Tidak ada cinta atas dasar kasihan. Jika itu terjadi, aku menjamin bukan cinta yang di punya. Hanya sebatas kagum. Jadi percayalah.. Jika perasaanku benar tulus. Mencintai!
Rizky Nazar
Mungkin bukan hari ini. Namun, obrolan tentang pernikahan Rizky dan Syifa semakin hangat di perbincangkan antara dua keluarga itu. Bagaimanapun juga, saat pertama kali mendengar ucapan Syifa, Lisa sempat syok bahkan tidak percaya. Tapi, Rizky yang juga membenarkan ucapan Syifa justru malah membuat Lisa terdiam dan yang pasti hanya akan menurut tentang keinginan dua sedjoli itu. "kamu yakin akan menikahi adik saya?" tutur Lisa waktu itu, yang juga diikuti anggukan pasti dari seorang Rizky. Sedangkan Syifa hanya bisa terdiam dengan wajah datarnya.
Gadis itu tidak begitu mempentingkan dengan keinginan Rizky yang tiba-tiba. Dia hanya ingin cepat-cepat mengetahui tentang kondisi atau penyakit yang di deritanya.
"dek, lalu bagaimana dengan kamu?" tanya Lisa yang seketika itu juga mengalihkan pandangannya ke arah Syifa yang terlihat masa bodo.
"aku juga setuju kak," Syifa berujar sangat pelan.
Mendengar jawaban sang adik. Akhirnya Lisa berhenti untuk menginterogasi keduanya. Lisa hanya berpesan agar keduanya tidak berniat brrmain-main dalam pernikahan itu. Jelas, Rizky menjamin akan perasaannya yang tidak bisa ia tanggung lagi. Dan meyakinkan Lisa agar keputusannya ini sudah sangat mutlak.
-
2 minggu kemudian..
Semakin hari Syifa semakin terlihat semangat dengan kehadiran bunga matahari yang sudah terlihat hampir sempurna. Syifa tersenyum lantas kembali menyirami bunga-bunga itu. Jangan tanya, bunga matahari memang terlihat semakin segar, namun kondisi gadis itu malah sebaliknya. Syifa tidak lagi bisa keluar dari rumah tanpa ada syal di lehernya. Perasaannya selalu terasa dingin terlebih saat ia bermain air seperti sekarang ini.
Lisa yang hanya bisa memperhatikan Syifa dari jauh selalu berdoa untuk kesembuhan sang adik. Walau hal itu sangat kecil untuk kondisi Syifa yang terlihat menurun. Lama memperhatikan, Lisa mendapati adiknya menyimpan gembor yang tadi di pakai untuk menyiram bunga lantas memegangi hidungnya seakan menahan cairan yang siap tumpah dari dalam. Jantung Lisa seakan mencelos keluar ketika ia sudah yakin cairan apa yang keluar dari hidung adiknya. Namun, mengingat bagaimana Syifa berpesan agar Lisa tidak perlu mengkhawatirkan Syifa jika itu terjadi.
Tak terasa bulir air mata Lisa akhirnya tumpah. Perempuan itu hanya bisa membekap mulutnya sendiri melihat kondisi sang adik yang duduk lemas di taman itu. Satu yang ia syukuri, Syifa benar-benar menjamin dirinya agar tidak akan pernah pingsan dan mengkhawatirkan kondisi sang kakak.
Kembali pada gadis 18 tahun itu. Sekeras apapun ia menahan darahnya untuk tidak lagi tumpah namun sekeras itu juga darah segar mengalir keluar dari lubang hidungnya. Syifa mendongakkan kepalanya lantas menghirup dalam-dalam udara segar di sore hari sembari mengusap pelan darah tersebut dengan sapu tangan, sampai pada akhirnya Rizky yang juga melihat itu langsung turun tangan membantu Syifa.
Seperti biasa. Tidak ada kalimat yang di lontarkan Rizky. Pemuda itu hanya memberi isyarat agar Syifa menuruti semua gerakan Rizky yang seakan menuntun gadis itu, lalu akhirnya masalah darah selesai. Tidak ada lagi yang mengalir deras seperti sebelumnya. Rizky bernapas legah.
"pekerjaan kamu sudah selesai? Kamu enggak sibuk lagi?" tanya Syifa santai. Seakan kejadian tadi bukanlah hal yang perlu ia takuti.
"tidak ada gunanya bekerja kalau aku hanya memikirkan kamu terus disana." ucap Rizky lantas tersenyum hangat ke arah Syifa.
"tapi kamu selalu ada kalau sesuatu sudah terjadi padaku." lanjut Syifa sembari mengingat kejadian sebelumnya ketika Rizky yang juga tiba-tiba memeluknya waktu itu.
"feeling aku kuat. Aku selalu ngerasa aneh kalau kamu disini ada apa-apanya."
"gombal.." kata Syifa datar.
"aku serius. Jadi jangan melakukan hal yang bisa membuat feeling aku merasakannya walau dari jarak jauh. Karna itu sudah terbukti kalau aku selalu ada kalau kamu membuat sesuatu yang nekat." ucap Rizky panjang lebar.
Syifa terdiam. Mengerjap beberapa kali sebelum ia kembali bangkit dari duduknya lantas melanjutkan aktifitas yang sempat tertunda. Melihat itu. Rizky pun turut mengekor di belakang Syifa dan menatap gadis itu penuh arti.
-
Jangan sakit... Jangan sakit.. Jangan sakit.. Jemari Syifa terus menari di atas kertas dengan menuliskan dua kata yang hampir memenuhi halaman lembaran kertas tersebut. Terdengar suara sesenggukan gadis itu. Yaa, dia menangis. Syifa merasa tidak sanggup untuk kehilangan hari-hari indahnya jika suatu saat kematian datang menjemputnya.
Namun. Gadis itu sudah bosan untuk memberontak, tubuhnya bahkan terlalu lelah jika ia harus melakukan hal itu. Tentu tidak ada cara lain selain menangis sesenggukan hampir setiap hari. Dia tidak melakukannya jika Lisa ataupun Rizky berada disisinya. Dia hanya akan berpura-pura tegar dihadapan orang-orang itu.
Saat dia sudah bosan menulis akhirnya gadis itu melepas pena dan berandai suatu saat dia bisa menikah dengan Rizky dalam kondisi yang sehat. Tidak seperti sekarang. Jangan tanya! Syifa membayangkan hal itu setiap hari. Bahkan sampai beberapa kali tertidur dengan kertas-kertas yang berserakan di atas ranjangnya dan berandai setiap menjelang tidur malamnya. Menyedihkan!
***
"Rizky. Lo yakin mau nikah sma Syifa?" tanya Andra tiba-tiba. Saat ini keduanya menyempatkan diri untuk duduk bersantai di balkon rumah Rizky dengan minuman hangat yang sudah tersedia di sekitarnya.
Andra berkerut dahi menunggu jawaban Rizky.
"iya," ucapnya enteng.
Andra menggeleng pelan, dia tau sikap Rizky yang tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Namun, terlihat bagaimana Rizky begitu serius tentang satu hal ini membuat Andra merasa salut juga takut akan keputusan Rizky.
"mendingan lo pikirin baik-baik deh. Lo udah membuat janji sama Syifa kalau dia mau menikah sama lo, lo akan kasih tau semuanya. Apa itu bukan keputusan yang menegangkan?"
"menegangkan apanya sih bang? Toh pada akhirnya Syifa juga bakalan tau dengan kondisinya yang sekarang. Apalagi kalau gue ngeliat dia udah kayak orang putus asa gitu." ucap Rizky sembari membayangkan kembali wajah Syifa siang tadi.
"trus? Kalau lo udah ngasih tau dia, itu udah cukup buat dia jadi lebih kuat melawan sakitnya?"
"setidaknya dia enggak ngerasa sendirian menanggung semuanya bang. Gue tau Syifa hanya butuh orang yang benar-benar menyayangi dia tanpa pamrih. Dan gue yakin, kalau cinta gue bakalan kuatin fisik dia." ucap Rizky percaya diri.
Mendengar itu. Andra tersenyum hampir tertawa lantas mengangguk setuju dengan ucapan Rizky. Setidaknya, ia tau kalau Rizky benar-benar bisa membuktikan semua ucapannya bukanlah main-main.
Sementara Rizky berharap kehadirannya dalam hidup Syifa akan membuat keajaiban akan penyakit gadis itu. Rizky bahkan selalu meyakinkan dirinya bahwa dia benar-benar membawa pengaruh yang baik untuk gadis yang ia cintai.
Bersambung..
Alohaaa... Akhirnya selesai juga ya. Udah lama enggak update, jangan tanya semandet apa ide author. Untuk liburan kerja, author berusaha memberi beberapa part dengan syarat komentar dan likenya harus nyenengin dan balikin mood nulis author. Di mohon yaa.. Wkwk.. Jumpa lagi esok. 😘😘😝
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Untuk Syifa
FanfictionTAMAT Cerita KyFa. Tidak ada makhluk yang menginginkan jika harus selalu bergantung pada seseorang, bahkan oleh kerabat dekat sekalipun. Tapi bagaimana jika hidupmu mengharuskan untuk selalu membutuhkan bantuan? Bahkan hal sekecil apapun. Dan jika...