Part 18

15.3K 1K 24
                                    

Happy Reading
..

Hari demi hari Hana dan Zaky lalui dengan suasana yang harmonis dan romantis. Idaman semua pasangan.

2 bulan telah berlalu. Hana sudah bisa sepenuhnya beradaptasi dengan kehidupan yang sederhana. Hana sudah mahir mengurus urusan rumah, mulai dari memasak, mencuci baju, mencuci piring, bersih-bersih dan semua pekerjaan rumah lainnya.

Untuk saat ini Hana memilih tidak melanjutkan kuliah dulu, selain terhalang biaya. Hana juga masih harus mengurus Faiq yang masih berumur dua bulan lebih.

Pemasukan royalti dari novel Hana yang baru rilis cukup membantu perputaran roda keuangan mereka. Setidaknya bisa sedikit meringankan beban Zaky.
..

"Hoek.... "

Zaky berlari menuju westafel, memuntahkan semua isi mulutnya ke dalam tong sampah yang berada di bawah westafel.

"Kenapa Kak?" Hana memijit tengkuk Zaky.

"Gak tau nih Han, Kakak tiba-tiba ngerasa mual." Zaky membersihkan mulutnya dengan air dari kran.

"Masuk angin nih kayaknya."

"Entah lah Han," jawab Zaky. Wajah Zaky terlihat pucat.

"Kita periksa ke dokter aja ya Kak," ajak Hana.

"Gak usah lah Han, paling cuma masuk angin doang ini mah."

"Eh tunggu-tunggu. Orang muntah-muntah kan bisa jadi pertanda.... " Hana menggantung ucapannya.

"Pertanda apa? Hamil? Jangan ngelawak deh pagi-pagi gini Han. Masa iya Kakak hamil." Zaky tertawa renyah.

"Ih bukan gitu maksudnya Kak, Hana pernah baca di artikel, gejala hamil itu bisa juga dirasakan suami, misalnya muntah-muntah kayak gini. Siapa tau aja Kak?" Mata Hana berbinar.

"Bisa gitu? Kok Kakak baru tau ya. Dulu Faiq, Kakak gak ngerasain apa-apa kok."

"Kita coba cek aja  ya Kak?"

"Boleh juga, manatau emang udah rezeki kita."

Hana menganggukkan kepalanya semangat, rambut Hana yang dikuncir satu bergoyang ke kanan dan ke kiri.
..

Hasil tascpack menunjukkan Hana positif hamil, Zaky sampai sujud syukur. Jangan tanya Hana bagaimana? tentu saja ia terlihat sangat bahagia, ia menangis bahagia, ucapan Alhamdulillah berkali-kali Hana lapalkan.

"Kak."

Hana dan Zaky saling bertukar pandangan, ada sorot bahagia yang terpancar dari mata keduanya.

"Sini Kakak peluk." Zaky merentangkan tangannya.

Hana menyambut tangan Zaky, Hana memeluk Zaky erat.

"Kak, ada anak kita di perut Hana." Hana mendekap tubuh kekar Zaky dengan erat.

"Alhamdulillah ya sayang, Allah percayakan kepada kita lagi untuk menjadi seorang Ayah dan Bunda."

Zaky menghujani puncuk kepala Hana dengan kecupan lembut.

"Alhamdulillah ya Kak," jawab Hana dengan nada ceria.

"Han." Zaky membelai rambut Hana lembut.

"Hmmm," gumam Hana.

"Kakak cinta sama kamu karena Allah."

Untuk pertama kalinya setelah Hana dan Zaky menikah, pengakuan sakral itu keluar dari mulut Zaky. Pengakuan yang seolah membuat kembang-kembang bermekaran di hati Hana. Hati Hana berbunga-bunga, sulit untuk di defenisikan dengan kata-kata.

HAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang