Anisa merasa sesuatu yang kasar memegangi lengannya. Ia berbalik dan kembali menatap sosok Andrea yang sangat menyebalkan. Bukan hanya tadi pagi, kesialan itu masih berlanjut hingga sekarang.
"Anisa, aku gak bisa jauh-jauh dari kamu."
Kedua matanya memutar akibat mendapati tingkah seorang laki-laki yang begitu aneh. Ia melepaskan tangan Andrea dan menatapnya tajam.
"Aku gak suka ya, dipegang-pegang!"
"Maaf."
Ia mencoba menghilangkan semua efek negatif yang diberikan Andrea. Tangannya dilipat di depan dada dan memberikan kesan tinggi pada Andrea.
"Nggak usah deket-deket lagi!"
"Kenapa? Aku kan, gak bisa jauh dari kamu."
"Lebay tau. Nggak usah berlebihan kayak gitu. Aku mau pergi, jangan ditarik-tarik lagi. Sakit."
Gadis itu melangkah dengan cepat meninggalkan Andrea yang sedang tersenyum di belakang sana. Selama di perjalanan Anisa tidak hentinya mendengus kesal karena Andrea. Tidak pernah sekalipun ia bertemu pria sejahat itu yang terus-menerus menghalanginya. Sungguh menyebalkan bukan?
"Anisa!" Ia berhenti dan menatap seorang pria yang duduk di balik kemudi sedang memanggilnya lewat kaca di pintu mobil. Dia adalah Reymond.
"Papah kenapa lama banget!" Anisa melangkah dengan berat kemudian masuk ke dalam mobil itu dan duduk dengan cemberut.
"Siang-siang udah cemberut. Kenapa?"
"Siang? Ini sore Pah!"
"Eh, jangan ngebentak. Gak sopan." Reymond memutar kemudinya lantas pergi meninggalkan sekolah.
"Abisnya ngeselin sih." Anisa kembali mendengus, "Aku gak mau sekolah di sini."
Reymond menoleh pada Anisa. Sebelah alisnya naik, merasa bingung dengan sikap putrinya.
"Kenapa?"
Anisa mendengus lalu terpejam sebentar. "Sekolah jelek, muridnya amburadul. Aku gak suka. Aku mau pindah aja. Titik!"
"Loh, kenapa?"
"Pah… Aku gak suka sama…" Seketika ia menghentikan bicaranya karena jika mengatakan itu Reymond akan marah. "Nggak jadi deh."
"Oh."
"Anisa! Anisa! Anisa cantik!"
Reymond menatap spion di samping kanan dan melihat seorang laki-laki sedang berlari mengikuti mobilnya. Ia berhenti dan menatap Anisa yang sedang cemberut.
"Itu siapa?" tanyanya penasaran. Karena yang ia tahu Anisa tidak pernah mempunyai teman laki-laki.
Anisa menatap tajam Reymond. "Ngapain berhenti sih, Pah!"
"Kasian." Reymond membuka pintu dan menghampiri Andrea yang tengah memegang lutut sambil tersenyum.
"Kamu ngapain lari-lari di belakang mobil saya? Mau jadi begal?" Reymond melipat kedua tangannya di depan dada.
Andrea menaikkan wajahnya dan tersenyum kikuk pada Reymond. "Eh, Om. Om ngapain di sini? Saya kan, gak kabur."
"Saya nanya."
"Nanya apa?"
Reymond mendengus. "Kamu ngapain lari-lari?"
"Anisa. Hehe… Diculik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENITI SENJA
Teen FictionAnisa terlalu naif untuk menerima keadaan bahwa ia juga mencintai Andrea. Tetapi, larangan dari sang ayah membuatnya menjadi sangat sulit menerima kehadiran lelaki itu. Berulang kali Andrea berusaha mendapatkan hatinya sampai nyawanya nyaris hilang...