Detik, menit, jam, hari, minggu, bahkan bulan. Syifa sudah melalui terapi jalan dengan baik. Siapa lagi, seandainya bukan Rizky. Mungkin sampai saat ini Syifa tidak akan berani beranjak dari kursi roda itu.
Hari ini, tepatnya dimana Rizky membulatkan tekadnya untuk membawa gadis itu ke suatu tempat, segalanya sudah ia persiapkan. Tentu, hari ini akan mengukir sejarah untuknya, melihat Syifa dari jarak yang begitu dekat tentu dengan wajah yang lebih ceria dari sebelumnya.
Rizky menatap lamat dirinya didalam cermin sembari membetulkan kerah baju yang sedikit terlipat, setelahnya disusul dengan menata rambut sendiri, dengan ciri khasnya. Belah samping.
Lalu siapa sangka? Andra yang sejak tadi berdiri diambang pintu kamar milik Rizky, dan mendapati pemuda itu didepan cermin lantas ikut tertawa pelan. Melihat tingkah sang adik sepupu yang menurutnya sedikit berlebihan.
"Niatan nih?" ucapnya disela-sela tawa lepasnya. Rizky berbalik dan tertunduk malu, seharusnya dia tau kalau dirinya tidak perlu melakukan hal itu dikamar tanpa mengunci pintu. Terbilang, bagaimana bebasnya Andra keluar masuk dari rumahnya, dan pria itu sangat lihai menggoda Rizky karna hal yang sama. Jatuh Cinta.
"Gila! Gue ampe kaget ngeliat lo disitu?"
"Kaget? Lo malu kali gue dapet berkhayal ria, sembari menyebutkan nama calon adik ipar gue." kekeh Andra yang kali ini ikut melangkah masuk menuju tempat Rizky berdiri.
Andra menyapu pandangannya ke seluruh ruang kamar milik Rizky, dengan berdecak beberapa kali, melihat pajangan-pajangan yang bertengger, dan tatapannya terdiam saat melihat foto gadis itu begitu banyak. Andra memicingkan matanya, dan menebak foto yang ada disisi ranjang milik Rizky.
"Gue tau, diam-diam lo suka ngambil gambar Syifa kan? Wah, dasar.."
"Ya ampun kak Andra, lo nggak tau aja gimana rasanya hati gue kalau enggak ngeliat dia dalam sehari."
"Lebay lo.." pekik Andra.
"Kak, kalau gue bilang suka sama dia sekarang, apa Syifa akan nerima gue?" tanya Rizky polos. Mendengar itu, spontan membuat Andra ikut tertawa, mengingat baru kali ini Rizky meminta pendapatnya tentang seorang perempuan. Benar-benar, Andra merasa hati pemuda itu sudah terbawa perasaan pada gadis yang bernama Syifa itu. "Ketawa sih?" sahut Rizky lantas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ketawalah. Inget aja gue sama sesuatu, sekitar dua bulan yang lalu." ucapnya.
"Dua bulan yang lalu? Emang ada apa kak?"
"Heh, enggak ingat lo. Bagaimana menolaknya lo saat gue tawarin buat ngajarin Syifa ngelangkah." kata Andra lantas ikut mendudukkan dirinya ke meja koleksi barang antik milik Rizky sembari melipat kedua tangannya ke dada bidang miliknya.
"Ya itu karna gue belum tau yang mau gue ajarin ternyata Syifa, lagian kan gue juga bukannya menolak mentah-mentah, cuman masih dalam keadaan berpikir aja gimana bagi waktunya."
"Haha alesan aja lo, yang pasti sekarang kalau emang lo ngerasa jatuh Cinta jangan terburu-buru deh, biarkan mengalir apa adanya. Sampai tiba saatnya dimana lo akan ungkapin semuanya sama dia." ucap Andra lantas kembali menepuk pelan pundak pemuda itu.
Rizky diam. Tidak menyangka jawaban Andra yang justru berbanding terbalik sama apa yang direncanakannya.
"Kenapa gitu kak?"
"Ya kalau saran gue gitu, gini deh. Semakin hari kan gue liat Syifa semakin bagus, caranya melangkah dan tingkat emosinya juga makin stabil. Jadi, alangkah lebih baiknya kalau lo temenin dia sampai akhir, setelahnya terserah deh lo mau ungkapin seperti apa." kata Andra
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Untuk Syifa
FanfictionTAMAT Cerita KyFa. Tidak ada makhluk yang menginginkan jika harus selalu bergantung pada seseorang, bahkan oleh kerabat dekat sekalipun. Tapi bagaimana jika hidupmu mengharuskan untuk selalu membutuhkan bantuan? Bahkan hal sekecil apapun. Dan jika...