Happy Reading
...Untuk beberapa hari ke dapan Zaky masih harus di rawat di rumah sakit, kondisi Zaky terlalu lemah. Selain karena kecelakaan yang menimpa dirinya, Zaky juga masih mengalami mual hebat. Setiap makanan yang masuk ke mulut Zaky selalu berakhir tragis di kamar mandi, Zaky masih mual-mual.
Hana belum pernah pulang sejak siang tadi, saat ini Faiq dibawa oleh Ibu Qonita. Kebetulan Ibu Qonitan, yang biasa di sapa dengan panggilan Buk Fatimah, datang menjenguk Zaky. Bu Fatimah menawarkan diri untuk menjaga Faiq sementara waktu, selama Zaky dirawat di rumah sakit.
Wanita paruh baya yang bercadar itu benar-benar sangat berhati mulia dan pengertian. Ketika bertemu dengan Bu Fatimah Hana seolah mendapatkan sentuhan kasih sayang dari seorang Ibu yang Hana idam-idamkan sejak dulu.
..."Masih lemes Kak?" Hana menyentuh tangan Zaky lembut.
Zaky menggeleng, Zaky tersenyum hangat pada Hana.
"Kamu pulang aja, istirahat. Kakak gak papa kok." Zaky mengelus punggung tangan Hana.
"Enggak Kak, Hana di sini aja, nemanin Kakak."
"Dede bayinya juga pengen Bundanya tidur dengan nyaman Han," ucap Zaky.
"Dede bayinya juga pengen dekat-dekat sama Ayah kan Nak? Gak mau jauh-jauh," jawab Hana tidak mau kalah, ia mengelus perutnya yang masih rata.
"Bunda kamu pinter banget ya sayang ngelesnya." Zaky tertawa renyah.
Hana menemani Zaky malam ini di rumah sakit, Hana membaca Al-Qur'an di tepian ranjang tempat Zaky berbaring, hingga Zaky terlelap.
"Alhamdillah akhirnya Kakak tidur juga."
Hana mengecup punggung tangan Zaky bertubi-tubi, meletakkan tangan Zaky di pipinya.
"Jangan buat Hana ketakutan kayak tadi lagi ya Kak, Hana gak kuat."
"Hana takut Kakak meninggalkan Hana. Hana takut Kak."
...Seminggu berlalu setelah kecelakaan itu menimpa Zaky, terhitung sejak hari itu Zaky belum bisa pergi bekerja, kaki Zaky belum bisa dipergunakan secara optimal untuk bekerja karena baru dalam tahap pemulihan, terlebih pekerjaan Zaky tidak lah perkara yang mudah. Membutuhkan energi yang prima.
Selama Zaky tidak bekerja, Hana dan Zaky memanfaatkannya untuk qualty time. Banyak hal yang mereka lakukan berdua.
Pagi ini, Hana pergi belanja ke tukang sayur yang sudah nongkrong di depan gang kontrakan mereka. Hana meninggalkan Faiq bersama Zaky.
"Beli apa atuh eneng," tanya Mamang penjual sayur.
"Beli bayam, sampa tempenya Mang," jawab Hana.
"Eh ada Dik Hana," sapa Bu Eno.
"Eh iya Mbak," jawab Hana sopan.
"Tumben Faiqnya ndak ikut?"
"Iya sama Ayahnya di rumah Mbak," jawab Hana.
"Dik, adik mau ikut masak keripik singkong kayak ibu-ibu yang lain ndak? Lumayan atuh bantu-bantu suami. Sekarang kan semua serba seret Dek, apa-apa mahal."
"Masak keripik Mbak?" tanya Hana, Hana melanjutkan kegiatannya yang sedang mengumpulkan bahan-bahan yang hendak ia beli.
"Iya Dek, Kamu tau kan Kakak punya rumah produksi keripik kecil-kecilan. Udah banyak loh Dek, ibu-ibu di komplek ini yang bergabung sama Mbak. Untuk memudahkan kita-kita yang disibukkan dengan semua urusan rumah tangga ini, Mbak memberi penawaran kalian bisa memasak di rumah masing-masing. Jadi istilahnya kalian tinggal memasok saja sama Mbak, Mbak tinggal memasarkan saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
HAKI
Roman d'amourJudulnya HAKI apa yang ada di pikiran kamu ketika baca 'HAKI' Hak Kekayaan Intelektual? lol wkwkkw. Anak hukum pasti mikirnya langsung kesitu 'kan? ini beda ya sodara-sodara. HAKI itu 'Hana Zaky' ... Cerita HAKI mengisahkan seorang gadis bern...