Cerita ini mengalami perombakan sebanyak 60 persen dari versi sebelumnya yang ku tulis di tahun 2018. Jadi mohon di maklumi ya jika ada part atau kalimat yang terasa janggal, mungkin aku lupa me revisi.😅
***
Dengan dongkolnya akhirnya William melepaskan Caroline dan membiarkan Zack menggandeng lengan gadis itu dengan posesif. Jika saja William tidak bersikeras menahan emosi nya di depan teman temannya, mungkin Zack sudah dia hajar habis habisan karena berani mengganggu waktu nya dengan Caroline. Jadi yang bisa dia lakukan hanya lah mendengus sambil berlalu menjauh agar tidak melihat interaksi gadis nya dengan pria Tarzan itu.
"Caroll.." panggil Zack pelan.
Membuat Caroline menoleh dan menatap wajah sendunya. Kening gadis manis itu berkerut melihat wajah Zack yang memancarkan sedikit kesedihan di matanya.
"Kenapa Zack..?" Caroline memusatkan perhatian nya penuh pada lelaki itu karena khawatir dengan kondisi Zack. Mungkin lelaki itu tidak nyaman berada bersama teman nya dan ingin segera pulang. Bodoh nya Caroline melupakan hal tersebut dan selalu fokus akan keinginan nya memperkenalkan Zack pada dunia nya.
"Aku.. aku ingin ikut kemanapun kau pergi. Aku.. takut sendirian lagi. Saat kau pergi, aku merasa tak ada gunanya aku hidup dan juga selalu merindukanmu. Bawalah aku Carol, aku akan menjagamu..." Tutur Zack dengan tulus. Hal itu tentu saja membuat Caroline terharu. Meskipun kata katanya klasik dan terdengar biasa saja namun karena Zack yang mengucapkan nya dengan intonasi yang polos, tak ayal ucapan itu menjadi sangat istimewa di telinga sang gadis. Perasaan bahagia dan senang membuncah di relung hati nya.
Caroline memeluk Zack dengan erat tanpa menghiraukan ledakan kembang api di atas kepala kami. Tak menyangka jika Zack rela meninggalkan zona nyaman nya demi bisa bersama Caroline. Sekali lagi, gadis itu sangat tersanjung. Bahkan tatapan kejam William di belakang sana juga tak bisa membuat Caroline melepaskan pelukannya pada Zack. Caroline hanya ingin menyampaikan betapa dia senang Zack telah memilih dirinya.
***
Keesokan paginya Caroline mengantar Zack kembali ke hutan. Katanya ingin pamitan pada alam yang telah membesarkan nya setelah tadi malam kami ber 5 menginap di rumah William. Tentu saja Caroline tak akan berani membawa Zack kerumah nya, bisa bisa dia di hujani hujatan oleh Tuan Clarinzy yang terhormat itu.
Rencananya, Caroline akan membeli apartemen di dekat kampus nya dan tinggal bersama Zack disana. Dengan alibi Zack akan dia jadikan seorang bodyguard. Tentu saja itu hanya status alasan pada orangtua dan pada teman-teman nya. Selebihnya ya.. hanya mereka yang tau. Dan saat ini, gadis itu sedang berada di apartemen baru nya setelah mengantar Zack ke hutan tadi. Caroline duduk di kursi malas yang ada di balkon kamar nya
Pikiran sang gadis melayang akan kata kata Viola dan Jeane tadi malam saat mereka menjelang tidur. Karena Caroline, Jeane dan Viola tidur sekamar sedangkan William dengan Zack.
Mereka bertiga tidur telentang berjejer seperti korek api sambil bercanda, tak lupa masker tebal warna warni menghiasi wajah imut ketiga gadis muda tersebut. Sudah jadi kebiasaan mereka jika sedang berkumpul seperti itu pasti akan memilih untuk perawatan kecantikan bersama menjelang tidur. Caroline mengotak Atik ponsel nya untuk melihat lihat kembali kebersamaan mereka tadi sore sampai malam sambil sesekali tersenyum. hal serupa juga dilakukan oleh Viola dan Jeane.
"Ehh.. kalau dilihat-lihat Zack sama Will mirip ya.." celetuk Viola tiba-tiba.
"Mirip apanya.." tanya Caroline cuek sambil terus memainkan ponsel nya.
"Coba deh kalian lihat foto ini.." Viola menyodorkan ponselnya kearah Caroline dan Jeane. Disana ada foto Zack dan William yang memang sempat di foto dalam satu frame dengan Viola yang iseng memfotonya karena dianggap pemandangan langka.
Caroline membandingkan wajah mereka berdua dengan seksama. Dari tekstur wajah, mata, hidung bahkan sampai rahang kedua lelaki tampan tersebut. Dan seketika mata indah keemasan itu melotot. Warna mata, warna rambut dan tekstur wajah mereka sangatlah mirip seakan mereka berbagi gen yang sama satu sama lain. Caroline baru sadar jika mereka berdua sama sama memiliki iris mata biru yang begitu mirip hanya saja milik Zack lebih gelap sedikit dan warna rambut pirang yang benar benar serupa.
Yang membuat Caroline selama ini tak pernah sadar adalah penampilan William yang selalu borjois dan mewah serta dia yang jauh lebih muda dari Zack yang Caroline yakini usianya kira kira sekitar 6 atau 5 tahun di atas mereka. Disertai dengan badan Zack yang kelewat besar dan berotot serta yah sedikit kucel saat berada di hutan. Namun hari ini saat dia dibawa Caroline ke kota, dan gadis itu mendandani Zack sedemikian rupa dengan tubuh yang bersih dan wangi serta pakaian yang di bawakan untuknya yang meski pun sederhana namun bermerk. Ditambah rambut pirang nya yang di sisir rapi.
"Mirip sih, tapi biasa aja. Namanya juga manusia. Yah.. kadang-kadang memang ada kemiripan di bidang tertentu, tapi mirip bukan berarti harus sedarah kan" kata Jeane santai.
"Yeah maybe.." sahut viola mengedikkan bahunya sambil kembali mengscroll ponselnya.
Kejadian itu benar-benar menyita pikiran Caroline. Bukan hal tidak mungkin jika Zack berhubungan darah dengan William. Karena Zack juga anak manusia bukan anak kingkong yang tiba-tiba melahirkan anak manusia. Apalagi asal usul Zack yang tiba-tiba berada di hutan saat kecil dan bahkan tidak mengingat apapun itu juga merupakan sebuah misteri.
Caroline jadi semakin yakin untuk membawa Zack bersamanya. Pasti ini adalah jalan Tuhan yang telah mempertemukan nya dengan Zack dengan maksud dan tujuan yang mungkin hanya Tuhan lah yang tau. Yang pasti gadis itu yakin, lewat jalan ini lah kebahagiaan Zack akan terlengkapi.
***
Caroline mulai berbenah di apartemen barunya setelah beberapa saat menghabiskan waktu nya untuk merenung. Dia tersenyum membayangkan dirinya akan tinggal satu atap dengan Zack. Sudah lama dia memimpikan bisa tinggal di tempat nya sendiri. Dan bukan perkara mudah bagi dirinya untuk meyakinkan Kenzo dan Clara untuk melepasnya tinggal sendirian, apalagi setelah adanya insiden kecelakaan Caroline waktu itu.
Hingga setelah segala perdebatan panjang dan segala rayuan maut ala Caroline, akhirnya sepasang suami-istri tersebut memutuskan untuk mengalah pada anak semata wayang mereka.
Tak lupa Caroline memperkejakan seorang pembantu dan seorang sopir sesuai dengan perintah ayahnya. Awalnya sang ayah ingin memberi Caroline bodyguard profesional namun Caroline menolak dengan alasan akan menunjuk Zack yang telah berjasa menyelamatkannya sebagai bodyguard. Hal itu segera di setujui ibu Caroline yang sangat merasa berhutang budi.
Saat sedang asyik asyiknya menata barang barang, tiba tiba bell apartemen Caroline berbunyi.
Carol mengerutkan keningnya heran, karena apartemen nya itu terbilang masih baru, namun sudah ada saja tamu yang berkunjung. Dengan penasaran, Caroline akhirnya membuka pintu tanpa melihat kamera terlebih dahulu.
Seketika Caroline melotot melihat siapa orang yang datang.
"Kau.."
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY TARZAN
RomanceFollow dulu sebelum baca.. 17+ Bagaimana perasaan kalian jadi Caroline, jika sedang tersesat di hutan dan keesokan hari nya tiba tiba saja terbangun dalam pelukan seorang lelaki tampan yang hanya memakai kolor kulit macan.