2. Who..?

6.8K 197 0
                                    


William sangat senang hari ini, merasakan bahwa Caroline seakan membalas perasaan nya setelah dia memberanikan diri untuk menciumya. Lelaki itu melihat dengan jelas rona samar di pipi Caroline yang muncul dengan malu malu. Tangan lelaki itu pun bergerak untuk menyelip di sela sela jemari lentik Caroline. Rasanya, ini adalah hari terindah disepanjang hari ulang tahun William. Namun sayangnya hari itu dia tidak sempat mengutarakan isi hatinya karna tidak enak pada Jeane dan Viola.

Dan setelah mereka berpisah di Mall, William segera meluncur kesebuah restoran mahal dan membooking nya untuk besok malam. Lelaki itu berencana akan menyiapkan dinner paling romantis untuk menyatakan perasaan nya pada Caroline.

Sebenarnya William sangat ingin mengantar kan Caroline pulang saat mereka berpisah di parkiran Mall. Tapi sayangnya gadis itu menolak dengan alasan membawa mobil sendiri. Terasa berat sebenarnya bagi William melepas nya pergi begitu saja. Entah kenapa lelaki itu merasakan seperti akan ada yang hilang dan di renggut dari dirinya.

Hingga beberapa jam setelah William selesai dengan kejutan pernyataan cintanya pada Caroline. Ponsel lelaki itu bergetar hebat yang menandakan bahwa seseorang sedang menghubungi nya. William melihat sekilas layar ponsel, Ahh ternyata Jeane.

"Hallo.." William meletakan ponsel ke telinga dengan malas, kening lelaki itu berkerut ketika mendengar suara gaduh di dekat Jeane. Seketika firasat buruk mulai berkeliaran kembali di dalam kepalanya

"Will, kau harus kesini sekarang.." seru Jeane dengan suara serak seakan menahan tangis.

Wiliam semakin mengernyitkan keningnya seraya menegakkan punggung dengan tegang.
" Ya, ada apa, katakan kau ada dimana sekarang..?"

"Di jalan xxx, mobil Caroline kecelakaan dan hangus terbakar.."

DEG

Tanpa sempat mematikan ponsel lagi, William segera berlari memasuki mobilnya. Bagaikan terbang lelaki itu berkendara ke tempat yg disebutkan oleh Jeane, sambil di dalam hati terus melafalkan doa agar cinta nya baik baik saja. Dia bahkan sangat menyesal kenapa tak memaksa untuk mengantarkan Caroline pulang sampai rumah dengan selamat dan malah membiarkan gadis itu pulang sendiri.

William bahkan merasa tak layak disebut sebagai sahabat karena telah lalai menjaganya.
Tak butuh waktu lama untuk William tiba di tempat kejadian. Dapat lelaki itu lihat ibu Caroline, Clara sedang histeris dan dijaga oleh Jeane dan Viola. Baru saja dia akan melangkah menghampiri, seorang petugas polisi tiba-tiba datang menghampiri Clara dengan membawa berita pahit.

"Maaf nyonya, tubuh Putri Anda tidak ditemukan disekitar area kecelakaan, dan melihat kondisi mobil yang hangus dengan kerusakan yang cukup parah, kami dapat menyimpulkan anak Anda tewas terbakar di dalam mobil.."

JDAARR

Seakan ada ribuan petir menggema di atas kepala William. Mata nya bahkan sampai memburam tanpa bisa ditahan. Samar samar lelaki itu melihat bahwa Clara tiba tiba pingsan dan dibawa ke dalam mobil Kenzo yang baru saja tiba di tempat ini.

Sementara William sudah tak merasa berpijak di bumi lagi. Kaki nya terasa lumpuh dan dia pun jatuh berlutut di atas tanah dengan pandangan kosong. Sungguh takdir apa yang sedang menimpa dirinya saat ini.

"Ya Tuhan, kenapa harus dia.. kenapa harus hari ini, di hari ulang tahunku. Aku mencintai nya Tuhan, kenapa harus secepat ini kau ambil cintaku. Gadis ceria ku yang manja telah direnggut dari sisiku.. Kenapa...

Arrrgghh Caroline.."

William meremas kepala nya sendiri dengan frustasi selama beberapa saat hingga dia merasakan ada seseorang yang mengelus pundak nya. William menoleh dan melihat Erlan sahabat nya, tengah tersenyum simpatik dan segera memapah William menuju mobil nya.

"Sabarlah Will, semua ini adalah takdir. Kita harus ikhlas menerima nya. Keluarga nya bahkan lebih terpukul daripada dirimu.." Katanya sambil menjalankan mobil William yang kunci nya bahkan masih melekat di tempat. Entah dia akan membawa William kemana. Pikiran William benar benar kosong saat ini. Sebagian dari dirinya terguncang dan merasa tidak terima, Caroline nya, Caroline nya telah tiada..? Bahkan tanpa meninggalkan jasad..?!

"Aku mencintainya, Erlan.." desah William sambil memejamkan mata menahan tangis.

Erlan menoleh pada William sebentar sambil fokus untuk mengemudi.
"Ya aku tau itu, tapi kumohon tolong kuatlah. Kita tau semua orang yang dekat dengannya sedang terluka saat ini, terutama orang tua nya. Apalagi dia adalah anak satu satunya."

Wiliam mendesah kasar tak terima.
"Entah kenapa aku masih sulit mempercayai nya. Ini terlalu tiba tiba, aku bahkan merasa, seakan-akan akan Caroline masih ada disini. Aku bisa merasakan keberadaan nya, dia hidup dan masih bernafas. Aku belum percaya dia mati kalau aku tak melihatnya dengan mata kepala ku sendiri.." desis Wiliam lagi.

Ya, Wiliam berjanji akan mencari tau. Dia tidak ingin tinggal diam sebelum melihat tubuh Caroline. Akan dia kerahkan seluruh kemampuan nua untuk menemukannya...

Caroline..

Dia belum mati, William percaya pada cintanya..

Sementara itu..

Di dalam sebuah hutan nan gelap dan lebat, gemericik air sungai mengalir dengan derasnya. Sisa sisa air hujan yang turun dari semalam baru saja berhenti. Menyisakan derai arus deras sungai yang seakan mampu melarutkan sebuah Batang pohon yg kokoh sekalipun.

Dan lihatlah, ada seseorang yang tubuhnya terombang ambing di bawa derasnya arus sungai. Sampai akhirnya tubuh nya tersangkut pada bebatuan besar yang ada di tengah sungai.


***

TBC.

.

MY LOVELY TARZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang