Part 29

14.9K 898 28
                                    

Happy Reading
...

Sama seperti orangtua yang memiliki bayi baru lahir pada umumnya, si kecil Ibrohim mulai mengajak Bunda dan Ayahnya begadang setiap malam. Ibrohim dua kali lebih rewel dibandingkan Faiq dulu, minggu pertama Hana dan Zaky nyaris hanya tidur beberapa jam karena ulah si kecil. Hana dan Zaky saat ini tengah meresapi momen-momen indah sebagai seorang orangtua di usia yang masih terbilang muda.

Zaky dan Hana harus lebih pintar memanage waktu, karena harus membagi perhatian terhadap Ibrohim dan Faiq sekaligus, yang jarak rentang usianya sangat berdekatan.

Di minggu-minggu pertama Zaky belum pergi bekerja, karena tabungan mereka untuk biaya persalinan Hana tidak jadi terpakai karena semua biaya ditanggung oleh Pak Mahendra, oleh karenanya walaupun Zaky memutuskan libur satu minggu untuk menemani Hana tidak menjadi masalah, dan bos tempat Zaky bekerja juga menyarankan Zaky untuk libur satu minggu pasca istrinya melahirkan

Kebetulan Zaky juga sudah tidak bekerja di proyek pembangunan, Zaky saat ini bekerja sebagai supir di sebuah perusahaan swasta. Jadwal kerja tetap Zaky dari pagi jam 07.30-18.00  akan tetapi Zaky juga harus bersedia lembur apabila dibutuhkan  dan gaji yang  Zaky peroleh juga lebih besar dari pekerjaan sebelumnya.

Zaky juga tidak perlu lagi menarik ojek. Bos tempat Zaky bekerja juga sangatlah baik, sehingga Zaky sangat betah bekerja di sana, terlebih Zaky memang sudah memiliki pengalaman menjadi sopir pribadi, bahkan bisa dibilang asisten pribadi Hana, sekitar 7 tahun.
...

Sebulan telah berlalu, Hana sudah sangat menikmati posisinya sebagai Ibu dua anak.

Hari ini Anya datang menjenguk Hana, sebenarnya orang yang sangat Hana harapkan datang pada saat ini adalah Mamanya, Hana sangat menanti kehadiran Mamanya, ketika ia dulu menikah Bu Sukma juga tidak ada, dan saat ini ketika ia telah melahirkan cucu untuk Bu Sukma, Bu Sukma juga tidak menunjukkan antusias seperti yang Hana harapkan. Bahkan sampai hari ini Bu Sukma belum datang mengunjungi Hana.

"Wajigile ya lo kutukupret, brojol kagak bilang-bilang," ucap Anya dengan nada kesal, hari ini Anya datang menjenguk Hana.

"Ya kali gue mau ngelahirin kudu laporan dulu sama elu. Emangnya situ siapa?" jawab Hana.

"Tuh kan sama sahabat sendiri tega amat. Kalau aja laki lu gak lewat depan bengkel, ampe hari ini kayaknya gue gak bakal tau kalau elu udah brojol, parah sih untung gue gak suka ngambek anaknya." Anya melipat kedua tangannya di atas dadanya, menatap Hana dengan tatapan jengkel.

"Uluh-uluh, maafiin dede ya kakak," jawab Hana dengan suara yang diimut-imutkan.

"Tau ah, kesel gue sama lu," jawab Anya.

"Keselnya mau disogok apaan? Ketoprak?" Hana tertawa renyah.

"Kampret ni emak-emak satu. Dikira gue bocah baru terbit, ngambek dikasi makanan." Anya merengut kesal.

"Lu gak mau gendong Ibrohim?" tanya Hana.

"Lu nanya gue?" Anya menunjuk dirinya.

"Yaiyalah masa gue nanya sama tembok, mau gak lu?" tanya Hana.

"Udah dibilangin gue kagak bisa gendong bayi, pelupa amat sih lu. Anak baru dua udah pikun aja."

"Ya maksudnya belajar atuh, jadi kapan lagi lu mau belajar?" tanya Hana.

"Lu juga bisanya abis nikah kan? Yaudin gue juga nanti gitu. Kalau enggak laki gue yang ngurus anak gue yang cari nafkah, cocok kan? Cocok mah atuh."

"Yaudah nikah sama cowok melambai aja sana," jawab Hana kesal.

"Masalahnya nafsu gak dia entar ama gue? Ah elah ribet amat. Pokoknya entar itu jiwa keibuaan gue pasti datang sendiri."

"Hahha aduh geli bulu hidung gue lu ngomong gitu." Hana tertawa renyah.

HAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang