15. Welcome

347 53 10
                                    

Hari masih malam saat Chaeyeon melangkahkan kaki keluar kamar. Keadaan masih gelap di dalam kediaman Jung. Kebanyakan pelayan masih tertidur dan belum datang sepagi itu. Namun ada beberapa pelayan pula yang sudah beraktivitas. Chaeyeon bahkan sudah bisa mencium aroma sedap makanan meski baru menuruni tangga.

Niat awal Chaeyeon untuk mengunjungi ruang kerja Il Woo nyaris sirna karena tiba-tiba perutnya terasa lapar. Jadi, sebelum ia benar-benar merubah tempat tujuannya, Chaeyeon segera mengambil langkah ke ruang kerja Il Woo.

Mengendap, Chaeyeon berusaha membuat langkah yang ia ambil sesunyi mungkin. Chaeyeon tak ingin memancing perhatian para pelayan yang ada di rumah karena mereka pasti akan menanyakan apa yang ingin Chaeyeon lakukan lalu menyuruh Chaeyeon kembali ke kamar dan membiarkan mereka yang melakukannya. Begitu simple dan mudah ditebak.

Tibalah Chaeyeon di depan pintu ruang kerja Il Woo. Ia diam sejenak. Jika diingat-ingat, sudah lama Chaeyeon tidak mengunjungi ruang kerja Il Woo. Terakhir kali Chaeyeon berkunjung adalah saat hari ulang tahun Chaeyeon. Itu sekitar tiga bulan lalu dan Il Woo memberikan Chaeyeon beberapa novel sebagai hadiah. Ugh, Chaeyeon sangat senang menerima hadiah tersebut. Dan yang tak terduga, di dalam salah satu novel tersebut terdapat sebuah liontin. Il Woo bilang, itu merupakan hadiah Chaeyeon juga.

Menghela nafas, Chaeyeon mulai memutar kenop pintu. Anehnya, pintu itu langsung terbuka begitu saja. Chaeyeon tentu tahu bahwa Il Woo tak akan selalai itu hingga meninggalkan ruang kerjanya tak terkunci. Kecuali jika salah satu kunci cadangan ruang kerja Il Woo ada pada kepala pelayan. Mungkin saja kepala pelayan lupa mengunci kembali pintu ruang kerja Il Woo setelah membersihkan ruangan tersebut.

Benar saja. Chaeyeon mendapati seorang pelayan tengah berada di dalam ruang kerja Il Woo setelah Chaeyeon membuka pintu tersebut lebih lebar. Hanya saja dia hanya pelayan biasa, bukan orang yang barusaja Chaeyeon pikirkan.

Pelayan tersebut terlihat tersentak sebentar sebelum pada akhirnya membungkuk ke arah Chaeyeon. "Selamat pagi, Nona."

Chaeyeon hanya diam. Pandangannya lari ke arah alat kebersihan yang pelayan itu pegang. "Kau sedang bersih-bersih?"

Pelayan tersebut mengangguk, masih sambil membungkuk. "Iya, Nona."

"Sepagi ini?" Chaeyeon tak bisa menahan raut terkejutnya. Bagaimana tidak? Matahari bahkan masih tertidur. Orang mana yang bersih-bersih sepagi itu?

Jeda sejenak sebelum pelayan itu kembali mengangguk. "Iya, nona. Kepala Pelayan lupa membersihkan ruang kerja Tuan Jung kemarin. Dia meminta saya untuk membersihkannya hari ini."

Chaeyeon kembali diam. Dahinya masih berkerut heran mendengar pernyataan sang pelayan. Jika pun memang benar bahwa Kepala Pelayan menyuruh wanita itu untuk membersihkan ruang kerja Il Woo, mengapa harus sepagi ini?

"Kau bisa pergi sekarang."

"Baik, Nona." Pelayan itu membungkuk semakin dalam kemudian melangkah mendekati Chaeyeon. Ia memberikan kunci ruang kerja Il Woo terlebih dulu pada Chaeyeon sebelum meninggalkan Chaeyeon sendiri.

Sepeninggal pelayan tersebut, Chaeyeon bergegas menggeledah ruangan tersebut. Tempat pertama yang hendak Chaeyeon geledah adalah meja kerja Il Woo. Membuka laci meja tersebut satu persatu, Chaeyeon berusaha mencari sesuatu yang terlihat mencurigakan. Sayangnya tak ada apapun yang Chaeyeon dapat selain berkas-berkas kerja milik Il Woo.

Tak ingin menyerah begitu saja, Chaeyeon beralih mencari pada rak yang ada di sana. Isinya pun tak jauh berbeda dengan yang ada di meja. Hanya kertas, berkas, dan beberapa peralatan kantor.

Chaeyeon bersandar di dinding, menyisir rambut dengan tangan sembari memikirkan berbagai kemungkinan. Di manakah ia akan menyembunyikan sesuatu yang penting bila ia menjadi Il Woo? Sayangnya tak ada satu hal pun yang melintas di benak Chaeyeon.

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang