16. Don't Leave Me.

1.6K 109 0
                                    

Happy reading guys!

Tolong Jangan tinggalkan aku di saat aku sedang sayang sayang nya.

****

Setelah Radit siap lahir batin, ia memutuskan untuk segera menyelesaikan masalah nya dengan Larisa.

Hari ini Radit akan mengajak Larisa jalan jalan. Ia sudah siap, ia segera mengeluarkan mobil nya ke depan rumah Larisa.

Radit mengambil ponsel nya dan mengirimkan pesan singkat.

Radit: aku udah di depan rumah, kalo udah keluar ya.

Sambil menunggu, ia memainkan instagram. Tangan nya berhenti di salah satu postingan yang menampilkan seorang wanita cantik yang sedang tersenyum dan mengengegam tangan seseorang.

Radit tau itu tangan siapa dan siapa yang mengambil foto itu.

Itu adalah tangan Radit dan yang mengambil foto adalah Radit. Foto itu sudah lama sekali.

Hati nya terasa sakit ketika membaca caption Jessie. 'bolehkah aku masih mencintaimu walaupun kita hanya berteman? Aku berjanji tidak akan mengganggu mu dengan nya'

"hai maaf lama" Radit yang terkejut langsung dengan segera keluar dari instagram dan menyimpan ponselnya.

"enggak kok" Radit tersenyum cangung.

Ini pertama kali nya Radit dan Larisa bertemu setelah masalah yang mereka berdua alami.

Di perjalanan kedua nya bungkam, tidak ada yang ingin berbicara. Radit fokus menyetir dan Larisa terus menatap kaca mobil.

Mobil Radit sudah sampai di sebuah hotel yang menghadap pantai.

"pantai?" tanya Larisa sambil tersenyum. Entah mengapa melihat senyum Larisa hati Radit menjadi sakit.

"iya pantai kamu suka kan" tangan Radit terulur untuk mengelus kepala Larisa.

Radit merasa bersalah karena telah merasa nyaman dengan orang lain di belakang Larisa.

Larisa sangat existed sekali, ia segera berlari ke pantai. Radit mengikuti dari belakang.

Larisa melapas flatshoes nya dan segera membasahi kaki nya di pinggir pantai.

Radit mengambil foto Larisa dengan iseng. Cantik namun Radit merasa jahat karena telah membagi hatinya.

"makan yuk" ajak Radit, Larisa menganguk.

Radit mengengam tangan Larisa ke sebuah meja yang sudah ia pesan makanan sudah terhidang rapih.

Mereka makan dengan serius, tidak ada yang bicara. Radit sedang menikmati moment ini.

Setelah selesai makan Radit mengajak Larisa ke sebuah saung kecil yang menghadap pantai. Ia sudah menyewa nya.

Radit merapihkan rambut Larisa yang bertebangan. Larisa tersenyum.

"makasih ya dit" ucap Larisa.

Radit hanya diam. Ia menarik nafas dan menyadarkan kepala Larisa pada dada nya, Radit mengelus kepala Larisa.

"dit kamu kenapa sih kok diem terus, jangan buat aku takut dit" ucap Larisa sambil kembali ke posisi nya duduk tegak.

Radit tersenyum, entah dari mana ia akan memulai semua ini. Satu sisi ia takut menyakiti Larisa, tetapi jika ia tidak melakukan ini Larisa akan jauh lebih sakit nanti nya.

Radit mengengam tangan Larisa.

"aku mau kita break dulu" ucap Radit.

Senyum Larisa seketika hilang, mata nya berkaca kaca.

"kenapa dit?" tanya Larisa suara nya serak.

"maaf maafin aku, aku lagi ga ngerti sama perasaan aku sa. Aku gamau nyakitin kamu. Menurut aku ini jalan yang terbaik untuk sementara" ucap Radit.

Air mata Larisa sudah jatuh, ia tidak bisa menahan nya lagi.

"karena mantan kamu Jessie?" tanya Larisa mulai emosi.

Radit menunduk dan terdiam.

"kenapa dit kenapa? Buat apa kamu dulu berjuang dapatin aku kalo ujungnya kaya gini" Larisa semakin terisak.

Radit langsung menarik Larisa ke dalam pelukannya. Larisa semakin terisak.

"maaf maafin aku sa maaf" bisik Radit.

Hati nya sesak melihat Larisa menangis seperti ini, namun ia tidak tau lagi mau bagaimana.

"jangan tinggalin aku dit, aku sayang kamu. Aku mohon" bisik Rania sambil terisak.

Radit mengelus kepala belakang Larisa.

"dit aku mohon" bisik Larisa lagi.

Radit melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata Larisa. Ia memegang kedua pipi Larisa.

"aku ga bakal tinggalin kamu, aku cuma butuh waktu buat mastiin perasaan aku sa. walaupun nanti nya hatiku ga milih kamu, aku ga bakal tinggalin kamu gitu aja. Aku gamau nanti nya malah nyakitin kamu. Kamu percaya aku kan?" tanya Radit sambil tersenyum.

Larisa menganguk lalu memeluk Radit lagi, pelukan yang sangat nyaman namun menyakitkan.

Setelah cukup lama Larisa melepaskan pelukan nya.

"pulang?" tanya Radit, Larisa menganguk.

Radit mengengam tangan Larisa hingga ke mobil, Radit membukakan pintu mobil untuk Larisa.

Ketika di mobil Radit sesekali melirik Larisa, namun Larisa hanya melihat kaca terus sepanjang perjalanan pulang.

Mobil Radit sudah berhenti di depan rumah Larisa, ketika Larisa ingin keluar tangan nya di tahan oleh Radit.

Larisa menatap Radit dengan tatapan bingung.

"kamu boleh deket sama cowok lain selain aku, jangan diem aja ya. Asal jangan cowok nakal" ucap Radit sambil tersenyum.

"iya aku akan coba tapi aku tau itu ga gampang" ucap Larisa.

Radit mengelus kepala Larisa dan mencium kening Larisa.

"jaga kesehatan ya, aku sayang kamu" ucap Radit.

"aku juga sayang kamu dit" ucap Larisa sambil tersenyum miris.

Larisa memeluk Radit lagi, air matanya kembali jatuh. Sulit rasanya menjalani ini semua.

****

Haloo semua!

Gimana puasanya? Lancar?


Ngefeel ga sih chapter ini?

Semoga ngefeel ya guys :)

Semangat puasanya guys!!!!

Jangan lupa vote dan komen ya!

Thank you.

love stories (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang