3. You Can See Me

510 63 4
                                    

Chaeyeon mencoba untuk mengerjap beberapa kali. Namun percuma. Yang Chaeyeon lihat tetap sama. Hantu pria itu masih bediri tegap di hadapan Chaeyeon. Masih dengan senyum samar yang sama. Chaeyeon bahkan tak yakin jika hantu itu tengah tersenyum.

Sekali lagi, Chaeyeon menunduk. Memeriksa apakah kaki hantu itu benar-benar menapak tanah atau tidak. Dan benar, kaki hantu itu benar-benar menapak tanah. Jika makhluk di depan Chaeyeon ini bukan hantu lalu apa? Siluman?

Chaeyeon menoleh ke kanan kiri, memastikan bahwa tidak ada orang lain di sana selain mereka sebelum bertanya, "Siapa kau?"

Sudut bibir pria itu kini tertarik, membentuk sebuah seringai. "Jungkook. Bukankah aku sudah mengatakannya?"

Chaeyeon gelagapan. Bukan itu maksud pertanyaan Chaeyeon. "I-iya, aku tahu. Maksudku, kau itu apa? Apa kau hantu?"

Seringai pria itu tetap bertahan. "Menurutmu?"

Chaeyeon mendengus. Pria ini ingin mempermainkan Chaeyeon rupanya. "Kenapa tak kau jawab saja? Lagipula itu bukan pertanyaan sulit. Bagaimana jika aku menganggapmu hantu sedangkan kau sebenarnya adalah seorang siluman?"

Pria itu bersedekap. Memasang ekspresi berpikir yang dibuat-buat. "Aku bukan siluman. Dan yang kau lihat saat ini adalah arwah. Jadi kau boleh menyebutku hantu meski sebenarnya aku bukan hantu."

Hening. Chaeyeon berusaha mencerna apa yang dikatakan pria itu. Atau yang seharusnya Chaeyeon sebut sebagai hantu. Dan entah mengapa, hal itu malah membuat Chaeyeon merinding. Bukankah itu berarti Chaeyeon sedang berbicara dengan hantu?

Berdehem, Chaeyeon mengusap tengkuknya. Mencoba menenangkan diri karena mendadak ia merinding. Justru aneh jika Chaeyeon tidak merinding. "Lalu, sekarang apa? Jika benar kau adalah hantu, maka lebih baik kau ganggu saja orang lain. Aku tidak tertarik."

"Bagaimana ya?" Jungkook berjalan menuju tiang lampu. Menyandarkan punggung pada tiang itu dengan tangan yang masih terlipat di depan dada. Tatapan pria itu terfokus memperhatikan gerak-gerik Chaeyeon yang kentara sekali tengah gugup. "Hanya kau yang bisa melihatku. Selain itu, aku bosan berkelana kesana kemari. Sekarang, aku memiliki tujuan dan ada kau yang bisa kuajak berbicara. Jadi, mengapa tidak?"

Kedua alis Chaeyeon terangkat. "Oh ya? Bukankah hantu biasanya menetap di suatu tempat dan menjadi penunggu di tempat itu?" Yah, setahu Chaeyeon seperti itu.

"Aku bukan hantu."

"Tapi tadi kau menyuruhku menganggapmu sebagai hantu."

"Itu bukan berarti seluruh kebiasaan hantu ada padaku."

Chaeyeon hendak membalas namun ia urungkan. Ia tak ingin berdebat hal yang tidak penting. Apalagi berdebat dengan seorang hantu. Apa bagusnya?

Hening. Tak ada yang berbicara. Hanya suara hujan yang masih enggan mereda. Chaeyeon bahkan tak tahu sudah berapa lama ia berdiri di halte bus. Dan memikirkan bahwa ada seorang hantu yang bersamanya saat ini membuat Chaeyeon ingin segera pulang. Bagaimanapun juga pria itu adalah hantu meskipun masih terlihat begitu muda dan tampan. Hei, banyak orang yang meninggal pada usia remaja!

Chaeyeon kembali mengusap tengkuknya. Entah karena kedinginan atau justru karena menyadari ada hantu. Chaeyeon tak tahu. Ugh, Chaeyeon benar-benar ingin pulang.

"Kau takut."

Chaeyeon tersentak. Spontan ia menoleh pada Jungkook. Sosok itu masih bersandar pada tiang lampu. Tubuh Jungkook terlihat sedikit transparan. Chaeyeon bahkan mampu melihat air hujan yang menembusi tubuh kokoh milik Jungkook. Itu malah semakin meyakinkan Chaeyeon bahwa Jungkook adalah hantu. Bayangan wajah Jungkook yang akan berubah menjadi menyeramkan yang berputar di benak Chaeyeon membuat gadis itu semakin takut saja.

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang