[Ayah Elda]
01.45
Maaf El, ayah nggak bisa jemput. Nganterin bunda chek upElda membuang nafasnya dalam dalam setelah membaca pesan dari Ayahnya itu.
"Mana si grab lagi Error lagi, tau ah, sebel" Gerutu Elda menyusuri koridor.
Setelah ia keluar dari ruang band tadi, perasaannya menjadi tak se-bahagia memasuki ruang band. Ditambah lagi pesan dari Ayahnya.
Membuat Elda badmood sekali saat ini. Ia berjalan menghentak hentakkan kakinya dilantai koridor.
Akhirnya Elda memilih duduk dibangku halte, menunggu bis umum atau taksi umum atau angkot atau yang lainnya lah, apapun yang bisa dinaiki untuk sampai kerumah.
Hingga pukul dua lebih sepuluh menit, selama 25 menit menunggu, tak ada angkutan apapun yang lewat. Tadi ada sih angkot lewat cuma sudah penuh.
Elda membuang nafasnya kasar, "Haah, sampai kapan ada Angkot lewat lagi" Gerutunya.
Tin! Tin!
Suara klakson mobil berbunyi tepat didepan Elda. Elda mengernyitkan dahi, merasa tak asing dengan mobil tersebut.
'Kak Alle?' Batinnya, dan dugaannya semakin kuat ketika seorang laki-laki dengan tubuh tinggi dan memakai kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
"Hei barbie" Ucap Seseorang yang diyakini 100% Oleh Elda itu adalah Kak Alle. Nada bicaranya dibuat-buat sepeti yang difilm barbie.
Apa kak Alle suka nonton barbie ya? Kok nada suaranya bisa sama sepeti 'ken'-nya barbie? Apa jangan-jangan kak Alle emang kembaran Ken?
Elda memukul-mukul kecil kepalanya sambil bergeleng-geleng. Pemikiran yang konyol!
"Haii, Lo ngapain?" Tanya Alle mengerutkan kening.
"Ah-Enggak, nggak apa-apa kok. Hehe" Elda nyengir.
"Bareng?" Ucap Alle singkat.
Elda menautkan kedua alisnya bingung, "Hah?"
"Mau bareng sama gue nggak? Lo nggak dijemputkan?" Alle menjelaskan.
"Ah, nggak usah kak Hehe, duluan aja gpp kok" Jawab Elda kemudian.
Alle mengangkat bahunya acuh kemudian pergi meninggalkan Elda sendiri di trotoar jalanan.
Setelah memasuki mobilnya, Alle pun menjalankannya kembali seperti sebelumnya. Dan disinilah Elda sekarang, Sendirian di Trotoar pinggir jalan sambil menggerutu tak jelas.
"Ish, tau ah" Gerutunya.
Elda pun memilih berjalan kaki saja untuk pulang kerumahnya, ia tidak suka menunggu. Apalagi menggu doi peka (hehe). Walaupun jarak rumahnya dan sekolah lumayan jauh juga sih. Tapi, lebih baik bertindak dari pada terus menunggu entah sampai kapan. Benar kan?
Elda menolehkan kepalanya kebelakang ketika lagi-lagi suara klakson mobil terdengar.
Masih dengan mobil yang sama, dengan orang yang sama juga.
"Masuk" Alle langsung menarik tangan Elda dan mendorongnya pelan ketika sudha berada dipintu mobil. Kemudian Alle menutup pintunya lagi.
"Lah?" Elda menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.
Perasaan kak Alle tadi ninggal aku deh? Tapi kok balik lagi.
"Tadi gue ngikutin lo. Ya kali gue biarin gembel sendirian dipinggir jalan" Ucap Alle bercanda.
"Jangan panggil aku gembel. Namaku E-L-D-A. Bukan Gembel!"
"Iya-iya tau" Ucap Alle, kemudian ia terkekeh.
Elda mengerucutkan bibirnya. Kepalanya ia tolehkan kearah jendela.
"Apa yang kau lihat itu lebih tampan dariku hm?" Tanya Alle.
Elda yang masih kesal pun memilih tidak menjawab pertanyaan Alle. Kemudian alle menghembuskan nafasnya pelan.
"El, gue mau cerita tapi lo dengerin ya?" Tanya Alle yang pandangannya masih fokus menyetir.
Elda masih diam.
"Ya?" Tanya Alle lagi.
"Ya? Ya? Ya? Ya?" Alle memancing Elda.
"Yayayayayyayayayayayayayayayayayayayayayayayayayyayayayayayayayayaya"
"Ya!" Jawab Elda geram. Sedari tadi Alle trus saja mengulangi kata-kata yang sama.
"Oke gue cerita, Ekhem!" Alle sok berdehem. Elda memutar bola matanya malas.
"Yaudah, cerita aja!" Ucap Elda.
"Oke...... Suatu hari bunda ada seekor kelinci smaa lebah, kelincinya digigit. Trus berubah jadi besar kayak balon, tapi banyak bulunya" Ucap Alle menirukan suara anak kecil seperti di salah satu iklan TV Indonesia.
"Waahhh, pintarnya anakku" Elda ikut andil menirukan iklan itu juga yang berperan sebagai bundanya.
Alle nyengir!
Percayalah, ia benar-benar tampan.
🌲
elda, ayahnya dan bundanya sudah berada diruang keluarga sedang menonton TV. Elda duduk diantara Ayah dan bundanya sembari membaca buku mapel PKN yang akan ulangan besok.
"El, ambilin bunda minum" Kata bunda Elda.
Kehamilan Sandra kini mencapai umur 3 minggu lebih dan akan menjadi 4 minggu. Ya, benar kehamilan bunda Elda masih muda. Entah kenapa Keluarga kecil Andra dianugrahi Putra lagi mengingat usia Elda dna baby-nya yang jauh.
"Nih bun" Elda menyodorkan air putih kepada bundanya.
Bunda Elda tersenyum kemudian meminum air putih itu sampai tersisa setengah.
"Bun, Elda besok mau keluar sama temen-temen" Ucap Elda yang kini sudah kembali duduk di tempat semula.
"Iya, tapi sorenya harus udah pulang ya. Soalnya bunda, Ayah, papa Rizal sama mama rianti mau ke rumah kakek" Jawab Bunda Elda.
"Serius Bun?" Tanya Elda antusias. Pasalnya Rumah kakek dan neneknya itu dipegunungan dan udara-nya sangat segar. Siapa sih yang nggak suka dengan udara pegunungan?
"Iya, Tadi ayah sama Bunda mau beritahu nenek kamu kalau bunda hamil. Pas bilang ke Mama Rianti, Eh dianya juga pengen ikut ke rumah kakek. Jadi kita kesana bareng-bareng deh" Jawab Ayah Elda.
"Yeyeyeye!! Berati Elda nggak sekolah dong?"
"Iya, sampe Rabu" Kata Ayah Elda lagi.
"Yaudah, sekarang tidur yuk," Kata Sandra, kemudian mengambil remote TV dan mematikannya.
Kemudian Elda menuju kamarnya, Sandra dan Andra menuju kamar mereka. Selanjutnya mereka pun sudah terlelap kedalam mimpi.
🌲
Yayyy, selesai.. Huahh:''
Jangan lupa Vote and komen yang banyak ya biar cepet update. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [END] (Revisi)
Teen Fiction❗ FOLLOW DULU KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE ❗ Kalian tau? Apa itu stalker? Orang gila yang kurang kerjaan? Ya! Kira-kira seperti itulah stalker. Tapi, aku bukan stalker yang secara terang terangan mengikutinya. Aku hanya takut, Takut...