"El, maafin gue ya. Gue tau gue salah tapi lo maafin gue kan?" ucap Alle. Tapi Elda masih diam dan menunduk.
Sejak tadi Elda mendiamkan Alle, sepertinya ia marah.
"Yaudah, kalau lo nggak mau maafin gue nggak apa--"
Ucapan Alle berhenti. Alle diam mematung dan terkejut.
Elda memeluknya!
Elda menangis. Ia sangat takut.
"Sttt, udah nggak apa-apa" ucap Alle mengelus pelan rambut panjang Elda yang tergerai. Sehingga menutupi wajah sampingnya.
Alle pun melepaskan pelukan Elda kemudian mengusap air mata Elda dengan ibu jarinya.
"Udah, jangan nangis. maafin kakak ya? ini salah kakak" Alle tersenyum hangat.
"jangan nangis lagi ya" Ucap Alle. Elda mengangguk.
Elda dan Alle berjalan beriringan menuju parkiran.
"El, lo mau ice cream nggak?" Tanya Alle menunjuk penjual ice cream.
"Mau, mau kak!" Ujar Elda semangat.
Kemudian mereka menghampiri penjual ice cream tersebut.
Elda memandangi penjual ice cream itu dengan semangat. Sampai matanya tak sengaja menagkap sosok seorang perempuan.
Elda menghentikan langkahnya.
"Kenapa El?" Tanya Alle.
"Em-itu kak, aku nggak jadi beli ice cream deh" Ucap Elda akhirnya. Padahal, ia sangat ingin membelinya.
"Kenapa El?" pertanyaan yang sama dilontarkan kembali oleh Alle.
"Nggak papa, yuk kak langsung ke parkiran aja," kini giliran Elda yang menarik tangan Alle cepat-cepat. Sebelum seorang perempuan di penjual ice cream itu melihatnya.
Itu Meisya!
"Hadeuh, bisa gawat ini kalau meisya tau gue jalan sama kak Alle. Secara kan dia suka kak Alle" batin Elda.
🌲
"Terima Kasih kak," Ucap Elda kemudian hendak turun dari mobil.
Alle mencekal tangan Elda, "Eh tunggu dulu El" ucapnya.
"Apa?" Tanya Elda yang mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil.
"Ini sweater lo ketinggalan" Alle memberikan sweater dengan gambar gajah disisi kiri bawah.
"Eh iya kak, makasih ya" Elda tersenyum manis.
"Iya sama-sama. Btw kita kembaran lho" Alle kemudian mengeluarkan sweaternya berwarna hitam tetapi dengan motif yang sama dan juga bergambar gajah.
"Wow, kok punya kakak warna hitam sih, aku kan juga pengen warna hitam" Elda menunjuk sweater Alle.
"Yaudah besok kapan-kapan kakak beliin yang warna hitam deh" Ucap Alle mengacak rambut Elda.
"Eh? Enggak-enggak kak, nggak usah"
"Btw lo tau nggak kenapa gambarnya gajah?" Percayalah, Alle hanya ingin mengulur waktu dengan Elda. Sampai pertanyaan tak penting pun dilontarkan.
Elda menggeleng, "nggak tau"
"Karna..." Alle menggantungkan kalimatnya.
"Karna?" Tanya Elda.
"Karna lo tau kan kalau gajah itu besar?"
Elda mengangguk.
"Sama besarnya seperti Cinta gue ke lo"
Blush!
Pipi Elda memerah, Elda pun memalingkan wajahnya kearah lain.
"Apaan sih kak, udah ya aku keluar dulu. Btw makasih ya sweaternya" Elda mengalihkan pembicaraan. Kemudian ia turun dari mobil Alle.
Alle membuka kaca mobilnya. Kemudian ia berkata, "El! Bahkan Cinta gue ke lo lebih besar daripada gajah" teriaknya.
Setelah itu, Alle kembali melajukan mobilnya tanpa melihat respon Elda.
Elda senyum-senyum sendiri. Ia bahagia.
🌲
"Ngapain El senyum-senyum?" Tanya papa Elda.
Kini, Elda sandra dan Andra sedang duduk di meja makan. Mereka menikmati makanan yang dimasak oleh sandra.
Elda gelagapan, ia diam sejenak lalu menjawab, "tadi pas aku beli novel sama Ira, ira kepeleset kulit pisang. Hahaha" Elda tertawa, membayangkan jika itu benar-benar terjadi.
Andra ber-'oh' panjang, sedangkan Sandra hanya tersenyum.
"Udah, kalau makan jangan ngomong, dilanjut tuh makannya" Kata Sandra
Mereka pun melanjutkan makannya kembali, sampai makanan mereka habis. Kemudian sandra mencuci semua piring dan alat makan lainnya yang kotor.
"Biar Elda bantu bun" Kata Elda yang berada disamping ibunya.
Bunda Elda mengerutkan keningnya, "Tumben, kamu kok kayaknya seneng banget deh hari ini?" Tanya-nya.
"Nggak kok bun, biasa aja" Ucap Elda yang kini mulai mengelap piring-piring yang sudah di cuci.
Beberapa menit kemudian...
"Huahhh," Elda menguap diatas ranjang tidurnya.
Setelah membantu bundanya mencuci piring, Elda menonton TV sebentar. Matanya mulai berat dan disinilah Elda sekarang, Dikamarnya.
Elda berniat untuk meng-alarm handphonenya. Ketika ia membuka handphone, banyak notifikasi disana. Elda tak berniat menjawab semuanya. Termasuk pesan kak Alle.
Kemudian ia meng-Alrm lalu meletakkan kembali handphonenya.
Ting!
Handphone Elda menyala berkedip-kedip.
"Duh, siapa sih?" Kemudian Elda mengambil ponselnya untuk menonaktifkan suara. Tapi matanya menangkap pesan dari seseorang.
"Hah!? Meisya?" Elda kaget dengan isi pesan tersebut.
[0878-5307-xxxx]
20.24
Hei El, gue meisya.Jangan tanya gw dapet nomer lo dari mana. (Haha)
20.30
Gw tadi pagi -apa siang ya? Gw lupa- Lihat orang -kayaknya itu lo- sama kak Alle di mall Rainbow ya?Emang itu lo?
Begitulah kira-kira 4 pesan yang dikirim oleh meisya. Elda tak berniat menjawabnya, karna matanya sudah tinggal 5watt lagi.
"Pikirkan besok sajalah" batin Elda.
Kemudian ia tertidur.
🌲
Hallo, jangan lupa vote and komen yaa😊
Jika suka cerita ini mohon Bagikan cerita ini ke:
Keluarga
Gebetan,
Doi,
Pacar,
Temen,
Sahabat,
Tetangga,
Dan yg lainnya.
😁😁
.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [END] (Revisi)
Teen Fiction❗ FOLLOW DULU KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE ❗ Kalian tau? Apa itu stalker? Orang gila yang kurang kerjaan? Ya! Kira-kira seperti itulah stalker. Tapi, aku bukan stalker yang secara terang terangan mengikutinya. Aku hanya takut, Takut...