Anisa melipat mukena dan menyimpannya kembali ke tempat semula. Ia duduk di teras sambil memerhatikan Andrea yang sedang berdoa.
Pria itu tersenyum pada Andrea yang menyalami tangannya. Semua orang telah pergi kecuali beberapa yang menunda perjalanan dan berniat melaksanakan sholat isya di sana.
"Cewek tadi siapa?"
Andrea tersenyum malu-malu. "Itu Anisa, jodoh saya."
"Kalau kamu yakin dia jodoh kamu, kejar terus sampai dapat."
"Iya, Pak. Saya permisi mau pergi," ucap Andrea sembari tersenyum dan melangkah ke luar hingga menemukan sosok Anisa.
"Udah beres?"
"Udah."
Mereka kembali berjalan berdampingan hingga saat naik motor pun tidak pernah senyum itu menghilang. Mereka pergi dengan cepat, mengabaikan langit yang mulai kehilangan senjanya.
"Dingin, ya?" tanya Andrea ketika melihat wajah Anisa di spion.
Ia menghentikan motornya dan turun membeli dua buah jagung bakar.
Andrea memberikan satu jagung bakar pada Anisa. "Makan ini biar agetan dikit!"
Anisa menerima dengan senyuman. Ia memakan jagung itu.
"Enak?"
Anisa mengangguk, lalu kembali memakan jagung.
"Kamu suka makan jagung?"
"Suka, apalagi makannya sama kamu..." Ia tersedak setelah mengatakan itu.
Andrea dengan sigap memberikan air mineral. "Telen dulu baru ngomong," ucapnya sambil membantu Anisa meneguk air putih.
"Makasih," balas Anisa.
Laki-laki itu tersenyum manis dan membelai kepala Anisa.
"Kamu ngapain?"
"I-itu, ada kutu!"
"Aku gak kutuan. Kamu bohong, bilang aja mau belai-belai aku biar kelihatan romantis."
Andrea terkekeh geli dan menarik tangannya kembali. "Udah malam, mau pulang sekarang?"
Anisa mengangguk dan membuang jagung yang sudah habis. Ia menepukkan kedua telapak tangan dan memegang seragam Andrea. Motor itu berjalan meninggalkan tempat yang penuh dengan kenangan.
"Kalau kamu kedinginan peluk aku aja, biar anget."
Anisa hanya diam meskipun hatinya bergejolak senang. Ini adalah pengalaman pertama untuknya. Lelaki itu berhasil membuat semua kemungkinan yang telah lama dibayangkan terwujud.
Motornya berhenti di depan rumah Anisa yang tampak hening. Gadis itu turun dan memberikan helm yang ia pakai pada Andrea.
"Makasih udah anterin aku. Kamu langsung pulang aja, jangan ke mana-mana!"
"Iya sayangku, jodohku, manisku, cintaku, semuanya punyaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
MENITI SENJA
Teen FictionAnisa terlalu naif untuk menerima keadaan bahwa ia juga mencintai Andrea. Tetapi, larangan dari sang ayah membuatnya menjadi sangat sulit menerima kehadiran lelaki itu. Berulang kali Andrea berusaha mendapatkan hatinya sampai nyawanya nyaris hilang...