Happy Reading
..."Ya Allah.... " suara Zaky tercekat. Zaky tak sanggup lagi melanjutkan doanya, air mata Zaky mengucur deras, dadanya naik turun. Zaky juga tidak dapat mengontrol isak tangisnya lagi.
"Allah.... " Zaky menepuk dadanya, dadanya terasa begitu sesak, sampai nafasnya tersengal.
"Uh.... " Zaky menarik nafas dalam-dalam.
Pak Mehendra menyandarkan punggungnya di tembok, hati Pak Mahendra berkecamuk, semua rasa menjadi satu. Menggerogoti hati Pak Mahendra tanpa ampun. Rasa malu dan kecewa mendominasi.
Dengan langkah ragu Pak Mahendra memasuki mushola, menyaksikan sendiri kekecauan yang di alami Zaky. Zaky tengah duduk di atas sajadah sambil menutup muka dengan kedua telapak tangan, namun Pak Mahendra masih bisa melihat jelas satu demi satu air mata Zaky menetes dari sela-sela jarinya, jatuh membasahi sajadah Zaky. Tubuh Zaky juga bergetar hebat, menandakan tangisan Zaky bukanlah tangisan biasa.
Pak Mahendra memberanikan diri menepuk bahu Zaky dari arah samping. Buru-buru Zaky menghapus air matanya dan menoleh ke samping, mata Zaky yang masih basah oleh air mata membulat sempurna.
"Bapak."
Zaky spontan berdiri, biarpun Pak Mahendra telah melukis luka yang begitu dalam di hati Zaky, namun Zaky masih teguh pada pendiriannya, tidak akan mengurangi rasa hormatnya kepada Pak Mahendra, karena bagaimanupun juga Zaky sadar betul, jasa Pak Mahendra dalam hidupnya tidak bisa ia tebus dengan apapun, Pak Mahendra yang memanusiakan dirinya hingga ia bisa seperti sekarang ini.
Berkat kedermawanan Pak Mahendra jugalah, Zaky dapat merasakan hidup yang layak. Jadi Zaky tidak mau menjadi manusia yang lupa kacang pada kulitnya. Melupakan kebaikan seseorang yang seluas lautan hanya karena sebuah kesalahan yang jumlahnya tidak sebanding dengan kebaikan yang ia dapat.
"Iya Pak." Suara Zaky bergetar.
"Kamu temani Hana, dia terus mencarimu. Dia butuh kamu, dia butuh kekuatan dari kamu sebelum operasi besok," ucap Pak Mahendra dengan suara datar.
"Iya Pak?" tanya Zaky kaget.
"Saya beri kamu satu kesempatan lagi, awas saja kalau anak saya tidak bahagia. Saya akan menarik anak saya dari kamu langsung, tidak ada toleransi lagi," ucap Pak Mahendra lagi.
"Iya Pak?" hanya kalimat itu yang sanggup keluar dari bibir Zaky, ia terlihat sangat syok.
"Apa kamu tidak punya jawaban selain Iya Pak hah?" Pak Mahendra terlihat mulai kesal.
"Iya Pak?" Zaky memukul mulutnya, otak dan mulutnya benar-benar tidak sinkron pada saat ini.
"Iya Pak, Iya Pak aja dari tadi. Kamu ndak bersedia? Bilang aja kalau gak mau. Saya mau banget kok menampung putri saya dengan hati yang ikhlas."
"Eh bukan begitu Pak, Terimakasih ya Pak sudah mau memberi saya kesempatan lagi."
Jawaban panjang yang ingin Zaky katakan, hanya sampai di tenggorokan, yang keluar hanya kalimat sesingkat itu.
"Terimakasih sudah membahagiakan anak saya, dan maaf. Saya titip Hana." Pak Mahendra menepuk bahu Zaky, dan pergi begitu saja.
Zaky masih terpaku di tempat, seperkian detik kemudian barulah Zaky sadar. Zaky menepuk-nepuk pipinya yang masih basah oleh air mata, Zaky menepuk pipinya sangat keras, sampai ia mengaduh kesakitan.
"Aduh sakit, ini bukan mimpi berarti."
"Allahu Akbar."
Zaky langsung sujud syukur,tidak ada tindakan paling tepat selain sujud syukur. Karena berbolak-baliknya hati Pak Mahendra tentu saja atas izin Allah.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAKI
RomanceJudulnya HAKI apa yang ada di pikiran kamu ketika baca 'HAKI' Hak Kekayaan Intelektual? lol wkwkkw. Anak hukum pasti mikirnya langsung kesitu 'kan? ini beda ya sodara-sodara. HAKI itu 'Hana Zaky' ... Cerita HAKI mengisahkan seorang gadis bern...