23. Hope

363 57 27
                                    

Chaeyeon kesal, itu benar. Chaeyeon jengkel, itu juga benar. Penyebab itu semua hanya satu orang, yaitu seseorang bernama Jeon Jungkook. Sepertinya membuat orang lain kesal adalah bakat alami pria itu. Oh, bolehkah Chaeyeon menyebut Jungkook sebagai salah satu spesies alien langka yang tak sebaiknya dilestarikan di muka bumi ini? Baiklah mungkin itu sedikit berlebihan.

Tapi, bagaimana Chaeyeon tidak kesal? Pertama, Jungkook tidak mau mengalah saat berdebat dengan Chaeyeon. Kedua, kaki Chaeyeon sekarang memar karena Jungkook. Yah, Chaeyeon ingin menyalahkan Jungkook atas peristiwa dirinya yang menendang meja waktu itu.

Ketiga, Jungkook berlagak seolah-olah layaknya pria sejati dengan mengajak Chaeyeon ke UKS. Namun apa yang terjadi sekarang? Bukannya mengobati kaki Chaeyeon yang memar seperti tujuan mereka pada awalnya, kini justru Chaeyeon yang mengobati memar di wajah Jungkook akibat pukulan Jimin barusan. Jadi, bagaimana Chaeyeon tak kesal?

"Kenapa tak menghindar tadi?" omel Chaeyeon, mengobati memar di rahang Jungkook.

"Aku tak melihatnya datang."

Mendengar jawaban santai Jungkook membuat Chaeyeon menghentikan pekerjaannya. Ia memicing, tak mempercayai perkataan Jungkook. Namun Jungkook sendiri sama sekali tak menunjukkan pertanda bahwa ia peduli. Alhasil, Chaeyeon hanya mendengus sebelum melanjutkan pekerjaan dadakannya mengobati Jungkook.

Hening. Awalnya Chaeyeon biasa saja. Namun semakin lama, tiba-tiba ia merasa gugup. Apakah karena beberapa saat lalu Chaeyeon memergoki Jungkook yang tengah memperhatikannya? Sialnya, sampai saat ini Jungkook masih tetap memperhatikannya.

Waktu terasa berjalan lebih lambat. Chaeyeon makin tak sabar untuk segera menyudahi mengobati Jungkook. Sungguh, Chaeyeon gugup. Suhu di sekitar pun terasa lebih hangat dari biasanya. Dalam sekejap Chaeyeon sudah berkeringat. Ugh, Chaeyeon tak suka situasi ini.

Chaeyeon menghela nafas. Kesal, ia menyudahi acara pengobatannya untuk balas menatap pria itu. "Bisa kau berhenti menatapku seperti itu?"

Bukannya merasa bersalah, salah satu sudut bibir Jungkook justru terangkat. "Kau gugup," ujar Jungkook kemudian, tepat sasaran.

Chaeyeon sendiri mulai salah tingkah. Sebisa mungkin ia menyangkal, namun ia malah tergagap. "T-tidak, aku-"

Chaeyeon tak melanjutkan kalimatnya sebab melihat Jungkook yang kini menaikkan sebelah alis, menantang Chaeyeon untuk menyangkal. Dengusan pun sukses keluar dari bibir Chaeyeon. Meski begitu, Chaeyeon tak ingin mengaku semudah itu.

"B-baiklah. T-tapi, gadis mana yang tak gugup bila terus ditatap seperti itu?" Chaeyeon berusaha membenarkan kegugupan yang terjadi pada dirinya.

Jawaban Chaeyeon justru membuat senyum Jungkook melebar. Ia bersedekap, masih menatap Chaeyeon yang enggan balas menatapnya.

"Oh ya? Jadi kau gugup karena ada seorang pria yang menatapmu?" Jungkook menjeda, mencondongkan tubuh agar berada lebih dekat dengan Chaeyeon. Senyumnya masih belum hilang saat wajahnya berada tepat di hadapan wajah Chaeyeon. "Apa seperti ini?"

Chaeyeon benar-benar gugup. Nafas Jungkook yang menerpa kulit wajahnya sudah cukup menjadi bukti bahwa jarak mereka berdua sudah terlalu dekat. Bodohnya, Chaeyeon sekarang malah membeku. Ia tidak menjauh, namun juga tak berusaha mendorong Jungkook menjauh. Efek gugup benar-benar bahaya ternyata.

Melihat Chaeyeon yang semakin tak ingin balas menatap malah membuat Jungkook semakin terhibur. Tangan Jungkook pun terangkat untuk mengambil beberapa helai surai Chaeyeon, memainkannya sambil berpura-pura tengah berpikir saat ia kembali berujar, "Yah, mungkin kau benar. Atau mungkin, aku yang benar bahwa kau gugup bukan karena ada seorang pria yang menatapmu. Tapi..."

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang