demi dia

2.9K 162 3
                                    

" maaf fa, mungkin kali ini gue gak bisa ngalah sama Lo " begitu ucap Rafi dalam hatinya

Ya Allah, apa ini. Sesungguhnya ini adalah egoku saja. Mungkin perasaanku ini hanyalah nafsu saja. Aku memang menyukai almeera dari awal aku melihat dia, tapi apakah secepat itu aku menyukainya? Kurasa tidak. Dan Alfa? Alfa sudah menyukai almeera bahkan dari dulu. Dari awal yang aku bahkan belum mengenal almeera. Dan Alfa sudah sanggup menahan perasaan itu, tanpa di umbar ya. Walaupun dia melakukan kesalahan Dengan cepat mengambil kesimpulan, tapi dia pantas memiliki kesempatan kedua. Benar kata Salma, Alfa masih labil, jadi wajar saja kalau dia terlibat sangat egois. Tanpa mau berfikir panjang. Dan masalah rasanya pada almeera. Itu adalah perasaan tulusnya. Karena dengan perasaan itu, dia bisa menjadi lebih baik lagi. Dia bisa menjadi insan yang lebih baik.

Dritt....trittt

" Assalamualaikum "

" Waalaikum salam mas, aku sekarang udah di Indonesia. Aku masih di bandara, aku ke rumah mas ya "

" Ngapain kamu kesini ? "

" Lah, kan mas sendiri yang bilang. Aku harus nyelesain masalah aku. Sekarang waktunya mas, aku udah datang ke Indonesia dan meninggalkan ujian aku, demi masalah ini bisa selesai "

" O iya ya, mas lupa. " Gara-gara kenyataan yang terlalu membuatnya tak bisa berfikir dengan jernih.  Sekarang ia jadi melupakan semuanya

" Mas, mas masih disana kan?"

" Iya fa, iya. Mas masih disini kok "

" Mas gpp kan? Kok mas keliatan kaya gugup gitu sih "

" Gpp kok fa, yaudah mas tutup dulu ya teltonya. Mas tunggu kamu di rumah "

" I.. iya mas. " Alfa heran. Kenapa Rafi gugup gitu. Padahal kan biasanya dia yang semangat,

....

Sekarang Alfa sudah ada di dalam tadi dari bandara menuju kediaman rumah Rafi, dia tidak ada niatan mau pulang ke rumahnya dulu. Jangan teman-temanya, bundanya saja tidak ia beritahu kalau sekarang ia ada di Indonesia. Hanya Rafi yang tau, bahkan itupun karena Rafi ingin membantunya. Tujuannya hanya satu kali ini, masalah selesai apapun yang terjadi.

" Mas, ini kita mau kemana ?" Tanya sopir tadi yang membawanya

" Kita ke jalan.... rumah nomor 2"

" Baik mas "

Alfa kembali merenungkan masalahnya ini, bahkan ia sempat berfikir. Apakah ini teguran baginya. Karena berani menyimpan perasaan seseorang yang bahkan belum halal baginya.

Teguran dari Abang taxi membuatnya tersadar dari lamunannya

" Mas sudah sampai "

" Oo iya, ini ongkosnya "

" Makasih mas "

Taxi itu lalu pergi menjauh meninggalkan Alfa yang berdiri sendiri di Depan rumah mewah itu. Alfa langsung saja masuk kedalam rumah, membawa satu koper yang tidak terlalu besar.

" Hei Alfa, sedang apa kamu disini ?"

" Ehh om Ahmad, " Alfa langsung mencium tangan omnya itu " saya sedang ada urusan sama mas Rafi om"

" Oh begitu, kenapa kamu bawa-bawa koper begini ?"

" Oh ini om, saya baru pulang dari Turki "

HALALKAN ATAU IKHLASKAN (TERBIT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang