EXTRA PART

22.8K 925 56
                                    

Happy Reading
...

Tetesan rinai menjadi melodi penghantar pagi, tetesan hujan berderet di ujung-ujung dedaunan. 

Suasana minggu pagi yang gigil menjadikan selimut begitu menarik untuk digelungkan ke dalam tubuh, melanjutkan tidur yang sempat terjeda. Meringkuk di balik selimut.

Berbeda dengan keluarga harmonis yang satu ini, meski kasur di kamar mereka terus melambai, mencoba menggoyahkan semangat murajaah rutin di pagi hari. Mereka melibas lambaian itu dengan libasan yang telak.

Hana, Zaky, dan ke empat putra-putri mereka duduk di atas sajadah masing-masing. Sudah menjadi agenda rutin bagi putra putri Hana dan Zaky jikalau mereka sedang berada di rumah, setiap pagi setelah sholat shubuh mereka akan menyetor hafalan dan mengulang-ulang hafalan.

Hana dan Zaky akan menyimak bacaan, penguasaan makharijul huruf dan tajwid serta kelancaran hafalan anak-anak mereka secara bergilir.

Si bungsu Zahratul Majidah mendapat giliran pertama untuk menyetor hafalan. Zahra menyetorkan hafalannya yaitu surah Al-Maidah ayat 1-10 juz tujuh.

Zahra berusia 11 tahun, di usia semuda itu Zahra sudah menyelesaikan hafalannya 6 juz dari 30 juz dalam Al-Qur'an, dan untuk saat ini Zahra tengah melanjutkan progres hafalannya untuk juz 7.

Yang paling menakjubkan adalah si kecil Zahra sudah  berhasil membawa kedua orangtuanya ke tanah suci Makkah, sewaktu Zahra berusia 8 tahun, Zahra diikutkan oleh Hana dan Zaky dalam acara Tahfidz Cilik Indonesia yang di selenggarakan oleh salah satu stasiun televisi Indonesia pada Bulan Ramadhan.

Alhamdulillah Zahra keluar sebagai pemenang, juara 1. Zahra berhak mendapartkan 3 paket Haji, uang tunai sejumlah Rp.50.000.000 kemudian Zahra juga mendapatkan 3 paket umroh yang diberikan oleh donatur kepada pemenang.

Alhasil Zahra dapat membawa kedua orangtuanya ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan Rukun Islam yang ke 5. Dan memberikan paket Umrah tersebut kepada ketiga Abangnya.

Hana dan Zaky patut bersyukur sedalam-dalam rasa syukur, karena telah dititipkan putra putri yang sholeh dan sholehah, para penghafal Al-Qur'an.

Sementara Zaky yang dulunya memang sudah memiliki bekal hafalan sekitar 5 juz, sambil mengarahkan anak-anaknya sedari kecil untuk menghafal Al-Qur'an. Zaky kembali menambah hafalannya, hingga Zaky hafal 30 juz dibawah bimbingan seorang ustadz yang telah mendapat gelar mumtaz.

Hana walaupun tidak sampai hafal 30 juz, setidaknya Hana hafal sekitar 5 juz.

Zahra memulai setoran hafalannya dari ayat satu, suara Zahra yang begitu lembut tidak perlu mendayu-dayu sudah cukup menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya. Zahra membaca ayat demi ayat dengan tenang dan fasih.

"Alhamudulillah Nak, hafalanmu tidak ada kendala. Nanti sore Ayah tes lagi ya untuk ayat 1-10. Jangan pernah merasa berbangga hati, tetaplah rendah hati. Tabarakallah Nak, semoga kamu kelak menjadi salah satu wanita akhir zaman yang dirindukan oleh syurga." Zaky mengelus puncuk kepala Zahra.

"Syukron Ayah." Zahra tersenyum tulus. Lalu mencium punggung tangan Ayah dan Bundanya.

Setelahnya giliran Fahri, jagoan kecil Hana dan Zaky ini telah tumbuh menjadi lelaki dewasa, usia Fahri sudah menginjak angka 18 tahun. Tahun ini menjadi tahun terakhir Fahri di pesantren, setelahnya Fahri InsyAllah akan melanjut kuliah di Turki, karena Fahri telah mengantongi jatah beasiswa dari Kementrian Agama Republik Indonesia untuk para tahfidz muda yang lolos seleksi.

InsyaAllah akhir bulan ini Fahri akan diwisuda sebagai tahfidz 30 juz. Fahri sendiri mondok di salah satu pesantren tahfidz tersohor di Jakarta, untuk jenjang ini juga Fahri mendapat beasiswa full langsung dari Ketua Yayasan, atau yang akrab mereka sapa dengan panggilan Abuya.

HAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang