Happy reading guys!
Mengkin dengan begini, aku akan mulai terbiasa tanpamu walaupun itu sangat sulit untuk ku.
****
Siang ini Rania ada kelas. Ia sudah siap dengan kaos di lapisi denim jaket dan celana jeans berwarna senada.
Biasanya ia akan berangkat dan pulang bersama Radit tapi kali ini Rania akan belajar untuk mandiri.
"mau ke kampus sayang" sapa mama yang sedang menyapu.
"iya mah, Rania berangkat ya takut ojek online nya udah nunggu" pamit Rania.
"lah kok tumben ga sama Radit?" tanya mama.
Lidah Rania mendadak terasa kelu, ia bingung harus jawab apa.
"emm Radit sibuk jadi Rania berangkat sendiri" elak Rania.
"maafkan Rania ya allah" batin Rania.
"oh yaudah hati hati"
Lalu setelah berpamitan, Rania langsung naik ojek online yang sudah menunggu nya.
Ketika ojek nya jalan, Radit keluar rumah nya dan berpapasan dengan Rania.
"RAN NGAPA NAIK OJEK" teriak Radit.
Lalu Rania mencoba tetap tidak peduli dengan teriakan Radit.
Setelah tiba di kampus Rania masih punya beberapa menit sebelum kelas dimulai. Jadilah ia ke kantin terlebih dahulu untuk membeli es teh manis karena siang ini cukup panas.
Rania duduk sambil meminum es teh manis yang iya beli.
Ting.
Sebuah pesan masuk Rania langsung membaca nya. Itu dari Radit.
Radit: Kenapa panas panasan naik ojol sih? Ntar lo tambah gosong tau ga?
Lalu Rania tertawa membaca pesan dari Radit jelas jelas kulit Rania itu putih. Dasar Radit.
Radit: Gausah sok cantik deh ngeread doang, gua udah di kelas. Kesini buru.
"saat gua nyoba ngejauh dari lo kenapa susah banget sih dit" batin Rania.
Rania langsung menuju ke kelas, di sana sudah lumayan ramai. Rania mengambil kursi nomor dua dari depan, biasa nya ia akan duduk di dekat dekat kursi belakang. Tapi kali ini tidak karena di belakang ada Radit.
"tumben di depan" ucap difo yang baru saja duduk di kursi samping Rania.
"ia biar gua semakin pintar" ucap Rania sambil tertawa.
Ting.
Radit: pindah lo nyet Gausah sok pintar duduk di depan.
Rania mendengus membaca pesan dari Radit.
Rania: emang gua pintar ga kaya lo bego 😛
Lalu Rania menyimpan ponsel nya dan mengobrol bersama difo sampai dosen datang.
Kelas sudah selesai, hanya saja dua jam lagi akan ada kelas kembali. Rania sangat malas menunggu.
Lalu Radit menarik Rania dengan paksa. Rania hanya bisa pasrah jika sudah begini.
Lalu Radit menyuruh Rania untuk duduk.
"kenapa?" tanya Rania santai.
"kenapa kenapa lagi ga ngerasa salah amat sih lo" omel Radit.
"emang gua salah apa?" tanya Rania lagi.
"salah lo ninggalin gua" ucap Radit sambil menatap mata Rania tajam.
"lo yang ninggalin rasa sayang di hati gua dit" batin Rania.
Andai saja ia berani mengatakan nya.
"enggak kok emang kita janjian" ucap Rania sambil mengalihkan pandangannya dari Radit.
"emang selama bertahun tahun gua anter jemput lo, pake janjian" ucapan Radit seolah mengingat Rania dengan masa masa dimana mereka yang terus bersama hingga tak bisa terpisahkan.
"iya gua salah maaf" kalimat yang tidak ingin Rania katakan tapi akhirnya keluar juga dari bibir nya.
"oke, karena gua lagi ngambek lo harus traktir gua mie ayam bang jali" ucap Radit.
"ngambek kok bilang bilang" cibir Rania lalu berjalan ke stand mie ayam.
"bang jali mie ayam dua ya" ucap Rania.
Sebenarnya nama tukang mie ayam bukan bang jali, tetapi karena ia suka menyetel musik bang jali milik deni cagur. Maka dari itu para mahasiswa dan mahasiswi memanggil nya bang jali.
"ini neng dua mie ayam spesial pake ayam" ucap bang jali.
"mie ayam kan emang ada ayam nya bang, apa nya yang spesial ada ada aja deh bang jali" ucap Rania.
Lalu setelah membayar Rania membawa dua mangkuk mie ayam itu ke meja.
"nih mie ayam nya" ucap Rania sambil memberikan semanguk mie ayam.
"makasih Rania sayang" ucap Radit tanpa berdosa.
"jangan baper ran, ntar dosa" batin Rania.
Dan kali ini Rania gagal untuk menjauh dari Radit. Menyebalkan memang.
Setelah makan dan berbincang bincang. Mereka kembali ke kelas.
Rania duduk di kursi nomor tiga dari depan, ia jadi suka duduk di depan karena lebih berkonsentrasi pada dosen.
Dan Radit duduk di kursi paling belakang bersama anak malas lain nya.
Lalu setelah kelas berakhir Rania pulang bersama Radit.
"ran makin ke sini kok lo makin kurus sih" ucap Radit sambil menyetir.
"bukan nya cewek cantik itu harus kurus?" tanya Rania.
"enggak ran bagi gua itu ga berarti, yang penting dia bikin gua nyaman itu cukup" balas Radit.
"lo nyaman ga sama gua?" tanya Rania tanpa sadar.
"bego" batin Rania.
"bercanda dit" elak Rania.
"nyaman kok ran, kalo gua ga nyaman ga mungkin kita sahabat bisa berlangsung lama kaya gini" ucap Radit sambil tersenyum, senyum yang selalu membuat detak jantung Rania tak karuan.
Lalu Rania mengalihkan pandangan nya ke kaca, agar dia tidak jatuh terlalu dalam pada perasaannya kepada Radit.
****
Jangan lupa vote dan komen ya!
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
love stories (Completed)
RomanceIni adalah kisah cinta seorang wanita yang jatuh cinta pada sahabat nya sendiri. Hanya saja ada masalah yang terus menerus menjadi penghalang untuk kisah cinta Rania. Akankah Rania menyerah pada keadaan? Atau Rania akan memperjuangkan kisah cinta...