"El, kok gua ngerasa Alle suka sama lo ya" Ujar Meisya.
"Perasaan kamu aja kali sya" Jawab Elda gugup
"Eh iya loh, waktu festival dia manggil Elda, waktu upacara di juga minjemin topinya ke Elda" Ujar Nara yang tiba-tiba datang dengan nampan berisi 4 piring nasi uduk dan 4 gelas es jeruk.
"Ngga ah, kan waktu itu gara-gara pendaftaran band, terus tadi juga aku ngga bawa topi, kebetulan aja kali" Sanggah Elda tampak tidak peduli, padahal hatinya bergemuruh.
"Tapi tadi dia ngelihatin lo loh El" Ujar Meisya
"Hehhh perasaan lo aja kali, orang tadi Alle jelas jelas ngedipin lo" Jawab Ira menggebu-gebu.
'selamat' batin Elda.
"Eh iyakah? Aduh gilaa deg-degan parah nih hati gua aw" Meisya berujar dengan dramatis
"Alay!" Ujar Ira, Nara, dan Elda bersamaan.
🌲
"Baik sampai sini dulu pelajaran kita hari ini, jangan lupa tugas dikumpulkan minggu depan" Ujar Bu Lilik guru matematika di kelas Elda.
Tak lama bel pulang sekolah berbunyi nyaring, tentu saja setelah berdoa mereka semua berhamburan segera pulang kerumah masing-masing, tak terkecuali Elda dan teman-temannya.
"Gua duluan ya guys, udah dijemput" Ujar Meisya memakai tas ranselnya sambil melambaikan tangan kepada teman-temannya.
"Eh iya, gua juga ya, sopir gua udah nungguin, bye semua" Lanjut Ira sambil berjalan keluar kelas juga.
"El, lo masih nyatet? bawa aja ya buku gua, gua pulang duluan lo gapapa kan?" Ujar Nara kepada Elda yang masih fokus menulis catatannya karena ia tadi saat pelajaran asyik membaca novel, tetapi tak ingin tertinggal pelajaran, ia pun meminjam catatan Nara untuk disalin.
"Iya Nara hati-hati ya" Jawab Elda sambil masih fokus ke catatannya agar cepat selesai.
Nara kemudian mengambil tas ransel berwarna pinknya "Oke, gua duluan ya" Ujar Nara dan segera keluar kelas.
"iya" Jawab Elda
Dan tersisalah Elda sendiri di kelas sambil masih menyatat. Tak lama, ia pun selesai kemudian mengecek jam dan segera keluar kelas.
Tak lupa, Elda mematikan kipas angin dan menyapu kelasnya, memang bukan jadwal piketnya. Kelas ini, tidak ada yang piket meskipun sudah ditetapkan jadwalnya, hanya anak sukarela saja yang terkadang menyapu kelas. Tak heran, guru-guru menyebut kelasnya sebagai kandang ayam.
Pukul lima sore, Elda sudah selesai membersihkan kelasnya dan segera keluar kelas untuk pulang.
Sambil berjalan di koridor, Elda memainkan handphonenya untuk sekedar membalas chatting dari teman-temannya.
Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang, Elda pun meronta dan berteriak, orang satu lagi menutup mulutnya. Elda dibawa ke kamar mandi yang sudah lama tidak digunakan.
"Oh ini nih yang katanya lagi deket sama Alle"
deg
Elda kenal suara itu, kak Fara, kakak kelas sekaligus teman satu bandnya. Masih ingatkan dengan Fara salah satu teman band Alle?
"Hmm ... kita apain ya enaknya" Ujar seseorang satunya lagi yang tak lain dan tak bukan adalah Intan, kakak kelasnya, teman Fara juga. Elda terkejut.
Fara mencengkram dagu Elda, "Gak usah sok kecantikan loh, bitch!"
plak!
Fara memukul pipi Elda, tak sekali dua kali, tetapi kanan dan kiri bergantian.
Elda meringis, menahan rasa sakit sedangkan air matanya sudah menerobos untuk keluar.
"Cih! gitu aja nangis, ini baru permulaan hahahaha" Intan meludahi Elda sambil kemudian tertawa keras.
"Ini big surprisenya"
byuurr!!
Elda disiram oleh air yang bau busuk dan kotor. Intan dan Fara tertawa keras. Dasar tak punya hati!!
"Idih bau jijik gua hahahaha" Intan dan Fara masih dengan tertawa menyebalkannya itu keluar dari kamar mandi dan mengunci Elda didalamnya. Elda berusaha meronta untuk keluar, tetapi bahunya didorong oleh Fara dan Intan. Dua lawan satu, Elda akhirnya jatuh tersungkur dikamar mandi.
Dan juga, mereka menaruh sebuah meja didepan pintu kamar mandi agar tidak ada yang masuk dan semakin susah dibuka. Kejam.
Elda menangis, memang apa salahnya? Ia hanya ingin merebut kebahagiaannya. Tetapi semuanya seolah susah, semuanya membenci dia. Termasuk Fara dan Intan yang terlihat dengan sangat jelas menyukai Alle juga.
Tak ingin menjadi lemah dan diam saja, Elda mencoba menggedor gedor pintu kamar mandi dengan keras.
"Toloonggg!! toloong!! please siapapun tolong aku!!!" Sia-sia ini sudah hampir magrib sedangkan semua warga sekolah sudah pulang. Dan sekolah mulai sepi.
"Tolongin akuuuu siapapun disana tolooongg!!!!" Elda masih berusaha keras untuk meminta tolong.
Lama, Elda terus berteriak, tenggorokannya kering, suaranya habis dan airmatanya pun mulai mengering, tapi tak ada satupun orang yang menolongnya.
🌲
Poor Elda wkwkwk
VOTE GUYYSSSS!!-Ketjup💋
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [END] (Revisi)
Teen Fiction❗ FOLLOW DULU KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE ❗ Kalian tau? Apa itu stalker? Orang gila yang kurang kerjaan? Ya! Kira-kira seperti itulah stalker. Tapi, aku bukan stalker yang secara terang terangan mengikutinya. Aku hanya takut, Takut...