14. Pindah

3.7K 133 1
                                    

"What..!!" pekik Caroline tidak terima ketika melihat Zack melepas celananya dan menyisakan boxernya saja.

"Sempit Carol.. aku tidak bisa lari, nanti kita basah.." jawab Zack merasa bersalah karena pasti Carol sudah susah payah memilihkan nya pakaian yang bagus dan dia malah melepaskan nya lagi. Dan Caroline pun hanya bisa mendengus pasrah ketika pakaian kesukaan nya telah teronggok tak berdaya di atas tanah yang basah. Gagal sudah dia mendandani Zack hari ini.

Setelah itu, Zack kembali menggendong Caroline dan berlari dengan cepat meski  tentu saja tak dapat melindungi mereka dari amukan hujan. Karena itu lah Zack terus membawa Carol ke tengah hutan menuju rumah pohon Zack.

Zack menurunkan Carol saat mereka sudah berada di atas rumah pohon. Pakaian dan tubuh mereka berdua basah kuyup membuat keduanya menggigil kedinginan. Terlebih angin kencang yang berhembus dari sekitar rumah pohon yang tidak memiliki dinding layak semakin memperburuk keadaan.

Zack mengambilkan selimut kulit harimau nya untuk Carol.

"Lepaskan pakaian mu Carol, itu.. basah.. nanti kau sakit.." kata Zack khawatir melihat Caroline yang kedinginan. Bahkan wajah gadis itu mulai memucat dengan bibir bergetar pelan.

"Iya, tapi kau balik badan dan jangan mengintip.." titah Carol dengan tegas. Bagaimanapun polosnya Zack, Carol tetap tidak ingin memperlihatkan tubuhnya secara sembarangan lagi pada pria itu. Sudah cukup waktu dia pertama kali menemukan Carol dan melepaskan pakaian gadis itu secara seenak nya tanpa izin, dan Carol memaklumi nya karena niat baik Zack yang ingin menyelamatkan nya.

Zack pun berbalik tanpa membantah dan Caroline langsung melepas pakaiannya dan memasang selimut yang diberikan Zack untuk menutupi tubuhnya. Begitu pula dengan Zack, dia juga melepas kaosnya yang juga basah, tapi dia tetap memakai boxernya.

Pakaian pakaian basah itu di gantung Zack pada tali yang merentang seperti jemuran yang ada di dalam rumah pohon.

Setelah itupun dia ikut bergabung dengan Carol yang duduk meringkuk memeluk lutut di atas tikar jerami. Sementara hujan masih turun dengan lebat nya bahkan petir dan angin kencang sempat membuat rumah pohon itu bergoyang. Tentu saja hal itu membuat Carol  ketakutan setengah mati. Gadis itu langsung beringsut ke pangkuan Zack tanpa pikir panjang.

"Za Zack, rumah pohon ini tidak akan roboh kan.. " tanya Carol gemetar was was dengan tangan memeluk erat leher Zack. Zack tentu saja kesenangan dan mengalihkan wajahnya memandangi ke sekitar mereka agar Caroline tidak memergoki ekspresi wajah nya.

"Semoga tidak.." jawab Zack mengulum senyum, tentu saja jawaban itu semakin membuat cemas Caroline. Hal itu di perparah dengan semakin derasnya hujan dan angin kencang yang membuat pepohonan semakin bergoyang hebat di sertai awan gelap nan tebal menakutkan.

"Zack, Sebaiknya kita keluar hutan saja. Kita ke mobilku, disana lebih aman dan kita bisa mencari tempat yang bisa kita jadikan untuk berlindung sementara. Aku takut Zack, bagaimana kalau badainya semakin besar.." Caroline merengek seraya menggoyang goyangkan lengan Zack agar lelaki itu bersedia meninggalkan rumah pohon karena jujur saja Caroline benar benar ketakutan sekarang jika rumah pohon itu roboh dan mereka terjatuh dari ketinggian yang tidak main main.

Zack pun sebenarnya sama khawatir nya dengan Caroline. Namun jarak rumah pohon dengan mobil Caroline yang berada di pinggiran hutan lumayan jauh. Dan Zack takut jika di tengah perjalanan nanti akan ada badai dan pohon tumbang. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Caroline.

"Kita.. disini dulu saja Carol.. aku lebih takut jika kita keluar dari sini.. justru badai akan semakin kencang.. pada saat hujan banyak pohon tumbang.. dan binatang-binatang berbahaya pun bisa saja keluar.." Zack mengelus rambut panjang caroline untuk menenangkan gadis itu. Dan beruntung nya Caroline pun bersedia untuk menurut.

"Baiklah, tapi kau harus menjaga ku, ya..!" Kata Carol dengan manja. Dia terus memeluk leher Zack dalam pangkuan lelaki itu sekalian modus karena kapan lagi dia bisa memeluk Zack seerat ini tanpa merasa malu jika tidak di waktu sekarang ini. Dan mungkin ini akan menjadi kesempatan terakhir Caroline bisa menempeli Zack karena setelah mereka tinggal di kota, William akan memasang mata nya untuk mengawasi gadis itu sebagai syarat di perbolehkannya Zack dan Caroline tinggal bersama.


***

Carol dan Zack sudah berada dalam mobil dan menuju ibukota yang memakan waktu 2 jam dari hutan. Nyata nya tidak terjadi apa-apa saat mereka di hutan dan mereka juga bisa keluar dengan selamat setelah badai reda.

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya mereka pun sampai di depan gedung apartemen Caroline. Mereka berdua melangkah riang bahkan Caroline dengan berani nya menggandeng lengan Zack sepanjang perjalanan mereka. Namun alangkah terkejutnya Carol ketika melihat ketiga temannya telah berada di depan pintu apartemennya. Refleks dia menurunkan tangannya dari lengan Zack, Gagal sudah niat nya Caroline ingin bersantai berdua dengan Zack.

" H Heii, kenapa kalian kemari..??" tanya Carol meringis dengan curiga. Ini pasti ulah William, pikirnya.

"Kami hanya ingin membantu kalian berbenah dan sekaligus merayakan kepindahan kalian, bolehkan..!?" kata Viola sambil cengengesan tak lupa mata genitnya yang terus melirik kearah Zack.

Caroline pun hanya bisa mendesah pasrah.
"Yah, baiklah.." Carol pun dengan setengah metengut membuka pintu dan mempersilahkan teman-teman nya untuk masuk. Dan hal itu tak lepas dari pantauan mata tajam William.

Sebenarnya William sangat berat hati melepas Carol tinggal bersama Zack. Ya, Zack bisa saja menjaga Carol dari segala bahaya, William percaya akan hal itu. Namun William tidak percaya pada Caroline yang sepertinya sangat tergoda akan pesona Zack entah itu murni rasa suka atau hanya obsesi semata. Dan jujur saja William sebenarnya tidak benar-benar membenci Zack.

Mungkin terlihat sepintas sikap dingin William pada Zack seperti lelaki itu tengah cemburu pada kedekatan Caroline dengan Zack hingga menimbulkan kebencian dan iri di hati William, namun sebenarnya tidak. William memang cemburu tapi tidak sampai membenci. Bahkan, saat mereka pernah tidur sekamar saat pesta barbeque, William tidak merasa risih sama sekali dan justru merasa tenang, seperti tengah tidur dengan sanak saudara nya sendiri.

"Will, kau bantu Zack di kamar nya ya. Ajari dia segala hal yang tidak diketahuinya, tolong ya.." kata Carol sambil berlalu masuk kamarnya sendiri bersama 2 gadis lainnya.

Dan dengan langkah terpaksa William pun menyusul Zack kekamar lelaki itu yang telah di tunjukan Carol. Namun sungguh terkejutnya William saat baru saja akan masuk ke kamar Zack.

"HEI ORANG UTAN, apa yang kau lakukan..!" jerit William sambil mengibas ngibaskan tangannya ke udara yang penuh dengan bulu bulu bantal hasil dari ulah Zack yang membrojol isinya dengan paksa. Entah apa yang ingin di lakukan oleh lelaki itu.

"Apa..? aku hanya ingin tidur.. dan bantal itu rasanya terlalu empuk, aku jadi penasaran apa isinya.. dan ternyata itu adalah bulu ayam.." jawab Zack dengan polosnya sambil berbaring ganteng di atas kasur yang kini telah penuh bulu ayam, katanya.

"The fuck, itu bulu angsa Siberia, dasar udik..! sekarang bangun Tarzan..! Kau harus belajar tentang barang-barang yang ada di kamar ini sebelum kau benar benar akan menghancurkan apartemen ini..!" tegas William sambil menarik narik kaki Zack agar bangun.

"Hei.. bagaimana aku bisa bangun jika kau menarik kakiku.. seharusnya kau menarik tanganku.."

"Whatever..!!" Geram William.

William pun dengan gemas mengajari Zack bagaimana caranya memakai toilet yang benar dilanjutkan dengan menyala kan tv yang berakhir dengan hampir saja dibanting oleh Zack karena dia kaget tiba tiba William menyalakannya pada saat Zack sedang menatap layarnya dengan jarak dekat.

Lalu William juga menyuruh Zack membersihkan kamar yang berantakan dengan mengajarkannya cara memakai Vakum cleaner, namun berakhir William yang mengerjakan nya sendirian. William benar-benar gemas sampai akhir nya dia berteriak..

"CAROLINE, awas saja kau..!"

Sementara Caroline dan 2 temannya yang berada di kamar sebelah hanya cekikikan geli mendengar teriakan kesal William.


***

Tbc

MY LOVELY TARZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang