Mentari menyapa, menggantikan kelamnya langit malam dengan sinarnya. Sayangnya cuaca sedang tak bersahabat hari ini. Awan-awan hitam terlihat berkumpul di langit, siap menurunkan jutaan tetes air kapan saja. Angin pun turut serta memperburuk suasana dengan bertiup kencang, mengirimkan udara dingin ke setiap penjuru kota. Sinar mentari yang tertutup awan pun tak dapat membantu banyak untuk menghangatkan udara. Bahkan para hewan saja enggan memulai aktivitas mereka.
Meski begitu, Chaeyeon tak bisa melakukan apapun selain meneruskan perjalanan ke sekolah mengingat kewajiban dan tanggungjawabnya. Jujur saja, Chaeyeon merasa mentalnya sedang diuji. Ia sedang berada dalam titik terbawah pertahanannya, dimana ia akan mudah menyerah dan mengalami stres. Terlebih, hari ini adalah hari pertama Il Woo kembali bekerja di perusahaan milik Jonghan. Chaeyeon sama sekali tak bisa berhenti untuk khawatir.
Benar saja. Tepat saat Chaeyeon tiba di halte untuk menunggu bus datang menjemputnya menuju sekolah, hujan turun dengan begitu deras. Tak hanya Chaeyeon yang ada disana. Beberapa remaja dari sekolah lain serta pekerja dan Ibu-Ibu juga menyempatkan diri untuk berteduh. Jadilah karena keadaan yang begitu ramai, Chaeyeon harus rela berdesak-desakan. Bahkan seragam Chaeyeon ikut basah sebab bersenggolan dengan pemuda di sampingnya yang basah kuyup karena hujan. Beruntung bus tiba tak lama setelah itu, sehingga Chaeyeon tak perlu berdesakan lebih lama.
Selang beberapa saat menunggu, bus yang ditumpangi Chaeyeon pun berhenti di halte dekat sekolah. Kini Chaeyeon harus memikirkan cara terbaik untuk sampai di gedung sekolah tanpa perlu membuat dirinya basah kuyup. Sialnya, Chaeyeon meninggalkan jaket dan payungnya di rumah.
Sekarang Chaeyeon hanya bisa diam di halte sembari memperhatikan siswa-siswa lain yang senasib dengannya. Beberapa dari mereka membonceng siswa lain yang kebetulan lewat dengan menaiki motor. Sebagian besar lainnya lebih memilih menunggu bantuan tiba dan berharap guru akan memaafkan keterlambatan mereka. Sedangkan sisanya memilih menerobos derasnya hujan, berusaha berlari di bawah naungan pohon-pohon demi mengurangi intensitas air yang mengenai tubuh mereka.
Chaeyeon diam. Ia lirik jam tangan miliknya. Hanya tersisa sepuluh menit sebelum bel dibunyikan dan gerbang sekolah ditutup. Seketika itu pula Chaeyeon menghela nafas. Sekali lagi, ia melirik ke sekelilingnya dan mendapati lebih banyak siswa yang memilih menerobos hujan.
Tak ingin terlambat dan terjebak disana lebih lama, Chaeyeon memutuskan untuk ikut menerobos hujan. Kakinya pun mulai berlari cepat keluar dari halte. Dalam sekejap, Chaeyeon bisa merasakan air meresap masuk kedalam seragamnya. Tak perlu berpikir dua kali, Chaeyeon bergegas berlari dengan lebih cepat.
Gerbang sekolah masih cukup jauh di depan sana. Chaeyeon yakin ia akan tiba di gedung sekolah dalam keadaan basah kuyup. Namun tiba-tiba saja, Chaeyeon merasakan air yang menghujam kepalanya berkurang. Saat Chaeyeon menengok ke bawah, ia mendapati sepasang kaki lain tengah berlari tepat di sampingnya. Lebih mengejutkannya lagi, Chaeyeon justru mendapati Jungkooklah yang berada di sampingnya. Jaket pria itu bertengger manis di kepala Chaeyeon, melindungi gadis itu dari derasnya hujan sementara ia sendiri membiarkan dirinya basah kuyup.
Chaeyeon masih bungkam saat itu, tak tau apa yang harus ia katakan karena terlalu terkejut. Syukurlah kaki Chaeyeon masih bisa bekerja dengan normal sehingga gadis itu tak akan terjerembab karena tersandung kaki sendiri.
Disisi lain, Jungkook masih fokus menatap ke depan. Tangannya setia merangkul bahu Chaeyeon, menuntun Chaeyeon agar berlari lebih cepat. Ia pun tersenyum simpul, berujar dengan nada mengejek untuk membuat Chaeyeon kesal. "Sudah kuduga kau tak akan membawa payungmu. Masih tak bisa menghilangkan kebiasaan kurang persiapanmu, eoh?"
Chaeyeon bungkam. Ingin rasanya ia menyangkal, namun perkataan Jungkook terasa benar di saat yang bersamaan. Yah, Chaeyeon tak terlalu mempedulikan keadaan sekitar, jadi ia sering kurang persiapan dan bertindak ceroboh. Terpaksa Chaeyeon harus menelan kekesalannya bulat-bulat. Jungkook sendiri tak bisa menahan kekehannya. Ia gemas melihat raut kesal Chaeyeon. Tangan pria itu pun bergerak menepuk-nepuk kepala Chaeyeon yang tertutup jaket, sebelum menarik Chaeyeon agar berada lebih dekat dengannya. Mereka pun berlari bersama dibawah derasnya hujan, dengan sebuah senyum simpul di wajah mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before and After
FanfictionApa reaksimu jika kau melihat sesuatu yang seharusnya tidak bisa kau lihat? Misalnya hantu mungkin? Lalu bagaimana jika kau diberi kesempatan untuk melihat hal-hal semacam itu? Hampir seluruh orang akan menolak kesempatan tersebut. Sialnya, Chaeyeo...