Happy Reading
..Hana masuk ke dalam rumahnya dengan wajah polos tanpa dosa.
Hasan yang masih mondar-mandir di ruang tamu, langsung berhenti seketika. Husein yang sibuk menelfon teman-teman Hana di kampus menghentikan kegiatannya."Sini gue cekek dulu leher lu itu bego!!"
Hasan menghampiri Hana dan langsung menoyor kepala Hana.
"Toyor kepala gue sekali lagi, gue kabur lagi pulang tinggal nama." Hana memicingkan matanya.
"Aish si bego ini!" umpat Hasan.
"Bego-bego gini juga gue cuma ilang beberapa jam lu kecarian, kebakaran jenggot!" Hana menjulurkan lidahnya.
"Kak Zaky kok cuma ngeliatin calon istri doang, nanya gue sehat atau lecek atau apa kek," goda Hana.
"Calon istri pala lu peang, ini anak kayanya pas kabur kepalanya kejedot tembok berlin. Abis kabur otaknya makin enggak-enggak aja,"
Hasan hampir menoyor kepala Hana lagi, sampai ia ingat ancaman Hana tadi. Hasan kembali menurunkan tangannya.
"Eh Kak Zaky emang udah janji nikahin gue kok," ucap Hana sombong.
"Beneran Zak? Jangan Zak, musibah itu musibah," ucap Hasan.
Kegaduhan yang mereka ciptakan, hening cipta seketika. Pak Mahendra keluar dari kamarnya dengan ekspresi datar, dingin, sorot mata Paka Mahendra tajam.
"Kamu pikir dengan kamu kabur dari rumah kamu udah hebat?" Suara Pak Mahendra menusuk hingga ke relung hati.
"Dan apa tadi kamu bilang menikah dengan Zaky? Papa itu udah memilihkan jodoh yang tepat untuk kamu Hana, dia bukan pria tua bangka, Mamamu saja yang melebih-lebihkan. Dia baru berumur 30 tahun. Jadi persiapkan dirimu untuk perjodohan ini. Jangan buat Papa malu."
"Hana gak mau. Hana cuma mau menikah dengan Kak Zaky."
Hana tidak terlihat takut dengan tatapan Papanya yang mengintimidasi.
"Zaky tidak akan mau dengan bocah ingusan yang tidak tau apa-apa seperti kamu, jangan tambah beban hidup Zaky. Menikahlah dengan pria pilihan Papa itu, kamu hanya ongkang-ongkang kaki semuanya sudah terpenuhi, hidup harus realistis Hana."
"Kak Zaky bersedia kok Pa. Hana lebih baik hidup sederhana, tapi Hana bisa bahagia."
Hana kali ini akan mempertahankan pilihannya hingga titi darah penghabisan.
"Betul begitu Zaky?" tanya Pak Mahendra.
Zaky menggigit bibir bawahnya. Di satu sisi ia tidak mungkin begitu lancang menjawab 'iya' kepada Pak Mahendra, karena bagaimanapun Zaky bisa sampai seperti sekarang ini karena kedermawanan Pak Hendra yang mau menampung anak yang hidup terluntang-lantung seperti dirinya.
Di satu sisi, Zaky tidak tega dengan gadis lugu, polos nan malang itu. Sudah tujuh tahun Zaky selalu berada di samping gadis itu, Zaky tahu betul berapa banyak luka yang bertamu ke hati Hana dan bahkan menetap di sana, betapa rapuhnya pertahanan Hana.
Gadis itu hanyalah gadis yang kekurangan kasih sayang, bathinnya tertekan, Hana selalui dihantui rasa bersalah atas kematian saudara kembarnya, Hana juga dihantui rasa bersalah karena telah menjadi salah satu sebab Husein lumpuh.
Hana selalu dianggap gadis pembawa sial dimana-mana, keberadaannya di muka bumi ini terkadang kasat mata, hanya hitungan jari orang yang menganggap keberadaannya di bumi ini berguna.
Zaky juga tahu betul jika Hana sudah lama memendam rasa kepada dirinya, tetapi hingga saat ini Zaky hanya menganggap Hana seperti adik yang harus ia lindungi dengan sepenuh hati.
"Zaky," tegur Pak Mahendra menyadarkan Zaky dari lamunannya.
Zaky melirik ke arah Hana yang menatapnya dengan tatapan memelas.
"Iya Pak, saya bersedia menikahi Hana," jawab Zaky dengan suara pelan.
"Drama macam apa ini?" Pak Mahendra memicingkan matanya.
"Papa denger sendiri kan?" sambung Hana.
"Hanya ada dua pilihan. Pertama,kamu menikah dengan lelaki pilihan Papa. Yang kedua, kamu boleh menikah dengan Zaky, tetapi dengan syarat kamu dan Zaky harus angkat kaki dari rumah ini, Zaky resmi saya pecat, semua kartu kredit dan aset-aset kamu termasuk mobil dan lain sebagainya Papa sita."
Hana tersedak air liurnya sendiri, Papa Hana memang benar-benar sadis tidak ada duanya.
Sedangkan Zaky jauh lebih tenang, Zaky bahkan tidak terlihat ketakutan maupun syok.
"Mungkin sudah saatnya saya berhenti mengabdi di keluarga Bapak, sekali lagi saya ucapkan terimakasih yang tidak terhingga atas semua kebaikan Bapak kepada saya," ucap Zaky dengan tenang.
"Itu artinya kamu setuju dengan segala konsekuensi setelah menikahi putri saya, hebat juga nyalimu wahai anak muda."
"Aku juga siap Pa," jawab Hana.
"Drama percintaan yang sempurna, baiklah jika itu yang kalian inginkan. Cam kan baik-baik Hana, perut kamu gak akan pernah kenyang dengan cinta, semoga setelah ini perut kamu masih mengenal istilah kenyang, dan asupan gizi baik."
Pak Mahendra lalu pergi begitu saja, menyisakan Hana, Zaky, Hasan dan Husein yang masih berada di sana.
"Wah ide lu oke juga Dek, cara satu-satunya minggat dari rumah ini ternyata begini, buat Papa murka dan mengusir dengan cuma-cuma. Lu tau kan gue udah kabur ampe ke negara mana, tetep aja antek-anteknya Papa nemuin. Oke gue otw hamilin anak orang kalau gitu," ucap Hasan dengan entengnya.
Hana melepas sepatu ketsnya, melempar sepatu mahalnya itu ke kepala Hasan.
"Njir, berani lu lempar pala gue." Hasan memicingkan matanya.
"Bang, otak lu itu sesekali cuci dulu make sunlight. Biar isinya bukan cuma porno doang." cecar Hana.
"Otak isinya cuma gunung, ama lembah doang. Mati aja lu sana." umpat Hana lagi.
"Kalian ini bisa tidak akur barang beberapa menit saja," Husein buka suara.
Hana dan Husein kompak menutup mulut mereka rapat-rapat. Husein itu jarang bicara, jika ia sudah bicara sampai rentetan omelan sepanjang itu artinya Husein benar-benar sedang dalam kondisi hati yang tidak baik.
"Kamu serius dengan pilihan kamu itu? Kamu tau kan konsekuensinya?"
Arah pertanyaan tentu tertuju pada Hana.
"Gaya aja lu mau hidup sederhana, masih gue pantau. Awas aja lu merengek minta uang sama gue entar." Hasan bersuara lagi.
"Abang gak minta pendapat kamu Hasan!" Suara Husein meninggi satu oktaf.
"Hana siap Bang," jawab Hana mantap.
"Yasudah."
Husein menjalankan kursi rodanya, mengarah ke kamarnya.
"Yasudah, cuma itu doang?" Hasan menatap punggung Husein dengan tatapan tidak percaya.
"Sirik aja lu, makanya jangan bisanya cuma ngajak wanita ke ranjang aja. Tapi gak ada nyali buat ngajak ke pelamin, laki gak lu?" cibir Hana.
Hasan dan Hana memang terbilang jarang akur, Hasan sangat hoby menoyor, menjitak dan menjambak rambut Hana. Hasan adalah model Abang terkasar dan tersadis abad ini. Hana selalu berbicara sesuka, dan sekaasar-kasar perkataan kepada Hasan, hubungan persaudaraan sebercanda itu bagi meraka.
"Hana," tegur Zaky.
Hana langsung mengatupkan mulutnya.
"Gue mencium bau-bau gagal nikah." Hasan tertawa puas.
"Bangke!!" umpat Hana tanpa sadar.
"Hana." Suara Zaky semakin meninggu.
Zaky paling tidak suka jika Hana sudah mengucapkan kalimat-kalimat yang tedengar kasar dan tidak beretika. Hidup Zaky tertata rapi berbeda dengan Hidup Hana yang berserak tidak beraturan.
"Mampus," ejek Hasan.
...Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HAKI
RomanceJudulnya HAKI apa yang ada di pikiran kamu ketika baca 'HAKI' Hak Kekayaan Intelektual? lol wkwkkw. Anak hukum pasti mikirnya langsung kesitu 'kan? ini beda ya sodara-sodara. HAKI itu 'Hana Zaky' ... Cerita HAKI mengisahkan seorang gadis bern...