17. Too Fast

325 57 20
                                    

Sepekan sudah berlalu. Sudah bukan kabar baru lagi bahwa Chaeyeon dan Taehyung selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Bahkan ada pula yang menyebarkan isu bahwa setelah putus dengan Irene, Taehyung menjalin hubungan dengan Chaeyeon. Kabar-kabar negatif pun mulai bermunculan. Bahkan kabar-kabar itu dengan mudahnya sampai di telinga ketiga orang yang bersangkutan. Siapa lagi jika bukan Chaeyeon, Irene dan Taehyung?

Untuk yang kedua kalinya Chaeyeon harus berkutat dengan lemari pakaiannya. Malam ini ia akan pergi makan malam bersama sahabat-sahabatnya di restoran Ayah Mingyu. Sialnya, mereka diharuskan untuk memakai pakaian formal. Entah apa maksud perintah itu. Mungkin karena Mingyu ingin memperkenalkan mereka semua pada orang tuanya. Mungkin.

Chaeyeon berkacak pinggang, menatap bermacam-macam pakaian yang berserakan di atas ranjangnya. Bahkan ada pula yang jatuhke lantai. Bagaimana ini? Chaeyeon tak memiliki gaun. Ia jarang pergi ke acara-acara semacam yang akan ia ikuti nanti.

"Apa yang akan kupakai?" gumam Chaeyeon pada diri sendiri.

Tunggu. Chaeyeon memiliki satu gaun.

Segera saja Chaeyeon kembali berkutat dengan almari. Namun kali ini Chaeyeon mencoba mengeluarkan sebuah kotak dari sana. Begitu dibuka, Chaeyeon bersyukur masih mendapati sebuah gaun di sana. Gaun berwarna dark blue tersebut masih terlihat sangat baru dan indah. Tentu saja, selain karena Chaeyeon baru pernah memakainya sekali, itu juga karena gaun itu sendiri yang kualitasnya tinggi.

Itu gaun pemberian Jungkook.

"Chaeyeon, apa kau di dalam?"

Suara lembut itu mengambil alih perhatian Chaeyeon. Meninggalkan gaun itu, Chaeyeon memilih berdiri dan menghampiri pintu. Di sanalah wanita itu berada, berdiri di balik pintu, Ibu Taehyung.

Chaeyeon segera mengulas senyum. "Ada apa, bi?"

Wanita paruh baya itu tersenyum lebar. Terlihat begitu anggun dan cantik meski sudah cukup berusia.  "Aku memiliki sesuatu untukmu."

Entah mengapa, firasat Chaeyeon baik ketika Nyonya Kim menyodorkan sebuah tas belanja padanya. Benar saja, saat Chaeyeon mencoba melihat ke dalamnya, ada sebuah gaun di sana. Spontan saja Chaeyeon kembali menoleh pada Nyonya Kim, ingin mengembalikan gaun itu. "Ini tidak perlu, Bi. Aku sudah punya-"

Nyonya Kim berdecak, merasa alasan Chaeyeon sudah sangat kuno. Ia pun mendorong kembali tangan Chaeyeon yang menyodorkan tas itu padanya. "Aku memberikannya padamu bukan karena kau belum memiliki gaun, Chaeyeon. Aku memberikannya karena ingin melihatmu memakainya."

Kali ini Nyonya Kim menggenggam tangan Chaeyeon. Dengan ekspresi memelas, Nyonya Kim mulai meluncurkan siasatnya. "Ya? Kau akan memakainya untuk acara makan malam nanti kan?"

"T-tapi, aku sudah...." Chaeyeon dilema. Ia tentu tak tega menolak permintaan Nyonya Kim. Secara, Nyonya Kim sudah begitu baik dan ramah padanya. Selain itu, juga karena Nyonya Kim lebih tua dari Chaeyeon. Rasanya, menolak permintaan orang tua adalah hal yang tidak benar.

Atas dasar hal tersebut, Chaeyeon akhirnya mengalah. "Baiklah."

Begitu kata tersebut terucap, tak sampai satu detik raut wajah Nyonya Kim berubah 180 derajat berbeda. Ia kembali tersenyum sumringah dan tanpa basa-basi menarik Chaeyeon masuk ke dalam kamar, menyuruh Chaeyeon memakai gaun tersebut dan menunjukkannya padanya.

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang