BUS 25

339 54 12
                                    

Akhirnya hari yang di tunggu tiba. Rizky terlihat sangat tampan mengenakan jas pernikahannya yang sudah dia pesan beberapa minggu yang lalu, setelan yang sangat apik untuk menyambut para rekan dan juga keluarga dalam acara yang beberapa menit lagi akan terlaksana. Sedari tadi pemuda itu tidak melihat calon istrinya, Rizky yakin Syifa juga akan sibuk mempersiapkan segalanya agar terlihat pantas dan cantik menjadi seorang pengantin.

Para tamu yang sudah berdatangan juga tak sabar menunggu akad mereka. Begitu pun oleh kedua keluarga inti tersebut. Lisa, Andra dan orang tua Rizky pun turut serta menunggu kehadiran Syifa di tengah-tengah mereka.

Terlihat Lisa lah yang paling menonjol mengkhawatirkan adiknya, namun masih saja ia tahan agar acara tersebut berlangsung dengan baik. Jika tidak, mungkin justru kekhawatirannya yang akan membuat kekacauan disana.

"Lama banget sih, perasaan make up nya enggak rempong-rempong amat!" Lisa bertutur sendiri, lalu ia pun akhirnya masuk ke dalam ruang make up dan mendapati adiknya yang sudah siap untuk acara mereka. Herannya, Syifa masih saja asik duduk di depan cermin dan menatap bayangannya kosong.

"Kalau sudah siap kenapa masih disini sayang? Kamu di tungguin tuh sama Rizky dan keluarganya," Lisa melangkah pelan menghampiri adiknya meraih tangan Syifa dan menuntunnya untuk keluar dari sana.

"Aku takut kak," Tanpa bisa menahannya, air mata Syifa tumpah berseliweran di sekitar wajahnya. Lisa merasa perasaan takut Syifa saat ini. Namun, perempuan yang kerap di panggil kakak oleh Syifa itu lantas memeluk adiknya yang sudah memakai gaun pengantin dengan make up yang sangat natural dan sederhananya.

"Apa yang kamu takutkan?" Tanya Lisa.

"Aku takut sama apa yang akan aku berikan untuk Rizky nanti setelah dia menjadi suamiku kak, aku tidak bisa berbuat banyak untuknya dengan kondisi aku..."

"Syifa. Dengerin kakak ya," Ucap perempuan itu lantas menangkup wajah adiknya, berusaha menenangkan Syifa dengan tatapannya yang begitu teduh. "Rizky mau menikahi kamu itu karna dia sudah tau konsekuensinya seperti apa. Dia tau kondisi kamu yang kurang baik. Dia menikahi kamu karna dia ingin menjaga kamu, bukan menuntut kamu untuk menjadi istri yang sempurna nantinya. Kamu tau Rizky  kan?" Lanjutnya. Kini Lisa menghapus dengan sangat pelan air mata itu agar make up pengantin adiknya terjaga. Setidaknya dia harus tampil sempurna di acara pernikahannya.

"Nanti, kalau kamu dan Rizky sudah resmi menikah. Rizky akan selalu menjaga kamu seperti kakak menjaga kamu, Rizky akan menjadi partner hidup kamu dengan baik." Ucapnya. Lisa kembali mengulurkan tangan ke arah Syifa mengisyaratkan agar adiknya beranjak dari depan cermin untuk memulai acara resmi mereka.

-

Tidak perlu menunggu. Pernikahan berjalan dengan lancar, meski raut wajah Rizky dan Lisa terlihat sama cemasnya, namun keduanya bersyukur untuk hari ini. Tuhan sudah mengabulkan doa mereka.

Setelah sesi pemotretan dengan para tamu usai, maka berakhir sudah acara tersebut. Syifa yang sudah menampakkan kelelahan di hadapan keluarga Rizky pun akhirnya meminta ijin untuk beranjak dari keramaian. Lalu dengan sigapnya pemuda itu mengantar istrinya untuk masuk bersama-sama.

"Aku akan pamit sama mamah papah dulu. Anterin kamu masuk ke kamar." Rizky tersenyum, pemuda itu tampak menatap gemas Syifa lalu menciumi puncak kepala istrinya.

"Kamu sangat cantik," Puji nya. Syifa yang mendengar itu hanya bisa tersenyum sembari berucap terimakasih, untuk semuanya.

**

Rizky bisa mendengar helaan nafas istrinya yang sudah tertidur, setelah mengganti dari pakaian pengantin ke piyama, Syifa tidak lagi bisa menahan kantuknya lalu meninggalkan Rizky yang tadinya masih sibuk berbincang dengan para tamu.

Lagi-lagi Rizky tersenyum sangat bahagia. Wajah teduh itu, akan terlihat setiap hari. Setiap saat, bahkan ia bisa memeluknya kapan pun. Rizky punya banyak keinginan setelah hari ini, termasuk memimpikan mempunyai tiga anak dari istri tercintanya. Impian itu tidak begitu saja terlintas dalam kepalanya, semua hanya karna menginginkan Syifa bahagia dengan menjadi ibu yang sempurna.

Syifa pernah bercita-cita yang bahkan tidak pernah terbayang oleh Rizky sendiri. Perempuan itu ingin menjadi seorang ibu dari ketiga anaknya nanti, lalu di masa tuanya Syifa bisa melihat putra putrinya menuntun ibunya (Syifa) untuk merayakan hari pernikahan ia dan Rizky. Lalu makan kue bersama dan mendengarkan cerita anak-anak mereka. Ah... Mimpi itu sangatlah sederhana, tapi Syifa berharap untuk di beri umur yang panjang agar ia bisa merealisasikan mimpi itu.

"Kalau menurut kamu apa kita akan berjodoh dan mewujudkannya mimpi itu bersama-sama?" Tanya Syifa yang hari itu sudah lihai berjalan ke sana kemari. Respon kepala Rizky tentu sangat cepat mengangguk, lelaki itu bahkan menambahkan sebuah cerita yang mana ia akan melihat putra putri mereka akan menjadi pengantin lalu kedua pasutri itulah yang akan membawa anak anaknya ke pelaminan.

"Mereka akan menyambut para tamu undangan dengan ceria, lalu berfoto dengan orang tuanya, memperkenalkan kita pada kehidupan barunya. Dan kita menjadi kakek nenek dari anak-anak kita."

Keduanya kompak tertawa mendengarkan cerita satu sama lain. Mendadak beberapa saat Syifa terdiam lalu menatap pemuda yang di hadapannya dengan intens. Sesaat sebelum ia meminta pada Rizky :

"Aku tidak akan bisa melupakan momen ini, walau hanya sekedar gurauan yang belum tentu terlaksana, tapi aku tau impian sederhana ini bisa membuat semangat aku menjadi bertambah,"

"Syifa.. Sepertinya kamu salah. Ucapan kita hari ini tidak hanya sekedar khayalan, aku akan menjadi bagian dari hidup kamu yang indah. Jadi bermimpilah sebaik mungkin, itu akan menjadi rencana kita di lain hari." Rizky yang saat ini sudah memegangi kedua tangan Syifa lalu mengantar kedua tangan tersebut ke dada bidangnya.

"Berjanjilah, untuk tidak akan membuat aku kecewa. Kamu akan sembuh.. Kita akan bersama-sama." Tutur Rizky pelan. Syifa mengangguk.

**

Pagi hari.

Entah sejak kapan Rizky tidak lagi melihat Syifa di tempat tidur, pandangan matanya masih terlihat mencari sosok perempuan yang baru saja menjadi istrinya semalam. Namun tidak menemukan perempuan itu di mana-mana.

"Syifa.." Rizky menyibak selimut lalu bangun dari pembaringannya. Melirik jam weker sebentar yang menunjukkan pukul delapan lewat, lantas kembali mencari istrinya. Beberapa saat Rizky turun dari kamar untuk menuju dapur, senyumnya kembali merekah ketika melihat Syifa disana.

"Sudah bangun," Perempuan itu memegangi spatula lantas terus mengaduk nasi goreng di atas kompor.

"Pagi banget bangunnya,"

"Aku mau bikinin nasi goreng spesial buat kamu, hmm.. Kamu mandi gih. Abis itu kita sarapan bareng-bareng." Ucap istrinya.



Haloo guys. 😄😄😊💕

Bagaimana kabar kalian? Kira kira cerita ini masih ada yang penasaran enggak ya sama kelanjutannya.

And...

Selamat berpuasa untuk kalian yang melaksanakan. ✌

Bunga Untuk SyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang