Part 22

14.5K 943 35
                                    

Happy Reading.
...

Lembaran hari demi hari terisi secara bertahap, bermacam warna yang terlukis dan tertuliskan. Terkadang waktu terasa begitu cepat berlalu terkadang juga terasa melambat, sebenarnya anggapan seperti ini tergantung kondisi hati orang yang merasakannya, karena sejatinya poros waktu selalu berjalan sesuai koridornya, tidak tiba-tiba menjadi cepat atau melambat, jarum jam bedetak sesuai ritmenya.

Anggapan waktu berjalan begitu cepat mungkin saat ini tengah di rasakan oleh Hana dan Zaky, mereka merasa baru saja beberapa waktu yang lalu mendapat kabar bahagaia Hana hamil dengan usia kandungan 4 minggu, saat ini usia kandungan Hana sudah menginjak usia 7 bulan, perut rata Hana sudah menonjol, kaki Hana juga lebih membengkak dari biasanya.

Fase-fase kehamilan sudah Hana lalui tahap demi tahap, kurang lebih 2 bulan, lagi akan masuk bulannya. Dan ajaibnya, bisa dibilang yang lebih sering ngidam adalah Zaky, Hana tidak terlalu rewel ngidam ini itu.

Bukan perkara mudah sebenarnya berada di posisi Hana, di saat ia tengah hamil besar, di saat itu pula ia harus merawat Faiq yang saat ini masih berusia 10 bulan lebih 2 minggu. Faiq saat ini sedang dalam masa hyperaktif, walaupun belum bisa berjalan tetapi perlahan Hana juga sudah mulai melatih ketahanan kaki Faiq, Hana mulai membiasakan menuntun Faiq berjalan pelan-pelan dengan cara dituntun.

Faiq juga terbilang sangat lincah, ia bisa merangkak dengan cepat kesana-kemari, hal ini terkadang yang membuat Hana merasa kewalahan ketika menjaga Faiq, Hana kesulitan mengikuti Faiq karena berat badan Hana yang naik secara drastis.
..

"Nda, nda." Faiq mengoceh dengan semangat.

"Iya kenapa Nak? Bunda nyiapin makanan Faiq dulu ya Nak, nanti Bunda temani Faiq main," jawab Hana, Hana masih fokus memotong-motong sayur yang akan Hana campurkan ke nasi tim yang Hana buatkan untuk Faiq.

"Nda, nda."

Faiq terus mengoceh sambil memainkan mainan yang berada di tangannya, Faiq saat ini Hana letakkan di atas baby chair.

Hana juga tidak lupa selalu memantau Faiq di saat ia memasak, perhatian Hana saat ini terbagi dua antara memasak dan memperhatikan Faiq.

Karena anak seusia Faiq sangat suka mencoba berbagai hal baru, dan memasukkan apa yang ia dapat ke dalam mulut. Sehingga Hana harus berhati-hati lebih ekstra.

Alhamdulillah Mental Hana sudah tertempah menjadi seorang Ibu yang siaga, mengatasi berbagai hal dengan mandiri.

Termasuk terkait semua kebutuhan Faiq, Hana mengurusnya sendiri, tidak ada bantuan baby sister seperti di kisah-kisah novel atau film, bahkan Hana sendiri pun dulu merasakan sendiri kalau ia diurus oleh Baby sister, Mamanya tidak banyak tahu tahap perkembangan dirinya, kembaran dan juga Abang-abangnya. Akan tetapi kehidupan yang Hana jalani saat ini berbeda, Hana mengatasi semuanya sendiri. 

"Nda.... " oceh Faiq dengan nada panjang.

Hana menghentikan kegiatannya sejenak, Hana melirik ke arah Faiq. Bibir mungil Faiq berkedut, sepertinya Faiq sebentar lagi akan menangis.

"Loh, jagoannya Bunda kok nangis?"

Hana meletakkan  pisau yang ia pegang ke atas meja. Hana mencuci tangan lalu mendekat ke arah Faiq. Hana berjongkok menyetarakan tubuhnya dengan Faiq.

"Nong, nong." Faiq merentangkan tangannya. Pertanda ia mau digendong.

"Mau di gendong ya sayang?" Hana tersenyum hangat.

"Manja banget uluh-uluh."

Hana menyambut tangan Faiq dan membawa Faiq ke dalam gendongannya, karena perut Hana yang sudah menonjol, Hana menggendong Faiq dengan posisi samping.

HAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang