26. Scared

318 54 36
                                    

Terkadang keadaan tak memihak kita. Saat kita sedang melakukan sesuatu, keadaan bisa secara tiba-tiba berubah dan mencegah kita. Ada juga orang-orang diluar sana yang tengah berjuang keras, namun lagi-lagi di saat-saat terakhir keadaan memaksa mereka untuk berhenti berjuang. Bagaimana keadaan bisa berubah dengan begitu cepat? Satu-satunya jawaban adalah, karena di sana terdapat campur tangan orang lain.

Sekali lagi. Kita tak hidup sendiri di dunia ini. Banyak orang di antara kita yang mungkin tengah menghadapi masalah serupa dengan kita. Mereka juga berada dalam keadaan yang sama, menunggu keajaiban dimana keadaan akan berubah memihak kepada mereka. Siapa yang tahu bila disaat keadaan tak berpihak pada kita, justru ada orang lain yang harinya berubah baik sebab keadaan memilih berpihak pada mereka. Mungkin merekalah yang usahanya jauh lebih keras dari kita. Mungkin merekalah yang tekadnya jauh lebih kuat dari kita. Mungkin merekalah yang jauh lebih membutuhkan dari kita. Jadi apa gunanya mengeluh pada keadaan?

Namun sekali lagi. Manusia adalah makhluk yang memiliki ego, sebuah sifat yang selalu ada di dalam pribadi seseorang. Setiap orang pasti ingin bahagia bukan? Tentu. Lalu bagaimana bila ada orang lain yang tengah menderita? Apakah kau mau memberikan kebahagiaanmu pada mereka dan kehilangan kebahagiaanmu sendiri? Pasti ada sebagian dari dirimu yang tak rela. Di sanalah ego berada. Kita tak bisa memusnahkannya. Tapi setidaknya, kita bisa menguranginya. Salah satunya, dengan membantu orang tersebut untuk bahagia dengan berbagi kebahagiaan. Sederhana, namun bisa sangat berguna.

Dan lagi-lagi, ego tak selalu bisa ditekan.

Seperti saat ini. Berbagai macam jenis mobil tengah berjejer memenuhi jalanan hingga nyaris tak ada ruang untuk bergerak. Dominasi suara klakson dengan irama yang tak beraturan terdengar begitu nyaring di telinga. Tak jarang juga terdengar beberapa keluhan serta umpatan dari para pengendara yang terjebak di sana. Mereka semua membawa kepentingan mereka serta tujuan mereka masing-masing. Sama-sama diburu oleh waktu yang tak mau berbaik hati menunggu.

Di sanalah Taehyung berada. Berulang kali, ia melirik jam yang melingkar di tangannya, lalu kembali menatap mobil-mobil di depan dan kanan kirinya. Sekali lagi, umpatan keluar dari bibir Taehyung.

"Sial...Ada apa dengan semua orang ini sebenarnya?!!"

Lagi, Taehyung kembali melirik jam tangannya. Bibirnya kembali mengeluarkan umpatan berkat menyadari kenyataan bahwa ia menghabiskan 6 menit pertamanya secara sia-sia. Apa yang harus ia lakukan? Ia harus segera keluar dari kemacetan yang menjebaknya saat ini juga jika ia ingin menyelamatkan Chaeyeon. Namun bagaimana ia bisa menemukan Chaeyeon setelahnya dengan beberapa menit yang tersisa?

"Aarghh! Sial, sial, sial!!"

Taehyung mengerang frustasi. Ia segera mengambil ponsel, kembali mengetik pesan pada nomor yang sejak 6 menit yang lalu telah coba ia hubungi. Setelah mengirim pesan tersebut, fokus Taehyung segera beralih untuk mencari sesuatu yang bisa membawa dirinya keluar dari kemacetan yang menjebaknya.

Seolah ia memang telah diberi kesempatan, pandangan Taehyung langsung terjatuh pada pengendara motor yang juga tengah terjebak di dalam kemacetan itu. Hanya saja, pengendara motor itu berada tepat di samping trotoar, sementara mobil-mobil lain menjebaknya. Beruntung Taehyung masih bisa melihat pengendara tersebut.

Oleh karena itu, tanpa pikir panjang, Taehyung segera mematikan mesin mobilnya, mencabut kunci tersebut lalu berjalan keluar dan menghampiri pengendara tersebut.

Beragam umpatan mengisi indra pendengaran Taehyung saat ia melewati beberapa mobil. Sayangnya Taehyung tak peduli. Toh, mereka hanya akan membuang-buang waktu yang tersisa bagi Taehyung saja.

Before and AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang