15. Hampir

3.5K 126 3
                                    

Setelah kejadian kemarin, William benar benar merajuk pada Caroline. Yang benar saja, dia merasa seperti dikerjai habis habisan sama oleh si Tarzan. Bahkan hingga berada di kampus mereka pun, William terus menekuk wajahnya padahal Caroline sudah berapa kali minta maaf. Niat nya Caroline padahal ingin lebih mendekatkan William dan Zack yang dicurigai nya memiliki hubungan darah.

"Ayolah Will, jangan ngambek lagi. Aku kan juga tidak tau kalau Zack bisa sampai begitu merepotkan mu, maklum saja, dia kan baru saja tinggal di kota dan bertemu dengan benda benda yang menurut nya unik, masa kau tidak bisa memaklumi nya, Will.." bujuk Carol dengan muka di manis manis kan.

"Yaelah Will, lagian kalian cute banget kaya gitu pake main perang bantal segala. Aku sampai sempat ngambil fotonya loh, pas kalian udah tepar.." Kata Jeane seraya menyodorkan hp nya pada teman temannya.

" Kata Jeane seraya menyodorkan hp nya pada teman temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja itu William sama Zack)

"Astaga bebeb Zack, ternyata bisa cute juga ya.. udah kaya kembaran aja sama babang Willi..." celetuk Viola semakin membuat William mencibirkan bibir nya.

"Napa tu bibir, ngode buat minta cipok..? sini sama aku aja, nggak usah nunggu Carol, lama ntar.." Jeane dengan lancang mencubit bibir William yang maju 5 centi itu. Membuat William mengaduh dan balas mencubiti pipi Jeane sampai si gadis minta ampun.

Caroline hanya menyengir melihat tingkah laku teman-teman nya yang terkadang kekanakan. Padahal sudah kuliah di pertengahan semester. Usia pun juga sudah kepala dua.

"Yaudah, Aku duluan ya guys. Mau ketemu Mama dulu, sekalian ngenalin Zack.." Carol mengemasi barang-barang nya dan bersiap meninggalkan kantin kampus tempat mereka berkumpul tadi.

"Oiya Will, udahan merajuk nya ya, kamu kan tau aku tuh paling nggak bisa kalau kamu rajukin, sini aku kasih cipok tapi dipipi aja ya.." Carol pun mencium pipi William sekilas sebelum melenggang pergi. Spontan saja wajah William pun jadi memerah dibuatnya, karena jarang jarang Carol mau mencium dirinya seperti tadi.

"Ciee, yang dapat sundel. " ejek Viola mencolek colek pipi William tanpa menyadari ada hati yang terluka di antara mereka. jeayne hanya tersenyum miris kearah William yang bahkan tidak menyadari perubahan mood dari salah satu sahabat nya.


***


Caroline menghampiri Zack yang setia menunggunya di mobil pada saat gadis itu kuliah, rencananya Caroline akan membawa Zack menemui Clara, Mommy Caroline.

Namun sebelum itu, Caroline mampir dulu ke toko kue untuk memenuhi keinginan sang Mommy. Dan Zack pun senantiasa mengekor kemanapun gadisnya itu pergi, karena itu memang adalah tujuan hidupnya saat ini. Melindungi Carol dan terus berada di sisi gadis itu untuk waktu yang lama.

Tengah asyik memilih kue di toko kue, seorang lelaki berperawakan besar serta menutup wajahnya dengan masker diam diam mendekat. Setelah dekat, dia mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya dan langsung membekap mulut Caroline.

"Hmmmmpttt hmmmmpttt.." Caroline sempat meronta sebelum kegelapan menyelimuti penglihatan nya. Sepertinya sapu tangan itu telah dilumuri dengan obat bius. Tubuh Caroline pun dibopong oleh pria besar itu di atas bahu nya seperti tengah membawa karung beras.

Zack yang baru saja melihat hal itu karena tadi sempat mengalihkan pandangannya ke sekitar toko, dengan sigap dan gerakan secepat kilat langsung merebut tubuh Caroline dari penjahat tersebut dengan mudah karena tentu saja Zack telah terbiasa dengan gerakan cepat melayang di udara saat di hutan. Dan beruntungnya si penjahat sepertinya tidak tau kalau Caroline sedang bersama seseorang.

Zack meletakan Caroline dikursi dan meminta tolong pada seorang wanita penjaga toko untuk menjaga gadis itu sebentar. Sementata Zack sendiri langsung menghadang si penjahat yang bersiap akan kabur, namun bukan Zack nama nya kalau tak bisa lari secepat kilat.

BUGH

Satu tendangan saja di layangkan Zack kearah perut punggung si penjahat dan lelaki itu langsung tersungkur seketika di atas lantai pelataran toko dengan posisi tiarap. Penjahat amatir, begitu lah pikir Zack. Lagi pula Bagaimana penjahat itu tidak K.O jika otot-otot zack telah terlatih secara alami selama bertahun-tahun di hutan. Satu tendangan saja tentu bisa membuat lawan jadi tak berdaya.

Para penonton pun bertepuk tangan ria melihat keperkasaan Zack. Padahal penjahat itu juga bertubuh lumayan besar tapi Zack bisa membuat nya lumpuh tak bergerak lagi hanya dengan satu serangan. Tak peduli akan keributan itu, Zack mengangkat pria yang tubuhnya 2 kali lebih besar dari dirinya tersebut dengan gaya seorang atlet smackdown yang akan membanting lawannya.

Ya, Zack memang membantingnya. Membantingnya ke dalam bak sampah dengan posisi kepala dibawah dan kaki di atas, agar penjahat itu bisa lelap tidurnya dengan mencium bau sampah.

Para wanita muda yang menyaksikan hal itu bersiul siul manja kearah Zack. Namun Zack tak ambil pusing. Yang penting bagi dirinya hanya Carol. Ya, memang nya siapa lagi jika bukan gadis imut itu, secara Zack tak punya siapapun di dunia ini yang bisa disayanginya. Bagi nya, Caroline adalah warna dalam kehidupan monoton nya selama bertahun-tahun dan Zack tidak suka jika ada seseorang yang berniat ingin melukai gadis nya.

Caroline pun sadar dengan dibantu ibu ibu yang ada di toko kue itu, dia melihat ke sekeliling dan mendapati dirinya masih di dalam toko kue yang tadi. Berarti si penjahat yang tadi membekap mulut nya gagal mencelakai nya.

Carol pun melihat Zack setengah berlari kearahnya, keringat membasahi wajah tampan Zack. Bukan karena pria itu lelah berlari atau karena habis menghajar orang, namun karena dia khawatir pada Carol.

"Kau.. baik baik saja..? apa ada yang sakit..?" tanya Zack terengah engah meski terkesan lembut sambil memegang pipi Carol dan matanya jelalatan memeriksa tubuh gadisnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Tidak papa Zack, terima kasih.." kata Carol tulus. Dia tau pasti Zack lah yang telah menggagalkan aksi kejahatan yang hampir saja menimpa dirinya. Beruntung nya dia memiliki malaikat penjaga seperti Zack. Hingga lagi lagi dia bisa selamat dari mereka yang ingin mencelakai nya. Tapi kemudian Carol bertanya-tanya, siapa gerangan yang berniat ingin mencelakai nya itu, dan apa yang akan terjadi seandainya tidak ada Zack disisinya.

Ini sudah yang ke sekian kali, apa benar motif kejahatan ini karena persaingan bisnis keluarga nya ataukah memang ada maksud lain dari segala tindak kejahatan orang asing pada dirinya..?

***

Tbc

Vote and voment

MY LOVELY TARZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang