Part 16

16.1K 1.1K 36
                                    

Happy Reading
...

Pagi ini Hana yang menyiapkan sarapan, Hana memasak nasi goreng ala kadarnya.

Setelah Zaky pulang dari masjid sholat shubuh, mereka langsung sarapan.

Hana tidak ikut makan nasi goreng, ia hanya minum teh manis hangat, karena ia belum begitu lapar. Sementara Zaky memang diharuskan untuk ini sarapan se-pagi ini, karena Zaky berangkat kerja pagi-pagi sekali.

"Enak Kak?" tanya Hana.

Zaky menganggukkan kepalanya, Zaky terlihat menikmati masakan istrinya itu. Hana jadi merasa senang, bagaimanapun rasa dan model masakannya Zaky belum pernah protes, benar-benar suami idaman di era millenium ini.

"Kak gimana kerjanya?" tanya Hana sambil menyesap teh hangatnya.

"Karena kamu pijitin tiap malam, rasanya jauh lebih ringan." Zaky melayangkan senyum mautnya.

"Kakak mah bisa banget buat Hana baper." Wajah Hana merona.
..

Hana menghantar Zaky berangkat bekerja, gambaran keluarga harmonis yang sederhana.

Pasangan muda yang membina biduk rumah tangga dari nol, susah senang dihadapi bersama. Karena menikah bukanlah sekedar perkara cinta-cintaan, manja-manjaan tetapi menikah mencakup semua aspek kehidupan yang paling terkecil sekalipun.

So, jangan mudah baper melihat pasangan muda-mudi yang sudah menikah, yang sekarang bisa dengan mudah ditemui di laman-laman instagram, foto itu hanya sebahagian kecil dari kisah rumah tangga yang mereka lakoni. Asam, pahitnya perjalanan kehidupan rumah tangga tidak termasuk di sana.

Jangan takut pula menghadapi pernikahan, tetapi jangan pula memudah-mudahkan pernikahan. Karena menikah tanpa ilmu, sesat di kemudian hari, pondasinya tidak akan kuat. Sebelum menikah siapkan ilmunya, praktekkan setelah menikah.
..

Hana kemudian memandikan dan mengganti baju Faiq, hadirnya Faiq membawa warna baru dalam kehidupan Hana. Faiq menjadi sumber semangat baru dan pelipur lara untuk Hana.

Setelah Faiq tidur, Hana memutuskan untuk sarapan dengan nasi goreng yang ia masak tadi.

Baru sesuap nasi goreng itu masuk ke dalam mulutnya, lidah Hana langsung brontak.

Hana berlari menuju westafel, membuang nasi goreng yang ada di dalam mulutnya.

Nasi goreng itu terasa sangat asin, benar-benar sangat asin. Hana sepertinya terlalu banyak menuangkan garam.

"Innalillah, jadi Kak Zaky tadi memakan nasi goreng dengan rasa seaneh ini?" Hana teringat kepada Zaky.

"Lagian Kak Zaky kok gak bilang-bilang sih kalau nasigorengnya seasin ini, lidah Kak Zaky juga tahan banget coba." Hana bermonolog.

"Tapi ini sweet sih, parah sweet banget. Dimana lagi coba ada suami sesabar Kak Zaky, dikasi nasi goreng asin aja gak protes, tetep dimakan ampe ludes. Terluluh akutuh." Pipi Hana merona. 
..

Sementara itu sebelum berangkat ke lokasi proyek, Zaky berhenti di mini market terlebih dahulu. Sudah sejak tadi ia menahan rasa asin yang luarbiasa di lidahnya.

"Duh efek asinnya parah."

Zaky meneguk minuman botol yang ia beli di minimarket hingga separuh.

"Demi nyenangin istri mah ini, korban-korban dah lidahku." Zaky terkekeh pelan.

Zaky tidak pernah bersikap sekonyol dan sok romantis seperti ini sebelumnya, dulu hidupnya tertata dan sedikit kaku, bahkan ketika dulu bersama Qonita pun sikapnya masih condong kaku dan flat.

HAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang