39. Start

230 42 20
                                    

Wajah itu, Taehyung sangat bersyukur karena ia berhasil menemukannya. Pengorbanan waktu, tenaga dan harapan yang telah ia keluarkan rupanya tak sia-sia. Kini Taehyung dapat melihat pria yang ia cari di hadapannya secara nyata dan dalam keadaan bernafas. Siapa sangka jika bertemu dengan orang itu akan menjadi se-melegakan ini?

Kini Jeon Jungkook telah berada di hadapan Taehyung. Berbaring dengan kedua mata terpejam dan sebuah alat bantu pernafasan.

Dari keterangan yang Taehyung dapat, lengan kiri Jungkook patah. Kepala Jungkook juga mengalami benturan dan kini tengah dililit oleh perban. Meski begitu, Dokter mengatakan bahwa luka-luka yang Jungkook dapat tidak separah yang seharusnya korban-korban tabrakan derita. Kemungkinan, hal itu dikarenakan Jungkook yang lebih cekatan melindungi kepala dan usahanya dalam mengurangi efek benturan yang ia terima.

Sempat Taehyung bertanya bagaimana Jungkook bisa melakukannya, namun sang Dokter sendiri juga heran. Kebanyakan orang akan panik bila berada di dalam situasi yang sama dengan Jungkook. Apalagi waktu yang dimiliki untuk berpikir dan menyelamatkan diri sangat sedikit.

Sang Dokter sendiri juga kagum dengan perkembangan kondisi Jungkook yang tergolong cepat. Masa kritisnya pun sudah berlalu dan Jungkook tak lagi berada dalam keadaan koma. Ia bahkan tak akan heran bila pria itu akan bangun dalam waktu dekat.

Hanya saja, proses penyembuhan lengan kiri Jungkook yang patah tetap akan membutuhkan waktu yang lama. Begitu pula luka-luka yang lain.

Memang benar tak ada luka yang terlalu parah, namun benturan yang Jungkook terima terbilang keras. Bahkan jantungnya sempat berhenti bekerja selama beberapa saat karena kejutan yang tubuhnya terima dari kerasnya benturan. Hal itu cukup sering terjadi pada para korban tabrakan. Jika terlambat ditangani sedikit saja, maka jantung mereka benar-benar tak akan bekerja lagi.

"Jujur saja, Jeon Jungkook, aku masih tak terlalu mengerti."

Untuk pertama kalinya Taehyung bersuara sejak kunjungan pertamanya ke ruang rawat Jungkook. Lengkap sudah hal yang membedakan kunjungan Taehyung kali ini dengan kunjungan-kunjungannya yang lain.

Biasanya, Taehyung hanya datang untuk menanyakan perkembangan keadaan Jungkook pada dokter yang menangani pria itu lalu pulang. Namun kali ini ia menyempatkan diri untuk menetap duduk di kursi yang ada, menghabiskan waktu berjam-jam tenggelam dalam pemikiran sebelum akhirnya berbicara sendiri. Entah apa yang ada di kepala Taehyung saat ini.

"Kita menyukai orang yang sama, bertemu di waktu yang berbeda... Namun menghabiskan waktu yang berbeda pula meski sama-sama berjuang untuk mendapatkan hatinya. Kau dan aku... Apa yang benar-benar berbeda?"

Keheningan kembali mengisi ruang di antara mereka sejak Taehyung memberi jeda. Posisinya masih sama. Taehyung yang duduk di kursi dekat ranjang pasien dan Jungkook yang berbaring disana tak sadarkan diri. Kedua mata Taehyung mengarah pada vas bunga yang tersedia, namun ia tak benar-benar memandangi vas itu. Kembali tenggelam dalam lautan pikirannya sendiri.

"Kuakui meskipun baru sebentar, perjuanganmu untuk Chaeyeon memang sangat besar." Sekali lagi Taehyung menyuarakan pemikirannya. Dalam jeda yang kembali ia ciptakan, ia menolehkan kepala. Bertemu pandang dengan wajah tenang Jungkook yang terlelap dalam ketidak sadaran. Tak ada ekspresi apapun yang ia tampilkan.

"Tapi apa bedanya denganku yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memperjuangkannya? Apa yang berbeda hingga Chaeyeon lebih memilihmu? Yah, memang benar dia tidak pernah mengatakannya. Tapi kau sendiri pasti bisa melihat bahwa gadis itu menyukaimu, kan?"

Mendadak Taehyung ingin tertawa. Bukan karena ia menyadari bahwa ia tengah berbicara sendiri, melainkan karena apa yang ia katakan.

Pedih rasanya saat mengatakan bahwa gadis yang kau cintai menyukai orang lain. Terlalu menyedihkan hingga bahkan ia hanya bisa tersenyum pahit.

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang