13. Rain

3.8K 136 0
                                    

Caroline mendecih sebal melihat William datang ke apartemennya malam malam seperti itu padahal Caroline ingin segera istirahat setelah acara beberes nya selesai.

"Apa kau tak membiarkan ku masuk..?" tanya William dengan memamerkan senyumnya yang memikat. Mungkin Caroline yang dulu akan terkesima seketika melihat senyum manis itu. Namun setelah bertemu Zack, gadis penyuka pria tampan itu seketika berubah haluan.

"Baiklah, ayo masuk.." Caroline membuka pintunya lebar lebar dan mempersilahkan William duduk di sofa lalu dirinya sendiri menuju dapur untuk mengambilkan tamu nya itu minum.

"Ada apa Will, kenapa kau datang kesini tiba-tiba..?" tanya Caroline sambil mengambil tempat duduk di sebelah William dan menyerahkan minuman kaleng pada lelaki itu karena memang hanya itu yang ada di kulkas nya saat ini.

"Aku hanya ingin bicara berdua denganmu, bolehkan..?" William menatap netra mata indah milik Caroline yang memakai yang bewarna keemasan tersebut. Begitu bening seperti bongkahan kristal yang membuat siapa pun yang bertatapan dengan nya akan tersihir seketika dengan keindahan sorot mata yang lembut itu.

"Bicaralah, aku akan mendengarkan.."

William mengangguk dan menghela nafas nya dengan panjang sebelum membuka pembicaraan. Bahkan kedua tangan pria itu terlihat saling bertaut di atas pangkuan nya.
"Apa kau sudah memikirkan baik baik keputusan mu tinggal sendirian di sini..?" Tanya sang lelaki akhirnya.

"Hmm ya, sudah lama aku merencanakan nya namun baru sekarang mendapat izin.." Caroline mencebikkan bibirnya mengingat betapa susahnya dia membujuk ayah dan ibu nya.

"Jika aku jadi orang tuamu, aku juga akan melakukan hal yang sama.." sahut William dengan telapak tangan terangkat untuk mengacak acak Surai kecoklatan milik gadis di samping nya itu.

"Ya, kau memang sama menyebalkannya dengan orangtuaku.." Caroline terkekeh sambil menyandarkan kepalanya di bahu William. Itu memang sudah biasa dilakukan nya sejak dulu mengingat betapa kentalnya persahabatan mereka.

"Bagaimana jika ada orang jahat yang mengincarmu, kau sendirian disini dan kau itu Putri tunggal Clarinzy yang memiliki banyak musuh yang berkeliaran di luar sana.."

Caroline hanya mengedikkan kedua bahu nya acuh.
"Aku tidak sendirian, akan ada pelayan yang datang setiap hari dan Zack juga akan tinggal bersamaku disini.." jawab nya enteng. Mata William melotot mendengar perkataan Caroline tentang Zack yang akan tinggal bersama nya, refleks William bangkit dari duduknya dan membuat Caroline yang bersandar di bahu William hampir saja terjengkang.

"APA...!!?? KAU MEMBAWA TARZAN ITU TINGGAL BERSAMA MU..?! What the.." pekik William tertahan membuat Caroline menutup telinga nya.

"Ck, kenapa memang nya..? dia disini sebagai bodyguard yang akan menjagaku. Lagipula orangtuaku juga sudah setuju..!" balas Caroline dengan kesal akan tingkah William yang semena-mena menurutnya.

"Hei girl, kau perempuan dan dia pria dewasa.. Kalian tak punya jaminan apapun untuk tinggal bersama..!!" tandas William lagi sambil memegangi kedua belah bahu Caroline dengan posisi sang gadis duduk di sofa dan sang lelaki berdiri membungkuk di hadapan nya.

"Kenapa dengan mu Will..? Dia bukanlah pria yang bisa memanfaatkan keadaan seperti pria dewasa lainnya. Kami bahkan pernah tinggal bersama di hutan berhari-hari dan tidak terjadi apapun. Bahkan dia selalu menjagaku, karena itulah aku ingin dia yang menjadi bodyguard ku bukan orang lain.." tutur Caroline berusaha meyakinkan sahabat nya itu bahwa dia tak perlu cemas akan kehadiran Zack di bawah atap yang sama dengannya.

William tampak gusar dan mengacak rambutnya dengan kasar.

"Masalahnya bukan pria itu, tapi ada pada dirimu..!"

MY LOVELY TARZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang