14. Sound

332 58 18
                                    

Maybe you can play the song when you read this chapter.

Kim Jaejoong - Living like a dream

Happy reading ^^

.................................................

Sebuah koran pagi sudah siap sedia di tangan Yunho. Sembari membaca koran, ia sesekali menyesap segelas kopi hitam yang ia buat sendiri. Itulah yang Yunho lakukan setiap hari, kegiatan di pagi hari yang ia lakukan rutin. Mengingat pekerjaannya yang berat, Yunho tentu harus mengetahui segala hal yang terjadi belakangan hari ini. Karena itu, membaca koran seolah sudah menjadi hobi Yunho.

Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar. Spontan Yunho menoleh ke arah tangga memutar di rumah tersebut. Terlihatlah Jungkook yang berjalan turun dengan mata setengah terbuka dan tampilan acak-acakan.

"Selamat pagi, Jungkook. Bagaimana tidurmu?"

Masih dengan rasa kantuk yang melekat, Jungkook berjalan mendekat dan duduk di sofa seberang. "Entahlah. Aku merasa seperti belum pernah tidur selama setahun."

Mendengar pernyataan Jungkook barusan membuat kelegaan menguasai Yunho. Memang benar jika ia cukup terpukul dengan kenyataan bahwa sang putra telah melupakannya sebagai seorang Ayah. Namun melihat Jungkook yang bisa tertidur pulas lebih dari cukup untuk membuat Yunho bahagia.

Setelahnya, tak ada yang berbicara. Jungkook hanya diam memperhatikan Yunho yang terlihat sibuk dengan bacaannya. Yunho sendiri tak ambil pusing. Suasana seperti ini sudah biasa terjadi di antara mereka. Hanya saja, mungkin Jungkook tak ingat.

"Maaf."

Yunho mengangkat pandangan mendengar kata tersebut. Ternyata memang benar bahwa kata itu berasal dari Jungkook, terlihat dari pemuda itu yang masih memperhatikan dirinya.

Jungkook menghela nafas. Ia beranjak bangkit, hendak menuju dapur untuk mengambil segelas air. Namun Jungkook menyempatkan diri untuk berhenti sejenak tak jauh dari tempat Yunho duduk.

"Jika memang benar kau adalah Ayahku, maka aku minta maaf karena telah melupakanmu."

Setelah mengatakan hal tersebut, Jungkook kembali berjalan, tak berniat melihat respon Yunho. Yunho sendiri hanya bisa bungkam. Tidak, Yunho tahu itu bukan salah Jungkook. Ia tahu bahwa Jungkook berkemungkinan akan melupakannya. Itu adalah resiko yang harus ia ambil demi kebaikan Jungkook sendiri.

Yunho mengusap wajahnya. Perkataan Dokter John masih melekat jelas di ingatan Yunho. Tentu ia masih ingat. Apalagi hal yang dikatakan Dokter John berkaitan dengan putranya.

--Flashback--

"Apa metode itu gagal?"

Dokter John diam. Ia melirik Jungkook yang duduk cukup jauh dari tempat ia dan Yunho berdiri. Pemuda itu tengah bersama seorang anak kecil yang memakai seragam pasien. "Kita belum bisa mengetahuinya," ujar sang Dokter kemudian. "Tujuan dari penghilangan ingatan ini adalah agar dia melupakan bahwa jiwanya bisa berjalan-jalan saat tidur. Dengan begitu, ia akan kembali ke masa-masa dimana dia masih normal."

Dokter John menjeda. Ia kembali menatap Yunho yang masih setia menanti penjelasan dengan tak sabar. "Ini semacam sugesti. Putramu tahu, jiwanya bisa berjalan-jalan saat tidur, maka jiwanya akan berjalan-jalan. Sedangkan semua baik-baik saja saat ia tidak tahu bahwa jiwanya bisa berjalan-jalan. Untuk itulah metode penghilangan ingatan ini dilakukan."

Dokter John kembali menjeda. Ia kembali melirik Jungkook. "Pada para penderita phobia, metode ini dilakukan dengan menghirup gas tertentu sembari memikirkan apa yang ingin ia lupakan yang mana artinya adalah ketakutannya. Sedangkan Jungkook, aku menyuruhnya untuk memikirkan saat-saat dimana jiwanya bisa berjalan-jalan. Mungkin kemampuannya itu memiliki hubungan denganmu, jadi dia ikut melupakanmu. Benarkah itu?"

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang