HALALKAN ATAU IKHLASKAN (TERBIT)✅

tentang sebuah rasa

Pergilah...
Karna hatiku bukan wahana bermain,
Yang dijadikan tempat pelarian saat bosan dan kemunafikan perasaan seseorang.😔

...

" kaa... kak "

Rara langsung menutup kembali pintu kamarnya

Kedua insan itu, antara rara maupun fadhil sama-sama Diam dalam waktu yang cukup lama

" m..maaf ra,
Mas gak bermaksud buat "

Belum sempat fadhil menyelsaikan kata-katanya, di sebrang pintu itu sudah terpotong kembali kata-katanya

" gpp mas,
Rara juga yang salah. Gak antisipasi dulu "

" mm, mas cuma disuruh bunda buat suruh kamu makan siang dulu "

" iya mas, nanti rara turun "

" yaudah, mas turun dulu. Sebelum itu mas minta maaf, mas bener-bener gak sengaja "

Tak ada kata-kata setelah itu,
Mereka sama-sama diam. Sama-sama terfikir dengan fikiranya masing-masing

" ehh ada fadhil, sejak kapan kamu ada disini? "

" lumayan lama mas, udah bantuin bunda masak juga "

" bantuin mama masak tapi kenapa mukamu lusuh gitu? "

" enggak kok mas, lusuh apanya.
Lagi ada sedikit fikiran aja yang mengganggu "

" ngomong-ngomong pagi, tumben kamu datang kesini. Pagi banget lagi,pasti ada yang pengen kamu sampaikan "

" ya ada deh mas, sesuatu "

" apaan? Jangan buat mas penasaran gini "

" nanti aja deh mas,
Aku pengen ngomong sama
semuanya "

" yaudah kalo gitu, mas ngikut aja deh. O iya, kamu udah ketemu sama rara? "

" emm rara ya? Belum eh udah mas. Td udah ketemu sebentar, cuman manggil rara aja sih belum yang sampe ngobrol gitu "

" yaudah yuk, langsung aja kita ke mama, udah ditungguin tu. Ntar makananya dingin kan jadi gak enak "

Akhirnya mereka berdua langsung menuju ruangan dimana disitu sudah terhidang makanan-makanan lezat khas buatan mama dan fadhil, dan disitu juga sudah ada
mama dan... rara

Sekedar info aja, setelah kejadian malam itu di rumah fatimah. Fadhil jadi sering pergi ke rumah oma. Dan akhirnya fadhil sering pula bertemu rasya karna rasya lagi ada tugas dibandung yang membuat rasya mau tak mau harus tinggal di rumah oma.
Sejak saat itu pula fadhil jadi dekat dengan keluarga akbar. Samapi saat inilah akhirnya fadhil sudah dianggap seperti anak sendiri bagi sekar, ya sekar. Tentulah mama tercintanya rara dan rasnya.
Tapi tentulah ada satu hal yang berbeda, fadhil tang memanggil sekar dengan panggilan mama seperti yang dilakukan rara dan rasya.
Tapi fadhil memanggilnya dengan sebutan bunda, karena entah mengapa panggilan bunda lah yang paling sesuai dan yang paling ia inginkan untuk sekar

" okeh jd gimana ni, kita udah kumpul semua. Langsung makan aja kali ya, soalnya keburu dingin kan gak enak nanti "

" abang ni laju amat tumben,
Ada apa sih "