Alle, Putra, Elang dan teman laki-laki sekelasnya yang lain sudah bermain futsal. Saat jam pelajaran terakhir tadi, mereka membolos bermain futsal karena memang tidak ada gurunya.
Dan saat adzan magrib berkumandang, mereka menghentikan permainan futsalnya. Kemudian menuju masjid sekolah untuk melaksanakan shalat magrib.
Setelah selesai, mereka kembali berjalan menuju kelasnya untuk mengambil tasnya yang memang masih berada di kelas.
"Seru juga woi, untung aja kita menang tadi" Ujar Putra
"Hah selisih satu boss, goal di detik-detik terakhir" Jawab Elang.
Alle hanya dian sambil memainkan handphonenya untuk chatting dengan Elda. Tapi berulang kali Alle mengirim pesan tidak dijawab.
Memang, ponsel Elda sudah kehabisan batrainya dan tentu saja mati tidak bisa digunakan.
"Kenapa sih le?" Tanya Putra yang menyadari Alle sedari tadi diam.
"Elda, udah pulang belom ya, khawatir nih gua, dichat kagak dibales-bales" Ujar Alle mengungkapkan kekhawatirannya.
"Eh bentar coba gua chat Nara dulu, siapatau Nara tau Elda ada dimana" Ujar Putra yang kemudian mengeluarkan handphonenya dari saku untuk menelpon kekasihnya, Nara. Dan menekan tombol volume agar terdengar oleh semuanya.
"Halo, Nara, Elda udah pulang? Alle nyariin nih"
"Lah ngapa kak Alle nyariin?" Jawab Nara yang penasaran disebrang sana.
Gemas, karena pertanyaannya tidak dijawab, Alle dengan sigap merebut ponsel Putra yang dihadiahi protea tidak terima dari sang empunya.
"Jawab aja Nar, pertanyaan lo kagak penting" Ujar Alle tanpa basa-basi.
"Eh? kak Alle... Elda tadi pulang sekolah pinjem buku gua buat nyatet, dia pulang terakhir jadi gua kagak tau karena gua sama yang lain udah pulang duluan"
"Sialan!" Umpat Alle.
"Coba kakak cari dirumahnya aja, siapa tau udah pulang kak"
Alle dengan cepat mengembalikan ponsel Putra dan buru-buru berlari keparkiran untuk mengambil motornya dan segera menuju rumah Elda.
Sedangkan Putra dan Elang hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang tidak seperti biasanya itu.
Alle menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata agar segera sampai kerumah Elda, bahkan lampu merahpun diterobos olehnya. Untung saja tidak ada polisi yang berjaga.
Setelah sampai dirumah Elda, dengan cepat Alle memakirkan motornya dan mengetuk pintu rumah Elda dengan tergesa.
tok tok tok
Sadra—Bunda Elda membukanya, "Eh Alle, kenapa nak?"
"Elda sudah pulang tan?" Tanya Alle cepat tanpa mengucapkan salam. Terlalu khawatir sampai lupa
Sandra menggeleng, "Belum le, tante juga khawatir tadi tante sudah menelpon teman-temannya Elda katanya masih disekolah, nyalin cacatan, gitu katanya." Ujar Sandra menjelaskan.
"Mana sudah malem gini, masa anak perempuan sendirian malem-malem" Lanjut Sandra, terpampang sorot kekhawatiran dimatanya.
"Alle cari Elda dulu ya tan," Ujar Alle dengan cepat menyalami bunda Elda dan segera naik keatas motornya.
Alle mengeluarkan ponselnya meminta bantuan kepada teman-temannya untuk mencari Elda. Elang dan Putra pun langsung mengiyakan.
Sekolah. Sudah pasti Elda berada di dalam sekolah. Setelah sampai di gerbang Alle menanyakan kepada penjaga sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [END] (Revisi)
Teen Fiction❗ FOLLOW DULU KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE ❗ Kalian tau? Apa itu stalker? Orang gila yang kurang kerjaan? Ya! Kira-kira seperti itulah stalker. Tapi, aku bukan stalker yang secara terang terangan mengikutinya. Aku hanya takut, Takut...