40. Full day

4.1K 351 25
                                    

Memilih atau di pilih itu sulit, bukan sekedar ngebalik telapak tangan terus jadi gitu aja. Coba tukeran posisi sama gue deh, di kasih 3 pilihan itu sulit, amat sangat sulit.

"Ngelamun mulu, ngelamunin apaan sih?" Tanya Kak Lay.

"Gak ngelamun tau Kak." Jawab gue.

"Terus tadi ngapain?" Tanya Kak Lay lagi.

"Ngeramal masa depan." Jawab gue asal.

Kak Lay langsung mengusap muka gue, "kebanyakan nonton yang aneh aneh ya lo."

"Engga Kak, enak aja kalau ngomong." Jawab gue.

"Terserah, lu di sekolah gimana? Enak engga? Atau emang ada hal yang bikin lu seneng gitu?" Tanya Kak Lay random.

Gue mengetuk ngetuk meja dengan jari telunjuk, "banyak sih, makanya lu rajin sekolah kenapa sih Kak, ketinggalan banyak nih."

"Sorry, waktu gue lagi habis tersita dengan pemotretan." Jelas Kak Lay.

"Sombong banget." Ledek gue.

"Engga sombong, itu emang fakta." Kata Kak Lay.

"Ya te–"

"Kalau gue sombong, gue engga bakalan mau lagi ketemu lu sekarang." Kata Kak Lay sembari menumpu dagu.

Gue langsung salah tingkah, cuman engga terlalu gue liatin ke Kak Lay.

"Y–yaudah, biasa aja ngeliatinnya." Kata gue.

"Engga bisa, gue udah lama engga liat muka lu langsung gini. Makin cantik ya, tambah kangen gue nanti." Kata Kak Lay masih dengan posisi awalnya.

Sialan, Kak Lay emang paling suka bikin pipi gue merah kayak habis di gampar.

Kakel | PCY [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang