Jalanan kota Surabaya mulai ramai karena sudah malam.
Elda memeluk Alle erat, seakan tak ingin lepas, Alle hanya terkekeh pelan saat elda mulai menyandarkan kepalanya dipunggungnya
"Jangan bilang bunda sama ayah ya," Ujar Elda pelan
"Nanti mereka khawatir" Lanjut Elda.
Alle hanya mengangguk menyanggupi permintaan Elda.
"Seandainya ada kehidupan baru lagi, aku pengen jadi ayah kamu deh El" Ujar Alle diantara sepoi-sepoi angin malam kota pahlawan itu.
"Kenapa?" Jawab Elda sambil menyenderkan kepalanya dipunggung Alle.
Gedung-gedung tinggi berwarna-warni karena lampu yang mulai dinyalakan itu nampak semakin indah, mengiasi kota ini yang memang sudah indah sebelumnya. Pohon-pohon rindang melambai-lambaikan rantingnya. Juga, daun-daun berguguran tersapu angin. Menjandi teman pelengkap dua orang insan yang duduk berboncengan diatas motor itu.
"Supaya bisa jagain kamu terus" Ujar Alle.
"Kakak kan juga jagain aku hehehe" Elda terkekeh.
Alle mengulas senyum tipis, sambil fokus ke jalanan yang mulai tampak ramai.
🌲
tok tok tok
Alle mengetuk pintu rumah Elda. Tak lama, pintu terbuka muncul sosok laki-laki yang Elda cintai, cinta pertamanya.
Yah, ayahnya yang membukakan pintu, Elda dan Alle segera menyalami tangan Andra-Ayah Elda.
Lama, ayah Elda memandangi mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Tiba-tiba mereka mendengar ucapan yang membuat dada Alle dan Elda kian terasa sesak.
"Ayah gak suka kamu deket sama Alle"
Singkat, tapi menyakitkan seolah memang semesta tak merestui mereka berdua. Alle tertunduk lesuh membungkam bibirnya, sedangkan Elda ingin protes tetapi langsung dipotong oleh ayahnya.
"Cepat masuk, malam-malam daritadi gak pulang, bunda khawatir itu"
Elda hanya menunduk takut dan segera memasuki rumahnya sebelum kemarahan ayahnya semakin menjadi.
Melihat bundanya ada di ruang tamu, Elda segera menyalaminya dan mengucapkan permintaan maaf karena telah mengkhawatirkan semuanya.
Sedangkan Alle, masih berbincang dengan ayah Elda yang terlihat kelas, kesedihan terpampang dimatanya. Alle melihat Elda sebentar, sebelum kemudian berbalik dan meninggalkan rumah Elda dangan perasaan marah bercampur kecewa.
Alle tak tahu, apakah ia harus menyalahkan takdir karena ayah Elda tidak menerimanya, sedangkan Elda adalah perempuan yang sangat dia cintai.
Atau haruskah Alle menyerah pada kaedaan dan memulai kisah barunya dengan gadis lain.
"Nggak!" Teriak Alle disela-sela mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Baru saja ia memulai cintanya, tetapi apakah harus berakhir dengan mudahnya?
🌲
Hari libur, Elda sedang membantu bundanya memasak sejak ia bangun subuh tadi.
"Ayah sarapannya sudah jadi" Ujar Elda sambil mngetuk pintu kamar ayahnya.
Andra sudah rapi dengan setelan jas hitamnya untuk bersiap pegi kekantor, meskipun ini hari libur tetapi ayah Elda tetap bekerja.
Segera mereka sarapan bersama dengan tenang, setelah selesai Elda mencuci piring-piring yang kotor karena memang ia tak ada kegiatan apapun dirumahnya.
"Ayah pergi dulu ya sayang, Assalamualaikum" Ujar Ayah Elda setelah berpamitan kepada Sandra dan Elda.
Elda kembali ke kamarnya dan hanya rebahan karena tak tahu harus melakukan apa, tidak ada pekerjaan rumah, tidak ada film bagus untuk ditonton, dan tidak ada kegiatan seru yang ingin dilakukan.
Tiba-tiba dering notifikasi berbunyi di ponselnya yang sedang di charger
Elda segera meraih ponselnya dan membuka layar kuncinya, "Kak Alle!" Ujarnya senang
"Ke taman anggrek yuk, sekarang" Isi pesan Alle
"Kakak pengen ketemu nih" Pesan selanjutnya.
Elda dengan bersemangat mandi dan memilih pakaian yang pantas untuk bertemu Alle nantinya, juga memakai bedak tipis dan mengepang rambutnya menjadi dua bagian. Terlihat sangat manis.
Kemudian Elda memakai topi tak lupa tas selempang kecil untuk uang dan handphonenya, juga sepatu sneakers putih kesayangannya.
Setelah dirasa cukup, Elda pamit kepada bundanya untuk keluar sebentar dan langsung mengendarai sepeda yang biasa ia gunakan, memang jarang Elda gunakan karena posisi sepedanya yang tertutup mobil ayahnya sehingga susah dikeluarkan. Dan hari ini ayahnya membawa mobil ke kantornya sehingga Elda dengan mudah mengekuarkan sepedanya itu.
Elda mengayuh sepedanya semangat, diikuti dengan nyanyian kecil dan senyuman yang terus mengembang dibibirnya.
Taman anggrek tidak jauh dari rumah Elda sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk segera sampai disana.
Elda menaruh sepedanya dipinggir taman dan berjalan celingak-celinguk mencari Alle. Tiba-tiba Alle muncul dari belakang Elda dan mengejutkannya
"Dor! coba tebak ini siapa" Ujar Alle sambil menutup mata Elda dari belakang
Dari suaranya aja Elda sudah tau, apalagi bau parfum khas Alle-nya itu.
"Ih kak Alle" Ujar Elda berusaha membuka tangan Alle yang menutupi matanya.
Dan, hap!
Alle langsung memeluk Elda, "Kangen" Ujarnya mendusel manja diceruk leher Elda.
"Ish sana, geli tau" Elda mendorong Alle sambil mengerucutkan bibirnya sebal.
"Makin lucu kalo ngambek" Ujar Alle terkekeh.
"Kenapa nyuruh aku kesini" Tanya Elda to the point
"Kita kesana aja yuk" Ujar alle sambil menunjuk bangku taman tak jauh dari tempat mereka.
Elda mengangguk mengiyakan dan segera melangkahkan kakinya, tetapi sejurus kemudian Alle menggenggam tangan Elda erat.
Elda hanya diam melihat tangannya yang digandeng oleh Alle. Tetapi jantungnya berdetak kencang tak karuan.
Mereka segera duduk berdampingan dibangku taman itu, Alle memandangi Elda lama, sedangkan Elda hanya menatap lurus kedepan tidak menyadari bahwa Alle memandanginya sedari tadi.
Elda mengalihkan pandangannya ke arah Alle karena merasa Alle tidak segera membuka mulutnya untuk berbicara.
Pandangan mereka bertemu, manik Alle menatap manik mata Elda lekat, sedangkan yang ditatap tidak mengalihkan pandangannya.
"Kakak mau kita putus"
Sebaris kata yang membuat Elda merasa dunianya runtuh seketika.
🌲
Ketjup💋
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [END] (Revisi)
Teen Fiction❗ FOLLOW DULU KARENA ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE ❗ Kalian tau? Apa itu stalker? Orang gila yang kurang kerjaan? Ya! Kira-kira seperti itulah stalker. Tapi, aku bukan stalker yang secara terang terangan mengikutinya. Aku hanya takut, Takut...