Alle tidur telentang di kasur kamar apartemennya. Sedari tadi mencoba untuk tidur tetapi matanya tidak bisa diajak kompromi. Padahal Alle sudah memaksa-maksakan matanya untuk terpejam.
Sekarang pukul 12 siang, tadi pagi ia pulang dari puncak sekitar jam 9. Tubuhnya terasa lelah karena dua jam menyupir mobilnya.
Belum lagi, Elda yang pindah duduk di belakang bersama Daffa sehingga Meisya teman Elda duduk disampingnya, mempuat Alle seketika ingin marah tetapi tidak bisa. Ia bukan siapa-siapa.
Ada yang aneh, sepertinya Daffa menyukai Elda, entah beneran atau bercanda rasanya Alle tak rela. Terlihat jelas saat Elda tertidur didalam mobil sambil menyender di pundak Daffa.
Alle kembali frustasi memikirkan Elda, ia ingin Elda hanya miliknya, ia ingin egois tapi takdir berkata lain. Belum lagi ucapan Elda tadi malam masih teringat jelas di otaknya.
"Argh!" Alle menjambak rambutnya kesal.
Ia mengambil handphone, masih sama layar utamanya berisi foto Elda. Alle membuka chatnya dengan Elda. Menscroll ke bawah melihat chatnya yang lalu dengan Elda.
Rasanya Alle ingin menangisi dirinya sendiri.
Alle mengetikkan pesan untuk Elda, kemudian dihapus, mengetik lagi, dihapus lagi. Alle tidak tahu ada apa dengan dirinya, ia ingin menghubungi Elda. Tetapi ia juga takut Elda tidak memperdulikannya.
El, mau ga ikut kakak nanti malem?
Send.
Alle menenggelamkan kepalanya dibawah bantal. Berdebar tak karuan menunggu jawaban dari Elda.
ting!
Dengan takut-takut dan secara perlahan Alle mengambil ponselnya kemudian melihatnya.
Alle sangat senang ketika melihat respon Elda. Elda mau! mau diajak keluar olehnya. Alle tersenyum senang, dan saking senangnya sampai ia tertidur.
🌲
Pukul tujuh malam, Alle sudah rapi dengan penampilannya, kaos putih polos dengan kemeja kotak-kotak berwarna biru tua, dan celana jeans hitam, juga dengan sepatu hitam kesayangannya.
Ia memutar-mutar kunci motor seraya bersenandung kecil dan berjalan keluar menuju parkiran apartemennya.
Ia kira Elda tidak akan sudi dengannya lagi, ia kira Elda akan menjauhinya. Tetapi ternyata tidak. Lagipula, sekarang ini tidak ada yang bisa diubah dari hubungan mereka.
Dengan kecepatan rata-rata Alle menyusuri jalanan kota yang basah karena tadi sore hujan turun. Masih dengan tersenyum, Alle membayangkan wajah cantik Elda. Mantan gadisnya.
tin! tin!
Alle membunyikan klakson dirumah Elda. gerbang terbuka dan terlihat Sandra disana, Alle menyalaminya.
"Nggak mau masuk dulu Le?" Tanya Sandra
"Nggak usah tante, ngerepotin, Alle mau langsung jalan aja sama Elda" Alle tersenyum sopan.
"Yaudah tunggu dulu ya, Eldanya masih siap-siap"
"Iya tante" Alle mengangguk.
"Jangan pulang terlalu malem ya Le, kalo gitu tante kedalam dulu"
"Siap!" Alle mengangkat jempolnya, Sandra tersenyum kemudian masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [END] (Revisi)
Teen Fiction❗ FOLLOW DULU KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE ❗ Kalian tau? Apa itu stalker? Orang gila yang kurang kerjaan? Ya! Kira-kira seperti itulah stalker. Tapi, aku bukan stalker yang secara terang terangan mengikutinya. Aku hanya takut, Takut...