BuS//21

787 141 17
                                    

Rizky meletakkan sebuah tas berukuran besar di sisi ranjang Syifa, dengan tangan kanannya membantu gadis itu untuk duduk di ranjang empuk miliknya.

Setelah empat hari lamanya menunggu kepulihan Syifa, Rizky akhirnya bisa bernapas lega akan semua yang dilalui Syifa beberapa waktu yang lalu. Rizky menyesali dengan pikiran buruknya akan keadaan Syifa, namun untuk beberapa saat kemudian Rizky membenamkan bayangannya dan kembali pada kenyataan bahwa Syifa sudah tidak lagi tertidur di ranjang Rumah Sakit lantas tersenyum riang ketika dirinya yakin ia sudah berada di kamar rumahnya.

Sembari menunggu. Rizky mengatur seluruh barang-barang milik Syifa kembali ke tempatnya semula. Mulai dari boneka beruang kesayangan gadis itu, sampai melipat selimut yang dipakainya selama berada di rumah sakit. Namun, bukan Syifa namanya jika ia harus pasrah melihat Rizky membantunya sampai mengatur barang-barang tersebut.

Saat Syifa hendak bangkit dari ranjang, secepat itu pula Rizky melerai lantas tersenyum dan menggeleng ke arah Syifa. Rizky tau, gadis itu masih membutuhkan banyak istirahat terlihat dari wajahnya yang masih lumayan pucat.

"Tapi ky.."

"Udah enggak apa-apa, emang kenapa?" tanya Rizky sembari kembali melipat selimut-selimut milik Syifa yang sempat tertunda.

"Kamu jangan berlebihan kayak gini deh ky, ada bibik."

"Siapa yang berlebihan, aku kan enggak cuciin pakaian kamu." Rizky berucap pelan lantas kedua tangannya sibuk dengan mengutak-atik tas untuk mengeluarkan perabot-perabot dari rumah sakit. "Sekarang, sambil nungguin kak Lisa, kamu tiduran aja dulu. Keluar dari rumah sakit bukan berarti kamu bisa seenaknya untuk menjalankan aktifitas seperti biasanya." sambung Rizky yang kali ini terlihat seperti memerintah.

Mendengar itu. Mulut Syifa yang tadinya penuh dengan kata-kata protes, sekarang menjadi gadis yang penurut--bahkan perlahan ia membaringkan tubuhnya sendiri di atas ranjang sembari memperhatikan Rizky yang sibuk menata barang-barangnya.

Apa yang dilakukan Rizky memang bukan hal yang memalukan tentu karna saat ini Syifa memang membutuhkannya. Gadis itu sedikit bersyukur untuk menjalani proses penyembuhan yang lebih baik. Tepatnya, ia tidak tau apa yang sedang di jalaninya sekarang.

Perlahan kedua sudut bibir Syifa kembali melengkung ke atas membentuk seperti bulan sabit, sesaat Rizky memperhatikan raut wajah itu lantas berdehem pelan.

Untuk beberapa saat, senyuman itu menghilang berganti dengan raut wajah yang terlihat kebingungan. Kali ini, Rizky-lah yang terkekeh pelan melihat kelabakan Syifa yang spontanitas.

"Apaan sih kamu?" ketus Syifa ketika tau lelaki itu mengejeknya.

"Enggak apa-apa." sahut Rizky sekenanya. Kembali keheningan di kamar itu dirasakan keduanya, dalam pikiran Rizky yang mulai kemana-mana membuat perasaannya tiba-tiba menghangat. Ada keinginan untuk membawa Syifa keluar dari rumah itu. Namun, niat itu tentu di urungkan hanya karna ia tidak ingin kak Lisa akan menolak mentah-mentah permohonan Rizky yang terkesan konyol.

"Kamu kenapa?"

"Ah enggak. Oh iya, kamu mau tau sesuatu enggak?" Rizky berucap pelan hampir berbisik yang pada akhirnya berhasil membuat Syifa berkerut dahi.

"Apa?" tanya Syifa penasaran.

"Masih ingat sama bunga matahari yang kita tanam sama-sama beberapa bulan yang lalu?" Rizky berujar sembari mendudukkan dirinya disisi Syifa. Sedangkan gadis itu hanya berusaha mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu seperti perintah Rizky.

"Oh, iya.. Kenapa bunganya?"

Rizky tersenyum lantas semakin mendekatkan posisi duduknya disisi Syifa lalu kemudian reaksi Syifa hanya ingin menjauh dari Rizky yang terkesan menakutkan di matanya.

"Bunga itu udah kuncup. Cantik deh," bisik Rizky kembali. Seketika raut wajah Syifa mengembang. Ada rasa bangga karna gadis itu bahkan sempat melupakan bibit bunga matahari yang ditanamnya.

"Bener?" tanya Syifa berbinar.

"Iya dong, kamu mau liat?"

Syifa mengangguk setuju. Kemudian Rizky meraih tangan gadis itu untuk digandengnya keluar dari kamar. Persetan dengan barang-barang berserakan. Rizky hanya mau melihat gadis itu tersenyum cukup lama.

**

Rizky meletakkan kedua tangannya ke bahu syifa, dan mengisyaratkan agar gadis itu mengikutinya. Langkah demi langkah akhirnya Rizky berhenti dan menyuruh Syifa untuk membuka matanya perlahan.

Ah. Cantik sekali.. Pikir Syifa.

Gadis itu tidak berkata, hanya dengan menunjukkan ekspresi bahagianya Rizky sudah dapat menangkap bagaimana kesenangan itu sudah dirasakan Syifa dan juga sentuhan demi sentuhan yang di lakukan Syifa terhadap bunga matahari itu, membuat Rizky ikut tersenyum senang.

"Tunggu sebentar." ucap Rizky tanpa memperdulikan Syifa yang mungkin akan bertanya kemana lelaki itu akan pergi. Syifa kembali disibukkan dengan bunga matahari itu.

Beberapa menit berlalu...

"Syifa.!" teriak Rizky yang berdiri tepat dibelakang gadis itu. Syifa berbalik lantas ia dikejutkan dengan banyaknya bunga matahari yang kuncup dibawa oleh Rizky. Mata Syifa berbinar senyumnya mengembang, jauh lebih ceria ketika ia melihat satu bunga di hadapannya.

"Astagaa.. Bagaimana mungkin?"

"Kamu seneng?"

"Ha, kamu tanam ini ky?" tanya Syifa sembari menyapa bunga matahari itu dengan menyentuhnya lembut.

"Buat kamu semua, baguskan?"

"Tapi, perasaan kemarin kita tanam cuman satu. Kenapa sekarang jadi banyak begini?"

Mendengar itu. Rizky tertawa pelan. Diletakkannya bunga-bunga itu, lantas kembali membawa tubuh Syifa untuk duduk di kursi ayunan yang berada di halaman rumah.

Rizky mendorong perlahan-lahan dengan penuh perasaan dan kembali menghela napas pelan.

"Tanamnya sama kamu cuman satu, tapi setelahnya aku banyak tanam bunga ini untuk kamu." ucap Rizky.

"Untuk aku? Tapi kenapa kamu enggak bilang kalau kamu mau tanam banyak bunga untuk aku."

"Syifa.. Satu itu hanya formalitas untuk menunjukkan kesenangan kamu, dan banyak bunga itu aku sengaja kerjakan sendiri untuk kamu. Aku enggak mau aja kamu capek hanya karna bantuin aku tanam bunga dalam jumlah banyak." kata Rizky.

Entah kenapa. Hati Syifa seketika terenyuh akan kebaikan Rizky padanya. Tentang bunga dan juga kepedulian Rizky akan hobi Syifa. Sungguh kebahagiaan yang tak terkira harus di kejutkan dengan sesuatu yang sederhana seperti itu.

Lamunan Syifa buyar ketika sorot matanya tak sengaja membaca tulisan tangan di sekitar bunga itu. Syifa mengamati dan kembali tersenyum bahagia saat membacanya...

Tulisan kecil yang bertuliskan...

BUNGA UNTUK SYIFA.

BERSAMBUNG.

sok sok an authornya bikin moment sweet seperti ini.😁😁 pengen tau reaksi readers kek gimana yaa.. 😅😘😍

Bunga Untuk SyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang