Tempat itu, tempat yang paling dihindarinya selama puluhan tahun, tempat yang paling sering membuat sakit kepalanya. Dan ternyata di sanalah semuanya berawal. Memorinya yang hilang, memori yang sudah terkubur ternyata terkuak perlahan, merangkai kejadian dari segala kejadian yang hanya dirinya dan si pelaku kejahatan yang tau.
Zack menghela nafas meredakan segala emosi yang meluap di dadanya. Yang dia tau, kini dia harus melakukan sesuatu. Yakni mengakhiri dendam yang mengawali semua ini. Dendam yang akan merenggut nyawa keluarganya jika dibiarkan berlarut-larut.
"Kita harus mencari William, aku merasa ada yang tidak beres.."kata Zack langsung bangkit berdiri dan membawa Caroline dipunggung nya untuk kembali menuju rumah pohon.
Tanpa disuruh Zack memakai pakaiannya secara lengkap. Caroline tertegun merasakan aura Zack yang sangat terasa berbeda. Setelah mengaku mengingat segalanya, kini zack terlihat seperti orang dewasa normal. Caroline tidak tau dia harus merasa senang atau takut. Takut jika Zack nya berubah, takut jika Zack nya yang polos dan mencintainya telah tiada lagi walaupun tak dipungkiri nya dia senang bahwa Zack mendapatkan ingatannya kembali.
Zack menatap Caroline yang termenung. Seolah tau akan apa yang ada dipikiran gadis itu, Zack mendekat dan mengelus wajah Caroline.
"Tenang saja, aku tak akan berubah. Aku tetaplah Zack yang sangat mencintaimu. Jangan pernah lupakan fakta itu apapun yang terjadi.." Zack mendekap Caroline dan mengecup keningnya singkat.
Caroline hanya mengangguk berusaha percaya pada Zack, walaupun dia merasa akan perubahan aura dan sikap pada kekasihnya itu.
"Kita ke kota sekarang, ya. Aku harus menyelesaikan apa yang harus selesai sejak 13 tahun yang lalu.." Zack menggenggam lembut tangan caroline dan menuntunnya turun dari rumah pohon lalu mereka berlari menuju pinggiran hutan, menuju mobil Caroline.
"Biar aku yang bawa.." Zack mengambil kunci mobil Caroline dan membuka pintu penumpang lalu memasukan Caroline kedalamnya yang masih tertegun tak percaya. Zack duduk di depan kemudi sambil tersenyum hangat, menatap Caroline yang ragu ragu untuk menyerahkan kemudi pada Zack yang baru belajar menyetir beberapa kali.
"Sudahlah..jangan dipikirkan, meski tak semahir dirimu dalam menyetir, aku yakin, kemampuan ku sudah cukup pandai untuk mengendalikan mobil ini." kata Zack mengacak acak rambut halus Caroline.
Perlakuan Zack yang mendewasa tak ayal membuat Caroline merona. Karena biasanya, dirinya lah yang selalu memanjakan dan mendominasi Zack. Namun Caroline tau ini bukan saatnya terbawa perasaan. Caroline membuka ponselnya karena ada beberapa notif disana.
Saat melihat salah satu notifikasi, wajah Caroline tiba-tiba memucat. Dia memekik histeris membuat Zack segera menghentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Tidak, William..!" Jerit Caroline menjambak rambutnya sendiri dengan nafas memburu shock.
Zack mengambil ponsel Caroline untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dan seketika rahangnya mengeras, hal yang ditakutkan nya benar-benar terjadi. William adiknya telah menjadi korban dari alat balas dendam orang itu.
"William, hiks.. bagaimana ini Zack, hiks.."
Isakan Caroline menyadarkan kembali Zack ke dunianya. Zack pun segera menarik gadis itu dalam pelukannya.
"Dia akan baik-baik saja, aku akan jamin itu. Karena, Kakaknya telah kembali..!" Desis Zack dengan tajam.
Zack mengepalkan tangannya dipunggung Caroline. Dia benar-benar harus mengakhiri ini semua. Segera.
***
Caroline berusaha menenangkan dirinya dengan selalu berusaha menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia juga tidak bisa tinggal diam, dia harus membantu Zack untuk menyelamatkan William. Dengan usaha menjernihkan pikiran nya, Caroline berpikir dengan cepat seraya melirik zack yang sedang fokus menyetir disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY TARZAN
RomanceFollow dulu sebelum baca.. 17+ Bagaimana perasaan kalian jadi Caroline, jika sedang tersesat di hutan dan keesokan hari nya tiba tiba saja terbangun dalam pelukan seorang lelaki tampan yang hanya memakai kolor kulit macan.