkataan dari Caroline. Apa boleh buat, meski iri dan cemburu sekalipun, Zack tidak berani mengamuk di depan Caroline atau gadis itu akan ketakutan atau bahkan parah nya berlari menjauhi nya. Jadi Zack sementara ini hanya bisa diam dan melihat, serta berdoa semoga lelaki saingan nya itu lekas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY TARZAN
RomanceFollow dulu sebelum baca.. 17+ Bagaimana perasaan kalian jadi Caroline, jika sedang tersesat di hutan dan keesokan hari nya tiba tiba saja terbangun dalam pelukan seorang lelaki tampan yang hanya memakai kolor kulit macan.