23. Berakhir.

1.8K 113 5
                                    

Happy reading guys!

Memang sangat lah susah menjaga apa yang bukan milik kita, itu sangat sulit dan menyakitkan.

****

Ini sudah dua minggu Rania dan Radit tak saling bertemu dan bicara. Rania sangat menghindari Radit.

Bahkan saat ingin masuk kelas ia mengintip terlebih dahulu. Jika Radit masuk, Rania akan bolos dan sebaliknya jika Radit bolos, Rania akan masuk.

Rania lebih memilih untuk kucing kucingan sekarang dari pada sakit hati jika terus bertemu dengan Radit.

Seperti sekarang Rania sedang mengintip kelas, Namun karena Rania melihat Radit akhirnya ia berjalan menjauh dari kelas.

"Rania" Rania refleks menoleh ternyata itu Nino.

Rania tersenyum seadanya.

"Lagi ga ada kelas?" tanya Nino.

"ada sih tapi males" balas Rania jujur.

"kalo gitu gimana kalo kita ke kantin aja" ajak Nino.

"ga deh mau pulang aja" tolak Rania.

"temenin dong please" ucap Nino dengan wajah memelas.

"oke"

Akhirnya mereka berada di kantin, Nino membelikan Rania baso dan jus jeruk. Rania memasukan banyak sambal ke dalam basonya.

"banyak banget ran sambelnya" ucap Nino.

"iya mau?" tanya Rania judes.

Setiap melihat Nino, Rania Jadi kesal mendadak. Nino mengingatkan kan nya terhadap Jessie. Menyebalkan!!!

"ga deh"

Rania memakan baso nya dengan lahap, tanpa memperdulikan Nino yang terus memandang nya.

"lo udah tau masalah Radit sama Jessie kan?" tanya Nino.

Rania berhenti makan dan langsung meminum jus nya, Lalu menatap Nino dengan tajam. Rania bosen setiap hari hidup nya selalu ada nama Radit Radit dan Radit.

"iya tau dan kayaknya udah cukup deh gausah di bahas lagi" ucap Rania.

"No Nino" seseorang tiba tiba datang dengan ngos ngosan.

"apa sih ka?"

"si Jessie pingsan di depan gedung A"

Rania pun langsung menoleh ke arah Nino ia tampak panik.

"ayo ran" ajak Nino.

Rania hanya nurut saya saat tangan nya ditarik paksa oleh Nino. Mereka lari dengan tergesa gesa dan benar saja di depan gedung A sudah ramai oleh orang orang kepo.

Dengan sigap Nino mengendong Jessie, wajahnya sangat pucat. Rania mengambil tas Jessie yang jatuh kemudian mengekori Nino menuju parkiran.

"kita bawa ke rumah sakit ya ran" ucap Nino sambil melirik kaca tengah mobil, Rania menganguk.

Rania duduk di kursi belakang karena paha Rania menjadi bantalan kepala Jessie.

Rania menatap wajah Jessie, wajahnya sangat pucat.

"jes bangun jes" Rania mencoba membangunkan Jessie namun tak ada respon.

Sesampainya di rumah sakit Jessie langsung masuk ke ruangan UGD. Rania duduk di kursi tunggu, sedangkan Nino Sibuk menghubungi orang orang.

Selang beberapa menit orang tua Jessie datang dan dokter pun keluar dari ruangan.

Rania pun akhirnya berdiri karena penasaran.

love stories (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang