lomba puisi

3.6K 188 0
                                    

Saat hatimu telah terkunci oleh kegelapan maka segala hal yang indah akan tetap terlihat biasa.
Saat hatimu bahkan sama sekali tak memiliki tujuan maka hancurlah segala impian.
Seperti kapas yang berterbangan diluar sana, yang bahkan tak memiliki arah untuk singgah, seperti itulah hati yang sunyi, yang tiada harapan sedikitpun di dalamnya.

...

Hatiku terasa hampa saat mengingatmu, saat aku membayangkan kenangan Indah kita dahulu yang telah kau khianati.
Saat aku telah menjatuhkan hatiku untukmu.
Saat aku telah memberimu kepercayaan yang tidak pernah aku berikan pada siapapun.
Saat cintaku telah kau miliki, kau pergi.
Seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu di antara kita.
Dengan mudahnya kau mencintai wanita lain yang bahkan belum tentu mencintaimu, hatiku terluka dengan kenyataan itu.
Yang kau katakan akan terus bersamaku, mencintaiku dengan segala kekuranganku, nyatanya hanya bualan saja.
Aku ingin membencimu namun rasaku menolak.
Mengapa?
Karena kaulah alasan mengapa aku tersenyum dibalik luka.
Karena kaulah alasan mengapa aku jatuh Cinta.
Aku bahkan berpikir akankah cintaku dapat kulabuhkan untuk orang lain selain dirimu.
Namun bila itu tidak terjadi maka tetap akan ku akhiri deritaku.
Yang timbul akibat mencintaiku.
Akan ku akhiri penantianku menunggu cintamu yang tak kunjung pulang padaku.
Akan ku akhiri kesakitanku akibat kebersamaanmu dengan yang lain.
Dan akan ku akhiri kekosongan harapanku yang sama sekali tak terarah karena terus menengok kebelakang.
Akan ku akhiri semua kehampaanku, yang membuatku selalu merasa sepi saat disekitarku masih banyak kegaduhan.
Yang membuatku merasa sendiri saat kau tak lagi di sampingku.

Rara menyelsaikan puisinya seiring dengan tepuk tangan meriah dari teman-temanya.

" Wahh rara, bapak gak nyangka kalo kamu busa berpuisi sebagus ini " tutur pak ali antusias

" iya pak makasi. Tapi ini bukan apa-apa kok. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa "

" kamu benar-benar hebat.
Ternyata kamu punya bakat terpendam. "

" ahh,,.mungkin itu hanya kebetulan saja pak. Masih banyak yang lebih baik dari saya "

Di sisi lain buk marini selaku guru bahasa Indonesia yang sedang mencari anak untuk lomba puisis.
Mondar-mandir tidak jelas memikirkan siapa gerangan yang pas untuk lomba puisi mewakili sekolah,
Dan saat bu marini sedang sibuk berfikir tiba-tiba pak ali lewat di samping bu marini

" ehh pak ali.
Bapak darimana?
Aduh pak, bantuin saya dong.
Tau gak pak saya ini lagi pusing banget "

" aduh bu, sebentar ya.
Ibu ngomongnya satu-satu dong. Saya kan jadi bingung mau jawab yang mana "

" gini loh pak, saya ini lagi pusing sekali nyari anak yang untuk lomba puisi. Sedangkan si Rika itu gak bisa, karna dia mendadak ada acara keluarga keluar kota. Dan lombanya itu dua hari lagi pak.
Aduh pak, saya pusing sekali ini. Saya bingung mau pilih siapa. Selama ini hanya ruka siswi andalan saya "

" inilah kesalahan ibu.
Ibu hanya mengandalkan satu orang, dan selalu memandang orang itu tanpa ingin memandang yang lain.
Padahal, jika ibu perduli..
Di sekolah ini banyak sekali siswa-siswi yang berpotensi "

" maksud bapak?
Bapak menyalahkan saya? "

" bukan begitu buk, saya hanya memberi tau. Agar Ibu lebih bisa melihat potensi siswi ibu yang lain "

HALALKAN ATAU IKHLASKAN (TERBIT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang