HAKI

Part 28

Happy Reading
...

Pasca operasi Hana masih harus di rawat inap di rumah sakit selama 4 hari, berbeda dengan ibu-ibu yang melahirkan secara normal, ibu yang melahirkan dengan cara caesar masih harus mendapat perawatan secara intensif untuk pemulihan pasca operasi.

Setelah itu barulah Hana diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Alhamdulillah kondisi Faiq juga sudah membaik. Kondisi Hana juga sudah lebih membaik.

Pemulihan bekas jahitan pasca operasi pada saat ini sudah jauh lebih canggih dan lebih mudah. Kalau dulu perlu mengganti perban luka sehari dua kali. Tetapi untuk saat ini hal seperti itu tidak berlaku lagi, sudah ada cara lain yang jauh lebih efektif dan efesien.

Saat pulang dari rumah sakit, luka operasi caesar akan di tutup dengan plester anti air. Ibu sudah bisa bebas beraktivitas seperti biasa sampai tujuh hari ke depan untuk melakukan kontrol ke dokter kandungan.

Akan retapi selama tujuh hari tersebut ibu harus tetap memastikan bahwa plester tersebut menutup luka operasi dengan sempurna.

Saat plester telah dibuka, ibu harus menjaga kebersihan luka dengan cairan antiseptik atau salep yang di resepkan dokter.
...

Hana dan Zaky pulang ke kontrakan di antar oleh Hasan, namun Hasan tidak mampir lagi karena ia masih ada urusan.

Karena sekarang ini Hasan sudah nenjadi seorang Ayah dan suami, lagi-lagi Hasan kena depak dari rumah oleh Pak Mahendra sama seperti nasib Hana. Karena kelakuannya yang membuat Pak Mahendra murka dan malu. Nasib Hasan setidaknya lebih beruntung nasib Hana, karena Hasan sudah memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang lebih memadai karena ia sseorang sarjana, tentu peluang kerja lebih banyak dan menjanjikan.

"Han kayaknya Ibrohim mau nyusu deh?" ucap Zaky sesaat mereka sampai di kamar.

"Ah iya kayaknya Kak."

Mata Hana berbinar melihat si kecil Ibrohim menggeliat di dalam gendongan Zaky.

"Nda, nda."

Faiq menarik-narik baju Hana, pada saat ini Faiq sedang duduk di samping Hana. Faiq sejauh ini terlihat sudah menunjukkan indikasi kecemburuan kepada adik barunya itu, hal lumrah yang dialami seorang anak ketika ia memilik adik untuk pertama kalinya.

"Kenapa Nak?" tanya Hana lembut.

"Nda,  Mam (Bunda Faiq pengen makan)," ucap Faiq.

"Adiknya nyucu dulu ya Nak, biar Ayah yang ambilkan makanan buat Faiq ya," tawar Zaky.

Faiq menggeleng-gelengkan kepalanya, dahi Faiq berkerut. Bibirnya juga ikut-ikutan berkedut.

"Nda, dak yayang Aiq (Faiq mau Bunda, Bunda gak sayang lagi sama Faiq)."

Hana dan Zaky terdengar kaget mendengar penuturan Faiq, Zaky dan Hana tidak menyangka anak berumur 1 tahun seperti Faiq sudah merasakan hal-hal seperti itu.

"Siapa bilang Bunda ndak sayang lagi sama Faiq? Bunda sayang banget sama Faiq, sayang banget." Hana mengusap rambut Faiq.

"Faiq sekarang udah jadi Abang loh, Abangnya Dede Ibrohim. Nanti Faiq ada temen main. Bisa main bola, pokoknya nanti kalau Dedek Ibrohim udah gede, Abang Faiq bisa ajak Dede main, seru deh pokoknya." Hana mencium pipi gembul Faiq.

"In? (Main)," tanya Faiq antusias.

"Iya main, makanya doain Dedenya cepet gede ya biar bisa main sama Abang Faiq. Nah biar Dedenya cepet gede harus minum susu dulu, oke." ucap Hana dengan nada lembut.

"Tuh denger kata Bunda, jadi Ayah aja yang ngambilin nasinya sama Aiq ya." tambah Zaky.

Faiq menganggukkan kepalanya menggemaskan, Faiq terlihat sangat bersemangat. Tidak ada tanda-tanda bekas baru sembuh yang terlihat, Faiq sudah kembali dalam mode hyperaktif seperti biasanya.